Assalamualaikum wahai para besti ku Ter cantik Ter bohay Ter manis Ter comel Ter aduhai Ter luar biase lah Rajoo!!!
Tolong ya Guys, tolong...
Untuk jangan memplagiat kan cerita karya aku ini, ini adalah cerita pertama ku di wp yang sudah banyak ku buat chapter nya, beda dengan cerita ku yang lain pada tenggelam gak nongol2 lagi dalam otakku...
Jadi guys!
Tolong vote dan komentar nya ya besti ku yang cantik dan plus itu Typo tolong dikasih tau, gue tuh manusia biasa yang kagak sempurna, jadi ya banyak salahnye...
Nah jadi pada lu orang, ya kudu kasih tau!
Jangan kek lamaran kerja gua yang sudah dimodali malah gak balik, alias kagak dipanggil-panggil!
Hiks...
Yaudah deh, selamat membaca!
....
"Kakak!"
Naya tersentak, sontak menengadah menatap wajah adiknya, nafasnya yang tadinya sesak kini mulai teratur, merasa tenang saat merasakan hangatnya telapak tangan adiknya di kedua pipinya dan sedang menatapnya khawatir.
Naya yang sudah bisa mengendalikan emosinya, dengan pelan mulai mengambil nafas pelan secara teratur, seraya menggenggam tangan Evara, berusaha tenang dan menjernihkan pikiran kotornya tadi.
Lagi dan lagi, Naya mengambil nafas dalam, menghembuskan nya pelan, sambil menutup mata dan tak melepaskan genggaman tangan Evara di pipinya. Perasaannya yang tadi kacau kini mulai tenang hanya dengan merasakan kehangatan dari tangan Evara.
Evara hanya melihat dalam diam, tatapannya masih tertuju pada cara bagaimana kakaknya ini berusaha tenang. Melihat bagaimana kakaknya ini hampir kehilangan kendali, Evara jadi merasa ragu untuk bercerita. Dia tak mau Naya kembali panik seperti 4 tahun yang lalu sebab membangkitkan kembali trauma mendalam kakaknya ini kerana dirinya.
Dengan pelan, Evara balik menggenggam tangan Naya lalu mengarahkan ke mulutnya, Evara mencium cukup lama tangan kakaknya, hatinya terasa sedih saat merasakan tangan Naya mendingin.
"Aku tidak akan meninggalkan kakak, tidak akan pernah! kak Naya adalah kakak perempuan ku satu-satunya, jadi ku mohon..." Evara kini menengadah menatap sendu wajah Naya yang tampak lelah.
"Tolong untuk kali ini percaya sama aku, kak. Aku gak akan lagi ninggalin kakak,"
Bagai tembok hancur di terjang ombak, kini air mata Naya tak bisa dia bendung. Dengan cepat dia meraih tubuh adiknya, memeluknya dengan sangat erat lalu menenggelamkan tangisannya dalam ceruk leher Evara. Menggirup lama aroma vanila lembut.
Naya kini merasa bersalah, merasa bersalah karena membuat adiknya sedih. Memikirkan berapa bodohnya dirinya. Bagaimana bisa dia tidak begitu percaya pada adiknya? Padahal kalau Evara ingin meninggalkan nya, pasti saat ini dia tidak bisa melihat wajah manis adiknya sekarang.
Evara balik membalas pelukan Naya, mengelus pelan bahu kakaknya yang bergemetar. Menenangkan Naya dengan kata-kata lembut. Evara terus memeluk kakaknya sampai Naya sudah siap mendengarkan penjelasannya. Membiarkan kegelisahan Naya hilang bersama air matanya.
Hampir lima menit lama nya mereka tetap pada posisi saling memeluk, Naya akhirnya mulai sedikit tenang walaupun masih sesegukan, dengan pelan dia melepaskan pelukan nya lalu menarik panjang nafas dan menghembuskan nya pelan. Berusaha mengatur detak jantung nya yang masih berdegup kencang. Dan terus berfikir tenang dengan mengingat kenangan indah bersama adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Busy Story
Teen FictionMenceritakan tentang kehidupan gadis manis berwajah cuek bernama Evara Thalia Putri. Gadis manis yang memiliki lika-liku kehidupan yang membuatnya hanya bisa menghela nafas lelah. Tentang Evara yang menghadapi kakak perempuannya yang memiliki sifat...