part 5

1.8K 124 7
                                    

part 5
















Jeno yang tengah bersandar pada tembok mendongak menatap kosong pada langit mendung, sementara sebatang rokok yang menyala terapit di kedua belah bibirnya sejak beberapa menit yang lalu.

dia sama sekali tidak perduli saat mendengar suara deritan pintu root top yang terbuka. manampakan yuta yang baru saja keluar dari sana.

"kau gila ... merokok di lingkungan sekolah " ujar yuta mendudukan dirinya di samping Jeno.


Jeno menyesap rokoknya dengan dalam lalu menghembuskannya perlahan, membuat asap putih mengepul dengan tinggi dari mulutnya "kepala ku sakit sekali sejak semalam "

yuta mendecih remeh "jika kepala mu sakit seharusnya kau pergi ke ruang kesehatan dan bukannya duduk merokok di sini "

Jeno menyeringai, dia lalu menutup mata mencoba untuk membuat pikirannya lebih tenang "aku lelah menjadi bodoh ... aku selalu saja melakukan kesalahan "

yuta menoleh pada Jeno sekilas, lalu tersenyum kecil seolah tahu isi pikiran temannya itu

" pikiran manusia itu berbeda-beda ... misalnya saja ...saat kau melihat huruf b  ... maka orang yang ada di sebrang mu akan melihat huruf d ... begitulah kesalah fahaman terjadi ... hal paling mudah yang bisa kau lakukan untuk memperbaikinya hanya satu ... berkomunikasi ..."

jeno membuka matanya dan menoleh pada yuta , merasa tertarik dengan apa yang pria itu ucapkan "apa yang harus aku katakan ?"

yuta mendecak tak habis pikir dengan kelakuan temannya itu "katakan saja apapun yang ada dalam pikiran mu ... katakan apa yang kau rasakan ... juga dengarkan apa yang jaemin ucapkan ... mungkin dengan begitu kalian akan bisa lebih saling mengerti "

*
*
*
*
*


mark berjalan pelan menuju ranjang, dia lalu duduk di pinggiran kasur dan menatap punggung haechan dengan sendu

"haechan ... " panggil Mark mengguncangkan bahu haechan yang masih terlelap dengan miring membelakanginya dengan pelan "bangunlah sebentar ... kau harus makan dan minum obat ... " lanjut Mark lagi.

haechan mengerjap beberapa kali, kepalanya terasa pusing saat dia membuka mata tapi sebisa mungkin dia menahannya dan bergerak untuk duduk, di bantu oleh Mark yang dengan sigap memeganginya. pria itu juga menaikan bantal di belakang punggung haechan agar dia bisa bersandar dengan nyaman.

mark meraba kening dan leher heechan mencoba untuk merasakan suhu tubuhnya "sudah ku duga ... kau pasti akan demam ... kau mungkin akan terkena flu juga "

semalam Mark sudah memakaikan haechan baju tidur miliknya. dia juga membiarkan haechan tidur hingga siang agar dia bisa beristirahat. seperti yang dia katakan, dia memang sudah menduga jika haechan pasti akan demam jadi dia meminta pelayan untuk membuat bubur dan membawakan obat penurun panas.

Mark mulai menyuapi haechan yang dengan patuh menerimanya hingga setelah beberapa suapan haechan berhenti membuka mulut.

haechan menggeleng saat sendok yang Mark pegang berada di depan mulutnya "aku pusing " keluh haechan lemah

"baiklah ... sekarang minum obatnya dan kembali beristirahat ... jika kau tidak membaik kita ke rumah sakit nanti "

haechan mengangguk setuju, dia lalu mengambil Butir obat beserta gelas dari tangan Mark dan segera meminumnya 

"berbaringlah lagi ..."

"tidak ... aku akan kembali ke kamar ku ..." haechan menyingkap selimut yang menutupi kakinya dan bersiap untuk turun dari ranjang tapi Mark segera menahannya

[END]nomin | markhyuck | different things |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang