part 6
"annyeonghaseyo ... " sapa haechan ramah sembari membungkuk pada beberapa suster yang tengah berada di nurse stations.
"ohh... haechanie ... sudah lama tidak bertemu " sapa salah satu perawat senior menghampiri haechan
"iya... belakangan ... aku sedikit sibuk ... " bohong haechan, dia lalu meletakan semua paper bag berisi makanan yang dia bawa di atas meja "aku membawa beberapa makanan ... semoga kalian menyukainya "
"ooh...terimaksih ... seharusnya kau tidak perlu repot-repot "
"tidak apa-apa... suster ... aku ke ruangan ibu ku dulu "
"nde ... "
suster itu tersenyum memperhatikan haechan yang berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ruang rawat ibunya dengan bertopang dada
"anak yang malang " gumamnya prihatin
"memangnya kenapa ?" tanya salah satu suster junior yang tengah membuka plastik makanan yang haechan bawa
"dia masih sangat muda ... masih kelas 3 SHS ... tapi dia sudah harus memikul beban yang sangat berat ... biaya perawatan ibunya cukup mahal " jelas perawat tadi.
"lalu kemana ayahnya ?"
"ayahnya bahkan tidak pernah datang ke rumah sakit sejak ibunya di rawat di sini"
"menurut anda ... darimana anak sekolah seperti dia bisa mendapat uang sebanyak itu ?!" heran pewarat junior sembari memakan sandwich pemberian haechan
"aku dengar ... kekasihnya adalah anak dari salah satu konglomerat ... mungkin mereka bertemu saat di sekolah ... dia itu bersekolah di sekolah elit " seorang perawat yang baru saja datang ikut menimpali percakapan kedua temannya
"beruntung sekali ... aku jadi iri " ujar perawat junior dengan nada bercanda sementara perawat senior yang tadi menyapa haechan hanya bisa tersenyum hambar
"kau tidak akan tahu ... seberat apa konsekuensi menjadi kekasih dari seseorang yang sangat berkuasa " ujar perawat senior mendudukan diri di salah satu kursi
"nde ?!" perawat junior itu bertanya bingung mendengar ucapan seniornya
"tidak perlu di pikirkan " jawab perawat senior itu meminum kopi dari gelasnya. perawat senior itu adalah perawat yang bertugas merawat ibu haechan sejak dia pertama kali datang ke rumah sakit. saat itulah pertama kalinya perawat itu bertemu dengan haechan dan juga Mark. dia juga adalah orang yang Mark minta untuk menelpon haechan dan mengatakan jika pembiayaan rumah sakit ibu haechan di hentikan tempo hari.
*
Haechan berjalan pelan menghampiri ranjang rumah sakit dimana ibunya terbaring dan duduk di sampingnya. Dia sama sekali tidak bisa mencegah air matanya untuk turun ketika melihat wajah pucat dan kurus ibunya yang masih tak sadarkan diri.
"Eomma ..." Panggil haechan lirih, menggenggam tangan sang ibu yang terlihat sangat kurus bak tulang berbalut kulit dan menciumnya "Aku datang ... "
"Apa eomma masih belum mau bangun ?? Eomma tahu jika.... Aku tidak punya siapa-siapa ..." haechan menyeka air matanya yang membasahi pipinya, dan kembali menatap wajah sang ibu
"Aku tidak punya siapapun untuk mendengar ku bicara ... Aku kesepian ... " Lanjut Haechan. Dia terdiam beberapa saat, mengingat tentang banyak kenangan indah yang pernah dia lalui bersama ibunya, membuat bibir plum itu mengukir senyum getir.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]nomin | markhyuck | different things |
Fiksi PenggemarMark to haechan "akan aku tunjukan padamu ... bagaimana caraku bersenang-senang dan memanfaatkan tubuhmu dengan baik " jaemin to Jeno "jika kau menyukai wanita ... kau tidak perlu mengencani ku ... kita adalah sepasang kekasih yang hidup tidak lebih...