part 11
haechan memperhatikan lembar foto rontgen yang baru saja di berikan seorang dokter junior padanya. setelah itu dia kembali memasukan benda itu ke dalam amplop dan menghadap pada ranjang dimana pasiennya masih terbaring di sana.
"tidak ada cedera atau luka yang serius ... luka di kaki anda juga sudah di jahit ... saya sudah meresepkan beberapa obat ... anda boleh pulang setelah menyelesaikan administrasi "
Mark yang sejak tadi hanya diam menatap wajah haechan sama sekali tidak berkedip. sementara pria yang baru Mark ketahui menjadi seorang dokter itu terus berbicara bahkan tanpa sedikitpun menatap wajahnya. haechan bahkan memeriksanya dan menjahit luka di kaki Mark tanpa bicara apapun dan selalu menghindari kontak mata dengannya.
"saya permisi ... " haechan membungkuk pada mark yang masih terbaring di atas ranjang lalu berbalik untuk pergi bersama dokter junior yang sejak tadi membantunya, namun tanpa dia duga pria itu malah menjegal pergelangan tangannya.
haechan menelan ludahnya gugup, otaknya bahkan tidak bekerja dengan baik saat ini. seharusnya dia segera menarik tangannya dari Mark namun yang terjadi malah sebaliknya. dia hanya diam membelakangi pria itu.
setelah beberapa waktu berlalu tanpa ada satupun orang yang memulai percakapan, perlahan Mark melepas tangan haechan "ini bukan mimpi ... kau ... bukan bayangan ku " lirih Mark memperhatikan tangan haechan yang terlepas dari genggaman tangannya
nafas haechan tercekat, dia tidak bisa mempertahankan sikap profesionalnya lebih lama dari ini. dia juga sangat takut jika harus kembali bertemu dengan Mark setelah selama bertahun-tahun berjuang untuk melupakannya. hingga akhrinya dia melangkah pergi tanpa mengatakan apapun.
*
*
*
*
*sepulang dari Jeju jaemin tidak kembali ke rumah, dia menginap di hotel memiliknya sendirian. meski jaehyun menawarkan diri untuk menemani jaemin atau membawanya pulang ke rumah pria itu, jaemin lebih memilih tinggal sendiri di salah satu kamar hotel miliknya.
rasanya jaemin tetap tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi. di setiap hari bahkan di setiap waktu pernikahannya berjalan dengan sangat baik. mereka bahkan tidak pernah terlibat dalam sebuah pertengkaran meski mereka sudah menikah bertahun-tahun.
jaemin yakin dia hanya salah faham. sangat tidak mungkin untuk Jeno menghianatinya tanpa alasan apapun. namun saat ingatan bagaimana Jeno terlihat begitu bahagia dengan keluarga kecilnya bersama orang lain, jaemin merasa sekujur tubuhnya mendadak menjadi sangat dingin dan gemetar.
jaemin menekuk kedua lututnya, memeluk kedua lutut itu hingga meringkuk di atas ranjang yang luas. air mata bercucuran dari kedua mata jaemin saat perasan sakit, kecewa dan ketakutan muncul dengan begitu besar dalam dadanya. membuat tubuh ringkir itu bergetar dengan hebat.
jaemin menikahi Jeno saat mereka masih berkuliah, kala itu kakek jaemin meminta mereka segara melangsungkan pernikahan tanpa mengatakan alasannya. hingga beberapa bulan kemudian kakek jaemin meninggal dunia. meski begitu jaemin masih bisa menjalani hidupnya dengan cukup baik dan lagi-lagi tuhan membuat dunia jaemin kembali runtuh saat ibunya mendadak meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas.
jaemin yang merasa sebatang kara menggantungkan seluruh jiwa dan raganya pada Jeno, dia mempercayai pria itu bahkan lebih daripada dia mempercayai dirinya sendiri. bahkan hingga saat ini jaemin masih tidak bisa mempercayai kenyataan bahwa suaminya itu sudah menghianati dirinya. jaemin bahkan tidak tahu jika dirinya saat ini berada di dalam mimpi atau dunia yang nyata. semuanya begitu kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]nomin | markhyuck | different things |
FanfictionMark to haechan "akan aku tunjukan padamu ... bagaimana caraku bersenang-senang dan memanfaatkan tubuhmu dengan baik " jaemin to Jeno "jika kau menyukai wanita ... kau tidak perlu mengencani ku ... kita adalah sepasang kekasih yang hidup tidak lebih...