part 19
Jeno baru saja keluar dari ruang PICU, dirinya yang masih merasa begitu lemah berjongkok di ujung lorong rumah sakit sendirian. tadi, setelah banyak dokter berjibaku selama beberapa jam untuk menangani Arin yang tak sadarkan diri dengan kondisi paru-paru yang penuh air, akhirnya bayi itu bisa kembali bernafas meski masih di bantu peralatan medis. kondisinya juga masih belum stabil hingga dia di tempatkan di ruangan khusus untuk mendapat perawatan yang intensif.
"Jen... "
Jeno yang tengah menunduk mengusap wajahnya yang basah karena air mata dan berdiri
"kau datang.... " ujarnya lemah ketika melihat Mark sudah berdiri di depannya
Mark mengangguk "haechan menelponku dan menceritakan semuanya ... dia dan yuta sepertinya sangat sibuk hingga belum datang ke sini "
"emmm.... tidak apa-apa ... aku mengerti " sahut Jeno lemah dan berjalan untuk duduk di kursi tunggu yang ada di lorong rumah sakit membuat Mark juga ikut melangkah mengikutinya
"bagaimana keadaan Arin sekarang ? " tanya Mark setelah dia duduk di samping Jeno
Jeno tersenyum pahit , satu persatu butiran air mata kembali jatuh dari pelupuk matanya "kondisinya kritis ... "
Mark menepuk pundak Jeno pelan mencoba untuk menenangkannya "dia akan baik-baik saja ... percayalah "
*
setelah memastikan semua berjalan dengan baik di rumah sakit, jeno akhrinya memutuskan untuk pulang ke rumahnya sebentar. bagaimanapun juga Jeno merasa khawatir pada jaemin yang dia tinggalkan di rumah bersama dengan ji Eun dalam kondisi yang tidak begitu baik.
Jeno yang tengah mengendarai mobilnya memasuki halaman rumah tanpa sengaja melihat siluet seseorang yang tengah duduk sendirian di tengah taman. dan meski tidak jelas, Jeno bisa tahu jika orang itu adalah jaemin hanya dari siluet kasar pria itu.
"na ... " panggil Jeno mendudukan dirinya di samping jaemin "kau sedang apa ? ayo masuk .... udaranya sangat dingin ... " lanjut Jeno lembut sementara jaemin hanya diam menatap wajah Jeno dengan lekat.
Jeno menarik salah satu tangan jaemin dan menggenggamnya dengan bibir yang terus menyunggingkan senyuman. tangan putih jaemin terasa sangat dingin, mungkin karena dia sudah terlalu lama berdiam diri di luar saat suhu rendah.
"na .... apa yang harus aku lakukan ??? aku tidak bisa melihat mu seperti ini lagi " tanya jeno putus asa. dia tahu dengan jelas jika jaemin tidak akan menjawab pertanyaannya apalagi memberikan solusi untuk pertanyaan Jeno. namun setidaknya pria itu hanya ingin bicara untuk mengurangi beban yang ada di dalam hatinya.
###########
"melihat kondisinya saat ini ... akan jauh lebih baik jika dia di rawat di rumah sakit jiwa... tuan Na akan mendapat perawatan yang lebih intensif dan jauh lebih baik di banding perawatan di rumah "
Jeno yang baru saja mendapat penjelasan dari dokter mengenai kondisi jaemin menggeleng "tidak ... bagaimana mungkin aku memasukan jaemin ke rumah sakit jiwa ?!" tanya Jeno tak percaya " dia ... dalam keadaan seperti ini jaemin tidak bisa melakukan apapun tanpa aku" sanggah Jeno menolak saran dari dokter dengan halus.
"anda tidak perlu khawatir ... di sana akan ada suster yang siap menjaga tuan Na selama 24 jam ... dia benar-benar membutuhkan perawatan ... pikirkanlah ... jika hari ini dia tanpa sengaja mencelakai bayinya ... bukan tidak mungkin di waktu yang akan datang dia juga bisa mencelakai dirinya sendiri " jelas psikiater itu lagi mencoba untuk meyakinkan jeno
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]nomin | markhyuck | different things |
FanfictionMark to haechan "akan aku tunjukan padamu ... bagaimana caraku bersenang-senang dan memanfaatkan tubuhmu dengan baik " jaemin to Jeno "jika kau menyukai wanita ... kau tidak perlu mengencani ku ... kita adalah sepasang kekasih yang hidup tidak lebih...