CHAPTER 17

3.7K 338 31
                                    

'Becky...'

Satu nama yang memenuhi kepala Freen beberapa hari terakhir, membuatnya tidak fokus apalagi setelah kejadian di pinggir pantai malam itu.

Semakin lama Freen memikirkan Becky, semakin juga Freen merasakan rasa berat yang ada di dadanya. Ini bukan tentang bertemunya mereka kembali, tapi ini tentang perasaan Freen yang terasa bimbang.

"P'Freen.."

"..."

"P'Freen!"

"Huh?" respon Freen ketika tersadar dari lamunannya

"Ada apa phi? Apakah sesuatu terjadi?" tanya wanita bersama Film yang merupakan adik dari Charlotte

"Tidak apa-apa."

"Apa phi bertengkar dengan P'Charlotte sehingga melamun?"

"Tidak, semuanya baik-baik saja." Freen diam sejenak lalu mengubah pembicaraan mereka. "Jadi, ada keperluan apa kamu kesini?"

"Aku ingin bertemu dengan P'Charlotte, apakah dia ada dirumah?"

"Ya. Dia ada dirumah dan kenapa kamu tidak menelponnya saja?"

"Jika dia mengangkat telponku, aku tidak akan berada disini phi." jawab Film

"Mungkin dia masih tidur, ini masih pagi dan ya kamu tahu mungkin juga kelelahan menjaga Yutha."

"....Benar juga."

"Datang saja kerumahnya, aku bisa pastikan ada disana."

"Baiklah kalau begitu aku akan datang kesana saja.."

"...."

"Sampai jumpa phi."

Freen mengusap wajahnya sendiri lalu duduk di kursi. Tangannya mengambil ponsel lamanya ketika di inggris, ia membuka galeri dan memandang foto masa lalu dirinya dengan Becky.

'Apakah masih ada kesempatan kita kembali seperti ini?'

Freen menghela nafas beratnya dan meletakkan kembali ponselnya di dalam tas. Ia berdiri dari duduknya dan berjalan-jalan ketempat lain daripada bosan.

"Nong Fai."

"Khun Boss.." wanita bernama Fai itu menyapa kembali Freen sambil tersenyum

"Apa kamu mau pergi ke pabrik untuk membeli keperluan cafe?"

"Ya boss, apa boss ingin menambahkan list baru selain list kemarin?"

Freen berjalan kearah Fai dan mengambil list yang Fai pegang. "Biar saya saja yang pergi kesana."

"Huh?"

"Saya saja yang kesana. Uang yang saya berikan kemarin kamu bagikan saja pada bagian dapur." ucap Freen

"Baik boss."



﹌﹌﹌﹌﹌﹌

Setiap kali Becky melihat Freen, dirinya selalu menghindar sejak kejadian ciuman beberapa hari yang lalu. Sebisa mungkin dirinya tidak bertemu Freen tapi Freen selalu datang ke tempat kerjanya hanya membeli beberapa bahan dan mengajaknya berbicara.

Dan setiap kali Becky memikirkannya, Freen selalu muncul di hadapannya seperti sekarang. Wanita itu berjalan masuk dari pintu utama pabrik dan berjalan semakin dekat kearahnya.

"Apakah ada yang bisa saya bantu, Khun Freen?"

"Saya ingin membeli beberapa sayuran, bisakah anda membantu saya untuk memilih?" tanya Freen

Becky memutar bola matanya malas. "Khun mempunyai dua mata, dua tangan dan dua kaki. Kenapa harus meminta bantuan saya?" kali ini Becky bertanya sambil menatap Freen

FIRE LOVE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang