KELUARGA MILIARDER

207 28 7
                                    

2 Maret 2021, Hari yang cerah namun gelap bagi keluarga Alvarendra, hari di mana pilar keluarga itu meninggal karena kecelakaan pesawat, orang tua 5 bersaudara dari salah satu keluarga miliarder terkaya di dunia kini telah meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.

2 Tahun telah berlalu sejak kejadian itu, dan kini keluarga Alvarendra telah meresmikan penerusnya, Azlan Revano Alvarendra yang saat ini berumur 20 tahun.

11 April 2023*

" Oii, Bry bangun ga, udah pagi masih tidur aja," ucap Azlan yang muak setelah berkali-kali membangunkan Bryan, adik keduanya yang sangat susah di atur.

" Duh iyaa ini juga bangun, ampun dah, orang mau istirahat aja ga boleh," gerutu Bryan sambil membereskan tempat tidurnya dengan kesal.

" Mandi, habis itu sarapan, bibi udah masakin di bawah, cepet awas aja kalo tidur lagi," Azlan kembali memperingatkan adiknya.

"Y," jawab Bryan yang sudah muak dengan omelan kakaknya.

" Pagi yang cerah kakak-kakak dan adik-adikku di dunia tipu-tipu ini ~~" seru Bryan.

" Pagi kak," jawab Tristan dan Hugo singkat.

" Pagi, bangun juga ya, ga mati aja sekalian jam segini baru bangun," jawab Darel ketus.

Bryan mengerutkan alisnya dan mengambil ancang-ancang untuk membalas kakaknya yang satu itu.

"Shhh masih pagi, Bryan duduk, semuanya cepat makan dan kita berangkat bareng ke kampus," lerai Azlan yang tidak ingin di rumahnya terjadi perang dunia ketiga apabila kedua kakak dan adik itu bertengkar.

Mereka semua segera menghabiskan sarapannya, memang seperti inilah rutinitas pagi hari mereka, di awali Bryan yang selalu membuat masalah tiap pagi, Darel yang tidak bisa sabar menghadapi kelakuan adiknya itu, dan Azlan yang selalu menjadi penengah di antara mereka, hingga Tristan dan Hugo yang menanggapi seperlunya saja, suasana yang cukup melelahkan namun itulah yang membuat suasana rumah mereka menjadi hidup kembali setelah kematian kedua orang tua mereka yang membuat rumah itu terasa seperti peti mati tanpa ada kehidupan di dalamnya.

" Kami berangkat dulu bi Ina," pamit Azlan pada bibi yang menjaga mereka sejak kematian orang tua mereka.

" Iya tuan, hati-hati di jalan," jawab bi Ina.

Mereka naik ke mobil dan segera menuju kampus dengan suami Bi Ina yang mengantar mereka.

" Kak Bryan, dosen yang mengajar kelas kakak minta tolong padaku agar kakak tidak terlalu banyak membolos saat pembelajaran," ucap Tristan membuka pembicaran di mobil itu.

" Bryan, kau bolos lagi?!," seru Azlan dan Darel bersamaan.

" Mana ada!, aku dispen kali, kalian kan juga tau kalo aku kapten basket di kampus, kebetulan juga kemarin ada sparing, jadi aku dispen, ya walau ga pake surat sih," elak Brian.

Darel sudah benar-benar siap melayangkan satu pukulan ke adiknya yang bicara santai dan seenaknya itu, namun dirinya berhasil di cegah oleh Azlan tepat sebelum pukulannya benar benar mengenai Bryan.

"Rel, berapa kali ku bilang jangan main tangan sama adikmu sendiri," ucap Azlan.

" Maaf." Sesal Darel.

Tidak hanya sekali dua kali Bryan membolos kelas dengan alasan dirinya yang merupakan kapten basket, hingga mereka muak, dan di saat yang seperti ini lah Azlan selalu turun tangan menasehati adiknya itu.

"Hah.... Yang namanya dispen ya harus pake surat Bry, udah berapa kali juga kamu alasan jadi kapten basket lah, sparing lah, ngelatih lah, kamu anggota keluarga Alvarendra, ingat itu. Jangan coreng nama baik keluarga yang selama ini udah di bangun sama Ayah Bunda," jelas Azlan.

Mereka semua terdiam ketika Azlan sudah menyangkut pautkan Alvarendra dalam penjelasannya, seakan marga itu merupakan borgol yang membatasi mereka.

" Oke fine aku ngerti,maaf, aku ga bakal ngulangin lagi hal itu," ucap Bryan.

" Kak, sudahi pertengkaran ini, lagi pula kak Bry sudah minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi hal itu lagi kan," ucap Hugo menenangkan kakaknya.

" Baiklah kita sudahi ini sampai di sini, ingatlah janjimu Bry," ucap Azlan.

" Baik...," ucap Bryan yang mengakhiri percakapan tidak mengenakkan itu.

Selama perjalanan mereka diam hingga mereka tiba di kampus mereka.

Laut dan Ceritanya [[ Hiatus ]] [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang