2 Hari berlalu semenjak insiden penculikan itu terjadi, kini Velicia berada di kediaman Emberlyn dengan alasan keselamatannya, karena orang-orang yang terlibat dengannya pasti akan berusaha mencari kemudian membunuhnya.
Kediaman Emberlyn*
Velicia tidak sadarkan diri selama 2 hari lamanya karena dia mendapat luka paling parah akibat insiden ledakan itu, kini dia membuka mata dan menyadari langit-langit rumah yang asing baginya. " Ughh, kepalaku.... ini... di mana?"
" Sial, apa pak tua itu berhasil menangkapku? Aku benar-benar harus pergi dari sini sekarang juga," ucapnya sembari bangkit dari tempat tidur dan berniat melompat keluar dari jendela seperti tidak peduli akan nyawanya.
Beruntung Melody yang datang untuk mengecek keadaan Velicia saat itu melihatnya dan berhasil mencegah tindakan nekatnya. " Velicia! Menjauh dari sana!"
Velicia yang mendengar teriakan dan genggaman tangan yang menghampirinya setelahnya mengurungkan niatnya. " Mel? Kau juga ada di sini? Sial, apa para tuan muda itu tidak bisa melakukan tugas mereka dengan benar."
" Sekarang kita harus benar-benar keluar dari sini, aku tidak tahu ini lantai berapa dan mengapa pak tua itu menempatkan kita di sini bukannya di loteng.... Ah kau dari mana tadi? Jangan berkeliaran di tempat yang kita tidak tahu seperti itu," oceh Velicia tanpa memberi kesempatan Melody untuk menjelaskannya.
Melody meletakkan tangannya di mulut Velicia untuk membuatnya bungkam sementara. " Sekarang tenanglah, kau berada di kediamanku, kita sudah selamat."
Perkataan itu membuat hati Velicia tenang sekaligus membuat kakinya lemas karena sejak tadi dia memaksakan dirinya untuk berdiri.
" Hah... Syukurlah.... Aku kira kita tertangkap lagi... Maaf karena baru sadar aku jadi tidak bisa menilai sesuatu dengan benar."Melody mengulurkan tangannya untuk membantu Velicia berdiri.
" Ayo, kau belum pulih sepenuhnya, kau masih membutuhkan istirahat.""Baiklah... terima kasih," ucap Velicia dengan menerima uluran tangan Melody yang membawanya duduk kembali di kasur.
Melody duduk di samping Velicia sebelum dia akhirnya benar-benar memarahinya atas tindakannya tadi.
" Kau benar-benar tidak berubah.... Bagaimana bisa cara pengambilan keputusanmu tetap sangat buruk seperti dulu, kau tahu ini lantai berapa? Kau sedang berada di lantai 3, apa kau tidak sayang dengan nyawamu sendiri?"Melody terus mengomel hingga membuat Velicia merasa sedikit lelah mendengarnya. " Baik...baiklah aku minta maaf, aku mengerti jika aku salah... tapi memang lebih baik aku merelakan nyawaku daripada harus menjadi boneka lagi seumur hidupku."
Melody menganggukkan kepalanya mendengar pengakuan itu. " Baguslah kau menyadari kesalahanmu, tapi jangan bertindak gegabah seperti nyawamu hanyalah mainan yang bisa kau lepaskan kapan saja."
Melody bangkit dari duduknya dan mengambil handphone nya. " Aku akan mengabari kak Felix jika kau sudah sadar."
" Ah apa kakakmu dan para tuan muda itu sedang keluar sekarang?" Tanya Velicia.
Melody mengangguk dan menjelaskannya. " Mhmm, mereka sedang keluar untuk mencari rekam jejak keluargamu sekaligus pihak-pihak yang terlibat."
" Ah begitu... lalu bagaimana dengan Evelyn, maksudku nona keluarga Lawrence?"
Melody sibuk dengan handphone nya karena kakaknya tidak menjawabnya walaupun dia sudah menelepon berkali-kali sehingga dia berakhir mengabarinya lewat pesan. " Ah maaf... aku sedang sibuk dengan pikiranku tadi, Eve sudah dipulangkan kembali ke kediamannya, dia juga sudah berangsur membaik sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut dan Ceritanya [[ Hiatus ]] [ Slow Update ]
Teen Fiction{ On Going } Kisah yang bercerita tentang perjalanan 5 bersaudara yang mencari kebenaran murni dari kenyataan yang bercampur dengan kebohongan, kebenaran yang sudah lama tenggelam di laut dalam, misteri yang belum terungkap. Kisah sebuah keluarga ya...