Ketika langit jingga yang temaram diselimuti udara kotor penuh jelaga, kepulan asap polusi membawa serta peluh, lelah dan keluh kesah. Jam setengah enam sore adalah saat mereka semua berhambur keluar—entah itu buru-buru pulang ke rumah atau buru-buru makan seperti yang kurasakan sekarang. Akibat sering pulang sore, perut ini harus sedikit bersabar untuk mendapatkan makanan sebab empunya sedang sibuk melakukan persiapan masuk Universitas.
"Shiela, mau kesel sampai kapan?"
Matanya yang teduh berkeling menatapku, nyaliku seketika ciut untuk memarahinya. Padahal hari itu Hosea janji akan memberiku bekal nasi goreng sosis yang dibentuk gurita, tetapi ia mengingkarinya sebab sosis di rumahnya habis.
"Aku nungguin banget tau! Aku udah bayangin sosisnya yang lucu!" Kedua tanganku membentuk bola di udara seperti menggambarkan kepala gurita yang kumaksud.
"Kan udah kubilang, sosisnya tidak sengaja dipakai ibuku untuk masak." Hosea meraih tanganku yang sedang berjalan naik ke trotoar tinggi di sampingnya.
"Makanya ditandai dong sosisnya!" kataku kesal.
"Emangnya aku anak kecil? Sini turun! Nanti jatuh, lho!" Hosea terdengar kelelahan, tetapi ia masih menggandengku dengan erat.
"Nggak mau! Pokoknya aku masih kesel kalau belum makan nasi goreng sosis!"
Keseharianku bersama Hosea selalu seperti itu. Namun ia tak pernah marah dengan sikapku yang menjengkelkan. Hari itu pun Hosea menertawakan diriku yang kekanak-kanakan. Sebenarnya aku ingin menjadi wanita dewasa yang keren, tapi aku malah memperlihatkan diriku yang buruk.
"Ya udah, nanti beli sosis dulu ya. Sini turun, sebentar lagi kita mau nyebrang."
Di saat seperti itu pun Hosea masih mengusap punggung tanganku dengan lembut. Dia tidak pernah memarahiku, itu sebabnya aku jadi egois.
"Udah ngerasa lebih baik belum, Shiel?"
"Belum. Hos, aku punya ide. Gimana kalau kamu peluk aku?" ucapku sembari menggodanya.
Hosea mengangkat kedua alisnya seperti terkejut, kemudian ia tertawa canggung dan menjentikkan jarinya di keningku. "Ada-ada aja! Kita ke supermarket dulu yuk, beli sosis!"
Ketika ia salah tingkah, lesung pipinya langsung mencuat dan itu membuat lututku lemas seperti agar-agar, aku meleleh dibuatnya. Kira-kira hampir setiap hari ia selalu meluluhkan hatiku seperti itu, rasanya sangat memabukkan. Untung saja Hosea bukan sejenis minuman keras, soalnya aku bisa gagal ginjal karena terlalu menyukainya.
"Yeyy, yeyy! Kita ke supermarket!! Asikkk!! Asikk!" Walaupun sudah kutahan agar terlihat keren, tetapi badanku melonjak-lonjak dengan sendirinya.
"Coba kamu liat wajahmu di cermin sekarang, mirip bocah SD tau, hahaha." Hosea menoyor kepalaku, kemudian ia mengusapnya dengan lembut.
"Bodo amat! Wlee!" rutukku sambil menjulurkan lidah.
Hosea selalu memenuhi keinginanku karena ia suka sekali melihat wajahku yang ceria, ia selalu mengataiku seperti bocah SD itu yang membuatnya jadi sering menggodaku.
"Besok makan nasi goreng sosis buatan Hosea!! Yey, yey, yey!"
Aku tidak sabar makan nasi goreng sosis buatan Hosea, karena sosisnya dibentuk seperti gurita, karena ada telur mata sapinya, karena ada sedikit wortel, kacang polong dan jagung rebusnya dan karena itu buatan Hosea.
"Tunggu besok ya, Shiela."
Saat itu mungkin aku terlalu gembira. Mungkin aku terlena melihat senyumnya yang menawan. Mungkin aku lupa bahwa dunia bukan milik kita berdua. Jika cinta itu buta, kuakui memang benar sebab aku tak menghiraukan lampu lalu lintas yang masih hijau. Aku terlalu fokus dengan Hosea sampai tak bisa melindunginya dari monster beroda empat yang datang tanpa aba-aba.
Ketika surya tenggelam, truk besar itu melindas badannya tanpa belas kasih. Aku bersumpah dapat mendengar tulang belulangnya yang gemeretak, tubuhnya tergiling ke sela-sela mesin yang tak terlihat.
Namun aku tak bisa bergerak, mataku tak mau terpejam. Bahkan, tak ada teriakan yang berhasil keluar. Tenggorokanku seperti dicekik dan napasku seperti tercekat di kerongkongan. Aku menyaksikan kekasihku meregang nyawa tanpa bisa menolongnya. Genangan darah yang membasahi jalan, membawa Hosea pergi untuk selamanya.
♡
Halo guys! Gimana setelah baca prolognya? Apa kalian mau lanjut baca?
Maaf ya, lagi-lagi prolognya sudah diwarnai bumbu kematian.
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote atau komen, itu sangat berarti buatku. Soalnya aku jadi semangat nulis ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Surya Tenggelam
Romance🏆 SPOTLIGHT ROMANCE OF JANUARY 2024 - WATTPADROMANCEID Nasi goreng sosis yang dibentuk gurita adalah permintaan terakhirnya sebelum Hosea pergi. Namun, Hosea-sang cinta pertama meninggal dalam kecelakaan sepulang sekolah. Memori yang indah terpaksa...