"Dalam tubuh ini, Dion yang asli sedang tidur. Tubuhku dirasuki arwah yang bukan anak SD—seorang laki-laki bernama Hosea. Perasaan 'ingin hidup' Hosea sangat kuat. Tadinya aku nggak mau melanjutkannya, tapi karena tahu hubungan kalian berdua penuh kebahagiaan jadi aku diam sebagai Hosea agar kalian bisa melanjutkan cinta kalian."
Setelah pengakuan tak terduga itu, Dion menceritakan tentang dirinya yang sering mengalami kerasukan dan dijadikan media oleh beberapa roh yang tidak bisa meninggal dengan tenang. Itu sudah terjadi sejak ia berusia 3 tahun. Saat kecil ketika ia ingin bermain petak umpet, tubuhnya menolak dan ingin menggambar di kamar, tanpa sadar Dion mengikutinya. Setelah besar, ia sadar bahwa tubuhnya sedang digunakan roh lain.
"Saat memanggil nama lengkap Bu Shiela waktu kelas 1 SD, itu juga bukan kehendakku. Aku merasa aneh, tapi akhirnya aku paham karena roh Hosea ini merasuki tubuhku. Setelah pingsan selesai membuang sampah kemarin, aku bertemu lagi dengan Hosea di alam bawah sadarku. Lalu aku meminta Hosea untuk berhenti, karena aku punya kehidupanku sendiri."Dion membuang tatapannya ke sudut ruangan, ia enggan menatapku lagi.
Tubuhku langsung gemetar begitu mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya. Aku tak bisa membendung tangisanku dan air mata pun mengalir deras.
"Bu Shiela, sebenarnya aku suka Aruni. Aku juga ingin ngobrol dengan keluargaku, teman-temanku dan Aruni. Di alam bawah sadar, Hosea mendengar suara hatiku yang seperti itu, kemudian ia memintaku melakukannya sekali lagi, ia janji itu yang terakhir dan permohonannya adalah pergi ke Sea World bersama Bu Shiela."
Perutku terasa mual, tubuhku bereaksi dengan kenyataan yang tak dapat kuterima. Bahkan di saat perasaanku melambung tinggi, semua yang ada di sekelilingku jatuh ke bawah, hancur berkeping-keping. Kebahagiaan yang tengah kurasakan bagaikan fatamorgana di tengah padang pasir yang gersang, padahal aku tahu tidak ada oasis di sana. Kenapa aku masih haus akan kehadirannya?
"Bu Shiela, tadinya aku ragu karena aku takut melihat Bu Shiela menangis tapi aku punya kehidupanku sendiri, aku juga ingin bahagia. Jadi aku hanya bisa melakukannya sampai sini. Hosea menitipkan surat ini untukmu, surat ini kutulis sendiri tapi semuanya adalah perkataan Hosea. Maaf ya, Bu. Aku harus pulang." Dion meletakkan sebuah surat yang dilipat kecil di atas meja makan, ia kemudian meninggalkanku sendiri bersama nasi goreng yang masih terasa hangat.
Surat yang ditulis di selembar kertas putih itu akhirnya kubuka. Dengan air mata yang masih berlinang dan napas yang sesak, ku beranikan diri untuk membacanya. Suasana yang semula hangat, terasa begitu dingin dan menusuk. Aku seperti tenggelam, jatuh ke dasar dan tak bisa kembali ke permukaan.
~•~
Shiela, selama ini aku selalu ada di hadapanmu. Ingatlah itu. Selamanya, jangan lupakan aku.
Aku sangat bahagia bisa bertemu dengan Shiela yang sudah berusia 27 tahun. Maafkan aku, karena menjadi pacar yang buruk yang selalu membuatmu menangis. Terima kasih sudah mencintaiku.
Hiduplah dengan baik untukku. Aku mencintaimu. Selamanya.
~•~
Kenyataan yang ditinggalkan dalam sepucuk surat membuatku sadar bahwa Hosea tidak akan pernah hidup kembali. Harusnya aku bisa menerima kenyataan itu walaupun terus menyakitiku. Namun setidaknya, berkat bantuan Dion aku dapat mendengar suara hati Hosea. Walaupun hanya beberapa hari, aku sangat berterima kasih sebab anak itu telah membantu kami bertemu kembali.
Pada akhirnya, besok aku akan melalui hari-hari yang berat seperti biasa. Setelah mendengar pesan bahwa Hosea ingin aku hidup dengan baik, kurasa aku harus melakukannya agar kekasihku bisa meninggal dalam damai. Hosea pasti tersiksa melihatku yang terus hidup dalam penyesalan dan terbelenggu masa lalu, sampai-sampai rohnya masuk ke anak SD dan kami membebaninya dengan kisah-kisah yang seharusnya belum ia pahami.
Hosea. Maafkan aku karena selama ini selalu menjadi pacar yang merepotkan, bahkan saat kau tak ada.
Perjalanan ke Sea World dan kebersamaan yang kukira akan bertahan lama ternyata cukup sampai di sini. Walaupun begitu, aku tetap bersyukur dan berterima kasih sebab Hosea telah melakukannya untukku.
Jika Hosea ada di sini, aku ingin mengucapkan bahwa aku sangat mencintainya. Aku ingin mengucapkan itu jutaan kali, aku ingin memeluknya dan takkan kubiarkan Hosea menyebrangi perempatan sialan itu. Aku benci saat ingat kejadian dimana Hosea ditabrak truk, kenapa Hosea yang baik hati itu tidak meninggal karena tidur saja, kenapa harus ditabrak truk di depan mataku. Mengapa kisah cinta kami berdua begitu singkat? Kenapa Hosea meninggalkanku begitu cepat?
Seandainya Hosea masih hidup, seandainya dia masih di sini bersamaku, seandainya aku tak memaksa Hosea untuk membuatkan bekal nasi goreng sosis, mungkin kami tak akan menyebrangi jalan itu. Mungkin kami masih bersama-sama, melakukan banyak hal bahagia lainnya. Pergi ke Sea World bersama-sama, menikah, punya anak dan memiliki rumah tangga yang harmonis seperti yang selalu kuimpikan.
Namun, kematian adalah takdir yang tak bisa diubah. Aku hanya bisa berandai-andai dan berkhayal pada hal yang tidak akan mungkin pernah terjadi. Tidak akan pernah Hosea hidup lagi.
***
Saat kembali mengajar keesokan harinya, kulihat Dion terlihat berubah. Anak itu seperti tidak ingat apa pun tentang hal-hal yang kami lalui belakangan ini. Dion menjadi Dion yang biasanya, seperti anak kelas 6 SD pada umumnya. Ia terlihat lebih senang dari biasanya—bermain dengan yang lain dan tertawa riang tanpa beban.
Tak kulihat lagi aura Hosea di dalam dirinya. Sesekali anak itu melihatku sedang melamun, tapi Dion sudah tak bersimpati seperti saat dirinya dirasuki roh Hosea. Benar, kini anak itu sudah kembali ke dunianya sendiri. Seharusnya aku senang akan hal itu. Jika sampai aku merusak hidup Dion, bukankah aku sama saja seperti pengendara truk yang menabrak Hosea?
Langit mendung membawa angin kencang dan gumpalan awan hitam di udara, sebentar lagi hujan deras akan segera turun membasahi tanah gersang, membiarkan aroma tanah menguar ke sela-sela ventilasi. Bersama hujan yang turun, akan kuhanyutkan perasaan sedih ini dan menerbangkan rasa sakitku ke udara.
Hosea, jika saat ini kamu melihatku di suatu tempat yang tak dapat kutembus, ketahuilah bahwa berkat kejadian ini aku telah mempelajari sesuatu. Bahwa ikhlas adalah hal paling berat yang dapat ditanggung manusia tetapi paling mudah diucapkan. Namun begitu, setelah kepergianmu, tanpa sadar aku telah berubah dan keluar dari zona nyamanku yang selalu bergantung padamu, aku bisa melakukan banyak hal sendirian selama ini.
Hosea, kamu tahu tidak? Aku tidak pernah mencoba untuk berpacaran dengan siapa pun sebab tidak punya ketertarikan lagi selain denganmu, aku tidak pernah makan nasi goreng lagi setelah kepergianmu. Oh ya, sekarang aku juga punya anemia karena sering bergadang, makanya tidak bisa minum teh terlalu sering, padahal kamu tahu kan, aku suka sekali Thai tea yang dijual dekat rumahmu. Kakak penjual Thai tea itu sekarang sudah punya toko es krim, lho. Waktu cepat berlalu ya, Hos?
Hos, aku sudah bisa masak nasi goreng sosis. Aku sudah pintar Matematika dan aku sudah berani berbicara di depan umum. Aku juga berhasil pergi ke kota lain untuk merantau sendirian. Kamu pasti terkejut, kan?
Aku akan menjalani hidup dengan sebaik-baiknya seperti katamu, walaupun ada luka yang tak bisa hilang kurasa aku bisa menghiasinya dengan plester warna-warni. Kamu tahu kan maksudku? Jadi Hos, beristirahatlah dalam damai, tunggulah hingga takdir menjemputku dan mengantarku bertemu denganmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Surya Tenggelam
Romance🏆 SPOTLIGHT ROMANCE OF JANUARY 2024 - WATTPADROMANCEID Nasi goreng sosis yang dibentuk gurita adalah permintaan terakhirnya sebelum Hosea pergi. Namun, Hosea-sang cinta pertama meninggal dalam kecelakaan sepulang sekolah. Memori yang indah terpaksa...