3. Ice Cream

722 28 0
                                    

Seorang pria tampan, bibir tebal berwarna merah, berpostur tubuh tinggi tegap sedang bermain tennis meja dengan teman nya.

"Tidak salah, dulu waktu kita sekolah, kita selalu menjadi pemenang dalam setiap perlombaan, ternyata skill kita memang imbang." Puji Draco, untuk mereka berdua.

Draco Barnes Rexton.

Kaya, tampan, pemberani, dia tidak pernah takut pada apapun.

Jika kalian berpikir bahwa Draco seperti bayangan kalian seorang CEO, salah. Dia tidak se-kaya itu, tapi dia bisa dibilang cukup kaya dengan usianya yang 28 tahun.

Wanita selalu tergila-gila dengan pesona Draco, Draco hampir bosan di kelilingi wanita cantik, bahkan jika ia mau, dia bisa mendapatkan sepuluh wanita dalam satu malam.

"Kau tentu masih jauh di bawah ku." Elak Valerius.

Valerius atau memiliki sapaan Rius, adalah teman sekolah Draco, mereka berdua berteman baik sejak sekolah.

"Ayolah kawan, kita harusnya bercinta, kau selalu gila dengan olahraga, sampai lupa kita ini mempunyai barang yang bisa di hisap. Ouuuhhhh." Ucap Rius meletakan raket tennis sambil membayangkan.

"Katakan padaku, kapan terakhir kau bercinta teman?" Tanya Rius melempar selembar tisu yang sudah is remas.

Puuwwww

Tisu itu mengenai mata Draco.

"Kapan-pun aku ingin." Jawab Draco enteng.

"Nanti malam ikutlah bersamaku, antar aku ke pantai lilin, aku merindukan mendiang ibuku, karena hanya tempat itu yang bisa aku kunjungi." Ucap Rius sedih mencoba menahan tangis.

"Kau tahu? Pantai lilin selalu menjadi tempat kenangan, itu adalah rumor yang masih berkeliaran, tapi kurasa itu adalah fakta." Balas Draco menenangkan Rius.

"Aku akan mengantarmu ke pantai lilin." Ucap Draco tenang dengan bersender di sebelah jendela.

Di sisi lain

Hari ini Miguel datang lagi ingin menemui Natalia, namun hal itu di cegah oleh Pamela.

"Ohhh, tampan, bagaimana jika malam ini bersamaku." Ucap Pamela mesra merangkul Miguel dari belakang, megesek kedua dada besarnya di pundak Miguel.

"Besar sekali." Ungkap Miguel.

"Renyaahhhh." Tawa Miguel.

"Hari ini bersamaku saja, Natalia sedang melayani tamu." Ucap Pamela bohong, sedangkan malam ini Natalia berada di ruang make up.

Pamela segera berganti posisi duduk di atas paha Miguel, posisi itu sungguh sangat menguntungkan bagi Miguel.

"Eeeemmm."

Ucap Pamela menggesek paha Miguel dengan selangkan nya.

"Aaahhhhh." Desah Miguel keenakan.

Miguel tak kuat menahan itu semua, pria itu segera membopong Pamela ke dalam kamar.

"Ayo sayang, puaskan aku." Ujar Miguel posisi siap terlentang.

Pamela dengan sigap menaiki perut Miguel, mempertontonkan kedua pemandangan bergelantungan yang besar, itu adalah senjata andalan Pamela.

Pamela menggesek penis Miguel namun tidak memasukan nya.

Lalu Pamela mengulum dengan lezat barang berukuran 18 cm itu.

"Aaahhhhh.... Oouchhhh." Miguel kenikmatan.

"Sayang masukan saja, aku sudah tak tahan." Perintah Miguel, Pamela hanya menuruti.

NataliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang