9. Hasrat kotor. 1

455 8 0
                                    

Hari ini Draco berniat mengantar pulang Natalia, tetapi sebelum itu ia mengajak kekasihnya berjalan di sebuah taman dan membelikannya ice cream cone.

Mereka berdua duduk di bangku kayu di bawah pohon. "Kau pandai rupanya." Kata Draco memainkan Alis dan melihat gelagat Natalia menjilati ice cream cone.

"Hah?" Natalia yang tak sadar maksud Draco dan terus menjilati ice cream cone itu hingga atasnya sudah berbentuk kerucut.

"Kau ahli sayang, bisakah kapan - kapan kau praktekkan itu padaku." Senyum Draco menggoda mencubit lengan Natalia.

"Ah." Natalia yang baru sadar.

"Tenanglah, tunggu saja pembalasanku." Balas Natalia semakin menjilati ice cream cone itu dengan gaya khas nya.

"Wanita nakal." Kata Draco memeluk erat pinggang Natalia.

Natalia tersenyum bersender di bahu Draco. "Draco kenapa kau begitu mencintaiku? Kau tampan dan kaya, pasti banyak wanita yang memujamu."

Ammm

Pria itu melahap habis ice cream cone itu saat Natalia mencoba memberikannya.

"Entahlah sayang, aku juga tak bisa menjelaskan." Ucap Draco sembari melihat jam tangan.

"Sayang, aku harus pergi, aku akan ke Virginia City. Tapi tenanglah, aku akan selalu menghubungimu." Ucap Draco yang sudah semaksimal mungkin menemani Natalia hingga jam pria itu berbunyi alarm.

"Jangan tinggalkan aku Draco." Wanita itu memeluk Draco dari arah samping, ia tak bisa membayangkan bagaimana jika ia kehilangan Draco.

"Hai.. Hai.. Natalia, aku tidak meninggalkanmu, aku hanya ada kerjaan yang aku kerjakan di Virginia City. Aku berjanji akan secepatnya pulang." Tutur Draco menenangkan Natalia.

Wanita itu mengangguk setuju, Draco mengantarkan Natalia tepat di apartment Rich. Draco tak bisa mengantar nya hingga memasuki apartment, karena ia sedang buru - buru. pria itupun melanjutkan perjalanan nya menuju kantor untuk berkemas.

Raut wajah bahagia tak pernah pudar di wajah Draco. Pria itu memasukan beberapa barangnya di dalam koper.

"Ah laptopku." Ucap Draco agar tak ada satupun barang tertinggal.

"Dracoo.. Draco..." Teriak Rius yang berisik memasuki ruangan kerjanya.

"Astaga Draco, akhirnya aku menemukan mu, kukira kau lupa jika hari ini kita akan ke Virginia City. Aku menelponmu namun kau tak mengangkatnya." Celetus Rius mengelap keringat di dahinya.

"Aku tadi mengantar Natalia pulang." Balas Draco terus sibuk dengan sesuatu yang ada di depan.

Nevada, Virginia City.

Karena keberangkatan Draco yang sedikit terlambat membuat pria itu langsung menuju meeting nya sore ini. Ia juga tak sempat makan siang.

Saat meeting berlansung, Draco sadar ada seorang berambut blonde yang terus memandangya dengan tatapan berbeda, tapi Draco mencoba tak memperdulikan itu.

Hingga beberapa jam setelah meeting selesai Draco menguap dan sedikit merasa ngantuk.

Draco menyambut baik para klien yang keluar dari ruangan meeting nya. Pria itu duduk di sebuah kursi karena lehernya terasa berat.

"Aaaaaah." Draco memijat kepalanya sendiri.

"Aku bisa membantumu memijatnya." Ucap wanita blonde itu mulai memijat kepala Draco.

"Namaku Megan, aku adalah partner kerja sama bisnismu." Megan dengan lembut memijat kepala Draco.

"Lepas!" Bantah Draco.

"Kau terlihat pusing tuan Nicholas." Megan melanjutkan pijatan itu.

"Pergilah Megan!" Usir Draco mendengus kesal.

"Di seberang ada sebuah restaurant paling terkenal di Virginia. Anggap saja sebagai perkenalan, aku mentraktirmu." Kata Megan dengan menyentuh dada bidang Draco.

Draco langsung berdiri dan membuang napas kasar. "Dimana? Aku lapar? Aku yang akan mentraktirmu."

Pria itu menyetujui ajakan Megan karena lapar, bukan karena ingin berduaan dengan Megan. "Tunggu." Ucap Megan mengikuti langkah Draco.

Pria berkumis itu memakan dengan lezat hidangan di depannya, ia sama sekali tak melirik arah Megan yang beberapa kali mencoba mencuri perhatian.

"Draco." Panggil Megan sembari merapikan rambut.

"Aku tidak suka mengobrol saat aku sedang makan." Tindas Draco memakan dengan lahap, itu hanyalah kebohongan semata.

Ia mencoba menghubungi Natalia untuk berkabar namun baterai Draco hanya tersisa nol persen. "Sial." Ketus Draco.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Usai Draco mengantarnya di depan apartment, Natalia tak langsung kembali ke kamar nya, wanita itu menuju gereja untuk melakukan doa.

"Tuhan, aku berterima kasih padamu kau telah mempertemukan aku dengan pria sebaik Draco, maafkan aku. Bibirku tak pernah mampu untuk mengungkapkan siapa diriku sebenarnya, tapi aku yakin cepat atau lambat Draco akan mengetahui itu semua." Doa Natalia dan menangis meluapkan seluruh isi hatinya.

______________________________________

TBC

FOLLOW
KOMEN
VOTE

CEK PROFILE AKU UNTUK CERITA LAIN NYA.

IG: HES_REE

NataliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang