51. Cerita Tian

10 1 0
                                    

20 tahun lalu

Seorang gadis hendak melompat dari atap gedung kosong kalau saja orang-orang di sekitar sana tidak melihatnya. Gadis manis berambut panjang nan anggun itu menangis tersedu-sedu sembari menengok terus ke beberapa meter jauh di bawah, kakinya siap meluncur, ia tak peduli meski banyak yang berteriak memintanya turun.

"Nak, turun ... Ibu mohon ..."

Gadis itu menggeleng cepat bersama dengan air mata yang terus mengalir. "Aku nggak mau turun sebelum Dermaga terima cinta aku, Bu! Aku sayang sama Dermaga, aku cinta sama dia!"

"Terra, dengerin Ibu sayang ... Dermaga nggak akan bisa cinta sama kamu, dia sudah dijodohkan, dan juga dia itu orang ber-ada, Nak. Kita ini siapa?"

"Kak, Tian mohon turun, kita bicarain ini baik-baik. Kasian Ibu, Kak." Tak jauh dari sana, Tian yang setahun lebih muda dari sang kakak berdiri menuntun ibunya yang sedang sakit.

Terra, si gadis yang masih terus menangis itu mengepalkan tangan kuat-kuat. Ia marah sekaligus benci pada Dermaga yang menolak cintanya dan malah menikah dengan wanita lain.

"Ini hari pernikahan dia, dan aku nggak sudi, aku mau mati aja! Aku nggak mau hidup!" Sesuai ucapan, Terra benar-benar meluncur ke bawah, jatuh dengan keras menimbulkan retakan di kepalanya. Darah seketika itu merembes membasahi tanah.

"TERRA!"

"KAK TERRA!"

"Ibu ... Kak Terra, Bu!"

"Terra, sayang ... bangun sayang, TERRA!"

****

Tian menghalau air matanya. Cerita ini masih setengah jalan namun rasanya ia sulit untuk melanjutkan. "Kalian tau? Kehilangan Kakak perempuan yang paling saya sayangi itu sulit, apalagi setahun berlalu Ibu saya menyusul pergi."

****

H

ampir setahun berlalu, kini genap usia Tian dua puluh tahun, tapi tak juga membuat ibu Tian ikhlas akan kepergian Terra. Wanita itu masih sering menangis, sering melamun bahkan berbicara sendiri seolah-olah Terra ada di dekatnya.

Dan tepat ketika malam pergantian tahun, Tian harus merelakan ibunya yang juga pergi. Wanita itu bunuh diri dengan cara meminum sebotol racun.

Tian tidak punya siapa-siapa selain mereka berdua, namun semuanya juga meninggalkan ia sendirian di dunia yang gelap ini. Membuat Tian menaruh dendam pada Dermaga dan berjanji akan membalaskan dendam itu secepatnya.

****

Sebuah poster lowongan kerja di perusahaan ibu kota menarik perhatian Tian, pemuda itu mengecek dan menanyakan apakah poster di depan pintu kaca masih berlaku. Ternyata masih, Tian sangat senang karena memang itu yang sedang ia cari-cari selama ini.

Tian melamar kerja di kantor besar itu, menjadi seorang OB (Office boy). Hingga pada akhirnya ia bertemu dengan Dermaga, yang ternyata ialah bos atau pemilik dari perusahaan tersebut. Tian menghalalkan segala cara untuk bisa membuat Dermaga hancur, mulai dari membuat ia rugi berjuta-juta karena barang pesanan tak dikirim, mencuri beberapa aset di dalam ruangan pribadinya, bahkan sampai pernah membuat Dermaga meregang nyawa karena minuman yang ia antar.

Tak butuh waktu lama sampai akhirnya Dermaga tahu ulah anak buahnya, ia pun memecat Tian dengan tegas. Tian yang tak terima pun pergi dengan perasaan yang masih belum puas, ia harus kembali untuk menuntaskan dendamnya.

Beberapa tahun berlalu, istri Dermaga melahirkan seorang anak. Saat usianya menginjak 7 tahun, Aksa mengalami demam tinggi membuatnya harus dirawat beberapa hari di rumah sakit. Dan diwaktu yang sama, Tian datang dengan anak buahnya, rupayanya selama bertahun-tahun tak memiliki kabar pria itu malah datang dengan persiapan matang dan perubahan drastis.

Ineffable | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang