03. Hunt

310 27 32
                                    


Ditonton ya hehe maksa nih!😣

⛓️•••⛓️

⛓️•••⛓️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⛓️•••⛓️

"Cepat berjanji, besar nanti kau akan menikah denganku." Ucap seorang gadis kecil sembari mengulurkan jari kelingking nya.

"Aku tidak bisa," ucap laki-laki kecil membuat gadis kecil itu mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa?" Tanya gadis kecil itu.

"Karena pernikahan itu untuk orang dewasa yang saling mencintai."

"Maka kau bisa mencintaiku setelah kita menjadi orang dewasa!" Ucap gadis kecil itu dengan antusias.

"Baiklah ayo lakukan."

"Aku akan menunggu mu,"

"Aku akan kembali lagi kesini untuk menemuimu dan segera menikahi mu."Ucap laki-laki itu lalu segera memeluk gadis kecil didepan nya.

Alvenzo terbangun dari tidurnya dengan keringat yang bercucuran. Ia menyugar rambutnya kebelakang lalu segera mengusap wajah nya dengan kasar."Sialan, mimpi itu lagi." Gumam nya pelan.

Alvenzo melirik jam yang menunjukkan pukul enam pagi. Laki-laki itu beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi. Ia melepas kaos t-shirt hitamnya dan segera menyalakan shower. Laki-laki itu memilih segera mengguyur tubuhnya dengan air dingin sembari mengingat-ingat kenapa bisa mimpi itu datang kembali. Ia menggelengkan kepalanya saat tiba-tiba wajah Vallea terlintas dalam benaknya.

"Fuck! Bisa gila aku jika seperti ini terus."

⛓️•••⛓️

Laki-laki itu tengah mengamati senapan baru miliknya. Senyuman tipis terukir dibibir nya kala pesanan nya sangat sesuai dengan apa yang ia inginkan.

"Dimana gadis itu?" Tanya Alvenzo saat melihat Jever yang baru saja tiba dihalaman belakang mansion.

"Mungkin masih di kamar nya?" Jawab Jever, laki-laki itu ikut mengamati senapan yang berada ditangan Alvenzo."jangan bilang kau ingin menembak nya dengan senapan baru mu itu?!!" Jever mengusap belakang lehernya. Ini masih pagi, mengapa tuannya ini selalu saja membuatnya merinding.

"Suruh dia kemari," perintah Alvenzo. Setelah itu Jever segera berteriak memanggil pelayan. Tidak lama kemudian beberapa pelayan segera berlari menghampiri mereka berdua.

"Iya tuan," pelayan itu menunduk tidak berani menatap kedua laki-laki yang berada didepannya.

"Suruh Vallea kemari," perintah Jever lalu pelayan itu mengangguk cepat. Pelayan itu membungkuk sebentar lalu segera pergi dari sana. Tetapi sebelum itu, suara berat seseorang membuat nya berhenti.

ALVENZO : The RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang