"JUNG WOOYOUNG! KALO GA NYAHUT NANTI AKU JUAL 200 SAMA KANDANG!"
"Kacau, cegil lo dateng.."
Wooyoung geram, dari awal semester satu hingga sekarang mereka sibuk menyusun skripsi, Chu Jia namanya, cewe gila yang teman Wooyoung maksud selalu menemukan keberadaan laki-laki itu. Bahkan di saat Wooyoung sudah menemukan tempat persembunyian yang dirasa tidak bakal ada orang yang tau kecuali teman dekatnya.
"Mau gue maki tuh anak emang," marahnya.
Seperti yang diharapkan, Wooyoung menghadapi Jia langsung. Meskipun raut wajah laki-laki itu tidak bersahabat, Jia masih bisa tersenyum sambil memilin rambut blondenya.
"Lo ga ada kerjaan? Skripsi lo aman?"
Pertanyaan itu merupakan suatu respon hangat di mata Jia namun Wooyoung belum selesai bicara.
"- prestasi lo apa ngedeketin gue kek orang gila gini?!"
Bukannya tersuduti, Jia langsung mengeluarkan puluhan lembar kertas dengan klip diujungnya.
"Hehe, gue lanjut sempro dongg.. Oh iya, ini barusan gue ambil dari akademik, sertifikat juara lomba debat."
Wooyoung makin muram saat sertifikat yang dia incar sebulan lalu menjadi milik Jia. Ini semua salah Jongho yang mengajaknya makan makanan pedas H-1 lomba.
"Gue minta lo berhenti sekarang.. Lo pikir dengan kayak gini gue bisa suka sama lo?!"
Jia mengangguk sambil mengisap vape yang tergantung di lehernya.
"Jadi gimana supaya disukai oleh lo?"
"Tukang parkir bilang apa?"
"Maju terus."
"Hah?"
"Orang gue markir buntut duluan."
"Bangsat.." gumam Wooyoung.