plak!
tamparan dari wanita muda mendarat tepat di pipi kanan Adel dan meninggalkan jejak bekas kemerahan disana, Adel hanya bisa tersenyum miris namun enggan untuk melihat wajah wanita yang menamparnya tadi
"cuman ini yang kamu bisa kasih ke bunda?! mau jadi apa kamu di masa depan? kalau kamu cuman bisa meraih nilai yang gak seberapa ini?!" ucap wanita itu dengan emosi yang membludak
"iya, maaf reva cuman bisa ngasih itu" ucap Adel yang menundukkan kepalanya
"bun.. udah kasihan reva.." ucap seorang laki-laki paruh baya yang menengahkan kegaduhan kecil ini
"gabisa yah! reva ini semakin di manja semakin ngelunjak" ucap wanita yang memang emosi nya sudah sedikit mereda
"bun.. dengerin ayah yah, kita sebagai orang tua tidak bisa memaksakan apa yang kita inginkan kepada anak kita, biarlah anak kita memilih apa yang mereka suka, kita sebagai orang tua hanya bisa mendukung apa yang mereka sukai. jangan malah memaksakan hal yang mereka tidak sukai, tidak selamanya nilai selalu di pandang di muka bumi ini bunda.. mungkin dengan reva menyukai game bisa membawanya sukses dimasa depan" ucap sang laki laki paruh baya itu menenangkan istrinya, memang ucapan nya benar dan mampu membuat istrinya berfikir sejenak sebelum menatap kembali Adel yang masih enggan menatapnya karena tamparan yang cukup keras mengenai pipi nya
wanita itu pun merasa sedih dan sesak kala tangisan anaknya keluar dan menjadi isakan perlahan, wanita itu mendekatkan diri pada Adel dan menangkup wajah Adel untuk menghapus air mata yang keluar dari mata anaknya itu
"maafin bunda ya sayang.. bunda kesulut emosi.. maafin bunda.." kini suaranya lah yang mulai bergetar dan ia mulai memeluk Adel, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Adel
"maafin bunda sayang.. bunda jahat.. bunda nampar kamu.. bunda bukan seperti ibu yang lainnya.. bunda jahat" lirih wanita itu
"enggak bunda! bunda gak jahat! sekalipun bunda nampar reva, reva gak pernah punya pemikiran kalo bunda jahat! bunda cindy ga pernah jahat sama reva! bunda nampar reva karna kesalahan reva sendiri.. seharusnya reva yang meminta maaf sama bunda.." Adel pun kembali menangis kala bunda nya mengutuki dirinya jahat
laki laki itu tersenyum kala hubungan antar istri dan anaknya kembali bersatu dan tidak ada lagi keributan seperti tadi
"udah bunda jangan nangis, yang salah reva, reva minta maaf bunda.." ucap Adel sembari menangkup wajah Cindy dan menghapus air matanya menggunakan ibu jarinya, Cindy tersenyum akan perilaku manis dari anaknya
"bunda maafin kamu sayang, maafin bunda juga ya?" ucap Cindy dan di balas anggukan oleh Adel
"ayah jinan gak di peluk nih?" ucap laki laki paruh baya itu dan Adel segera lari kecil untuk memberikan pelukan hangat kepada ayahnya
Zee yang melihat kejadian itu dari tangga pun hanya bisa tersenyum kala dirinya terlahir dalam keluarga yang harmonis
"halo ayah! bunda!" ucap Zee yang sambil menuruni tangga dan Zee pun langsung memeluk mereka berdua
"hei anak sulungnya ayah, udah besar ya.." ucap Jinan kala dirinya di peluk Zee
ya. mereka atau biasa di panggil Adel dan Zee merupakan anak dari salah satu orang ternama dan terpenting di negara ini, mereka anak dari Jinan Shafa Asadel dan Cindy Fidela
mereka memang orang yang di takuti namun juga di hormati di negaranya, lantaran mereka menduduki singgasana politik maupun keadilan, oleh sebab itulah Adel maupun Zee memiliki banyak kenalan untuk memberantas kejahatan yang terjadi
dengan harta mereka, mereka dapat membobol atau bahkan memiliki rahasia seseorang hanya dengan petikan jari mereka, oleh sebab itu tak banyak yang berani bermain main dengan Adel ataupun Zee
KAMU SEDANG MEMBACA
jawab aku shel!
Teen Fictionseorang ketua geng yang jatuh cinta pada ketua OSIS, namun cinta nya selalu di tolak lantaran peraturan OSIS yang tidak mengizinkan ketuanya berpacaran dengan siapapun, lantas apakah ketua geng nya menyerah pada perasaannya yang sudah begitu dalam? ...