Seventeen

1.5K 99 10
                                    

sinar mentari pagi menyeruak masuk kedalam kamar Adel dan mampu membuat sang empu mengerjabkan matanya berkali-kali untuk menyesuaikan cahaya matahari

"shh.." rintih Adel kala ia bergerak sedikit

benar saja, penyatuan mereka belum terlepas sama sekali. Adel sebenarnya terkejut melihat hal tersebut namun ia kembali mengingat kejadian semalam dan membuat nya tersipu malu, mengapa Adel berani sekali mengambil mahkota yang dijaga oleh Ashel? bagaimana jika ia hamil? ah.. entahlah.

Adel meraba nakas yang berada di samping tempat tidur untuk mendapatkan ponselnya, dan ketika melihat jam ternyata masih jam 08.48 yang dimana masih terlalu pagi untuk melakukan segala sesuatu

ia pun memilih bermain game di ponselnya dengan sesekali mengelus punggung Ashel yang masih full naked akibat kejadian panas semalam, sangat halus dan lembut.

Adel bermain game hingga jam menunjukkan pukul 09.10 masih saja belum ingin bangun dan pergi membersihkan tubuh

karena merasa terusik, Ashel akhirnya terbangun dari mimpinya yang indah, Ashel sedikit mengerjabkan matanya dan menatap Adel yang sedari tadi belum menyadari Ashel sudah bangun

dibawahnya masih terasa sakit namun geli, terpaksa Ashel harus mengambil posisi duduk di pangkuan Adel. ia hendak mengucek matanya namun lengannya lebih dulu di tahan oleh Adel

"jangan di kucek sayang" ucap Adel dengan suara khas bangun tidur, dan Ashel hanya mengangguk

Ashel sedikit mendongak dan membiarkan rambutnya yang sudah acak-acakan terurai begitu saja jatuh ke punggung nya, melihat hal tersebut membuat Adel tak mampu menahan hasrat nya, apalagi ketika selimut yang di kenakan Ashel tersangkut di bahu dan memperlihatkan bagian dadanya terlihat oleh Adel, sial. melihatnya saja sudah membuat Adel berpikiran macam macam.

tanpa sadar kedua tangan Adel terulur untuk memegang pinggang ramping Ashel, sesekali ia elus dengan ibu jarinya dan merasakan kulit halus nan lembut milik Ashel

"u looks so hot, babe.." ucap Adel

"really?" tanya Ashel dan Adel hanya mengangguk sebagai jawaban

"kamu udah packing sayang?" tanya Adel dan membuat Ashel diam sejenak seperti memikirkan sesuatu

"belum kayaknya"

"gimana si? bukannya besok udah harus terbang?"

"nanti sore ajalah, aku mau main dulu sama kamu.." ucap Ashel dengan nada yang sangat sensual di telinga Adel dan mampu membuat bulu kuduk Adel berdiri

Ashel dengan sengaja menggoyangkan pinggulnya sedikit dan memberikan gerakan yang sensual dibawah sana, tentu saja hal itu membuat Adel merem melek.

"kenapa merem melek gitu?" tanya Ashel dengan wajah menyebalkan nya

"ya lagian kamu goyangin si" ucap Adel

Adel pun tiba tiba mengambil posisi duduk sembari bersandar di headboard kasur nya dan Ashel yang masih setia berada di pangkuannya

Adel menarik kembali selimut yang jatuh untuk menutupi tubuh mereka berdua, lantaran suhu kamarnya saat ini sangat dingin dan menusuk ke kulit mereka

Ashel bersandar pada dada bidang Adel yang masih bertelanjang dada itu, sesekali ia mendengar detak jantung Adel yang berdetak lebih kencang dari biasanya

"kamu beneran harus ke Amsterdam?" tanya Adel dan sontak membuat Ashel menopang dagunya pada dada Adel

"iyaa sayang, nanya mulu ih dari kemarin" ucapnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

jawab aku shel!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang