Sinom 19. Unggah-ungguh

5.4K 512 121
                                    

Berakit-rakit dahulu, Berenang ke tepian, Lebih baik di vote dulu, Lanjut baca kemudian.

Terima kasih 🙏
.

.

"Yowes lah gapopo. Misal di bagi pun asalkan kamu bisa membagi sayang mu ke kami bertiga aku rela og."
.

.

"Masih jauh po mas?"

"Bentar lagi dek. Kamu capek yo? Habis ini berhenti maem dulu yo!"

"Nggih mas."

Yongki pun merekatkan pelukan nya ke perut Agum. Mengusak pipi nya di punggung lebar remaja itu dan rasakan hangat disana.

Mereka sudah jauh menempuh perjalanan. Menuju Dolopo yang mungkin sedikit lagi hampir ke perbatasan Ponorogo hanya untuk membeli obat herbal untuk bapak nya Agum, pak Gito.

Bulek Sutini, adik nya pak Gito berpesan agar membelikan nya di Dolopo. Tapi sayang seribu sayang, bulek Sutini pun lupa alamat pas nya dimana obat herbal itu berada.

Hampir satu jam Agum gelisah mencari titik dimana penjual obat herbal itu berada. Hingga bertaruh tanya pada seorang pria paruh baya tukang tambal ban pun memberikan titik terang.

"Nyuwun ngapunten pak. Sampean ngertos griyane pak Yandi sing sadean obat herbal meniko?" tanya Agum dengan ramah nya.

Setelah lama berfikir dan mengingat-ingat, si bapak pun memberikan arah yang gumatok untuk Agum datangi saat itu juga.

Gumatok=Tepat.

"Mangke sampean lurus mawon, terus ketemu bengkel las ler mergi niku samping e lak enten gang mlebet to, naaah sampean belok mriku mawon mentok. Mangke nak kepanggih griyo sing cat e werno putih nggih niku mas griya ne pak Yandi."

"Woo nggih pak. Matur sembah nuwun nggih."

Begitu lah mungkin andap asor yang tetap Agum junjung jika bertanya ke orang yang lebih tua. Terlebih lagi bertanya arah jalan kepada orang yang tak di kenal.

Turun dari motor, matikan mesin lalu bertanya lah dengan bahasa yang sopan. Tak harus dengan bahasa jawa kromo inggil, jika pun tak pandai cukup pakai bahasa Indonesia yang baik.

Istilah nya, Wong Jowo ojo nganti ilang Jowo ne.

Lalu setelah nya, Agum pun menuju ke lokasi yang telah di beritahu oleh bapak tadi. Berbekal keyakinan, Agum pun mengetuk pintu rumah itu dan keluarlah si pemilik rumah dengan senyum ramah nya.

Agum pun mengutarakan maksud saat di persilahkan masuk dan di buatkan secangkir teh rosela. Hening di kala mereka menunggu si pemilik rumah mengambilkan obat herbal itu, Yongki meraih jari tangan Agum untuk di genggam.

Agum menoleh saat sentuhan itu terasa meminta genggam. Dia mengulas senyum manis nya lalu membalas genggaman jari tangan Yongki. Bibir mereka saling senyum seolah berkata, "Yongki sayang mas Agum."

Dua sejoli yang saling memadu kasih selalu punya cara untuk sayang-sayangan. Hingga tak sadar ketika pak Yandi keluar membawa obat herbal nya, barulah mereka sadar lalu melepas genggaman.

"Naaaah ini. Dulu bapak mu sering main kesini wong aku itu temen SD ne. Hahaha... " Pak Yandi pun Sumeh dengan candaan garing nya.

Sumeh=Murah senyum.

Agum dan Yongki pun hanya iya-iya saja tak tau apa yang sedang orang tua itu katakan. Lalu beliau pula menyambut hangat dengan suguhan teh rosela dan juga wajik jadah lengkap dengan tape ketan ijo.

SINOM ( BxB Lokal X Mpreg ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang