Satu jam kemudian Joanna tiba di gedung tempat Mega dan orang-orangnya tinggal. Sebab Mega benar-benar sudah sukses besar sekarang. Meski uang yang didapat berasal dari kegiatan menjual barang haram.
Setelah turun dari mobil, Joanna berjalan pelan menuju pintu. Langsung masuk karena pintu tidak sepenuhnya tertutup. Membuatnya dapat mendengar sesuatu yang seharusnya tidak didengar pada saat itu.
"Jadi apa rencanamu setelah ini? Membersihkan nama sudah. Lalu apa lagi? Kenapa tidak mau langsung kembali? Kamu tidak lupa kalau sudah punya istri dan anak, kan? Jangan hanya karena mantan pacarmu datang kamu jadi lupa."
Deg...
Jantung Joanna berdebar. Dia jelas kecewa saat mendengar. Sebab selama ini merasa jika Mega setia pada dirinya dan tidak mungkin berhubungan dengan wanita lain di luar sana.
"Iya, aku tidak akan lupa. Ada hal lain yang harus aku lakukan sebelum kembali ke sana. Dua hari saja. Kalian juga jangan bicarakan hal ini saat mantan pacarku datang. Karena aku sendiri yang akan selesaikan."
Joanna langsung membalikkan badan. Dia kembali pergi dari sana. Karena untung saja supir Jeffrey yang mengantar masih belum meninggalkan dirinya. Sehingga dia bisa langsung berangkat.
Joanna tidak kembali ke rumah Jeffrey. Namun menginap di hotel sendiri. Guna meratapi nasib.
Joanna merasa patah hati. Dia benar-benar kecewa pada Mega yang sudah mengkhianati dirinya selama ini. Padahal mereka sudah berjanji untuk bersama lagi suatu saat nanti.
"Bodoh! Bodoh! Bodoh!"
Joanna mulai membenturkan kepala pada tembok kamar mandi. Dia benar-benar menyesali semua yang telah terjadi. Dari menikahi Jeffrey hingga mengabaikan anaknya sendiri. Hanya karena rencana bodoh yang tidak akan pernah terealisasi.
Karena Joanna jelas sudah tidak mau bersama Mega lagi. Bukan karena dia sudah memiliki istri, namun karena dia telah mengingkari janji. Membuat hatinya terasa sangat sakit. Hingga membuatnya ingin mati.
9. 30 AM
Joanna baru saja membuka mata. Dia terbangun karena merasa lapar. Membuatnya berniat mencari makan. Lalu bergegas mandi guna menyegarkan badan.
Selesai mandi, Joanna mulai menghidupkan ponsel yang sejak malam sudah dimatikan. Sebab dia tidak ingin diganggu orang. Karena dia tahu jika kemarin Jeffrey dan Mega sama-sama mencarinya.
Drttt...
Baru saja ikon sinyal menyala, tiba-tiba saja ada panggilan dari Mega datang. Membuat Joanna lekas mengangkat. Sebab dia sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi si mantan pacar.
"Halo?"
Kenapa semalam tidak datang? Kamu di mana sekarang? Kamu baik-baik saja, kan? Jangan membuatku khawatir!
"Oh, kamu masih peduli padaku?
Masih, lah! Kamu kenapa? Ada apa? Apa semalam suamimu———
"Ayo bertemu sekarang! Di restoran depan hotel Hillard."
Setelah mengatakan itu, Joanna mematikan panggilan. Dia langsung beralih memeriksa riwayat panggilan. Serta beberapa pesan yang belum terbuka. Berharap ada yang berasal dari suaminya.
Namun sayang, ternyata tidak ada. Joanna tidak menemukan pesan dan panggilan dari Jeffrey sejak dia pergi dari rumah. Dia juga tdiak menyusul di hotel ini meski seharusnya dia tahu keberadaannya. Dari supir yang mengantar.
Ada sedikit rasa kecewa di hati Joanna. Merasa kehilangan. Karena selama ini Jeffrey mamang selalu memuja dirinya. Mencari jika dia pergi tanpa bilang. Bahkan kerap menyusul juga tanpa diminta.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDE AND SEEK [END]
Fanfictiona children's game in which one player does not look while others hide and then goes to find them.