"Aku tahu bagaimana rasanya ingin mati. Bagaimana sakitnya untuk tersenyum. Bagaimana mencoba untuk menyesuaikan diri, Tapi tidak bisa. Bagaimana kamu melukai dirimu sendiri di luar dan mencoba untuk membunuh sesuatu di dalam diri."
#Aisyah Hana salsabila
Suara ayam berkokok dan adzan berkumandang dengan bersamaan, membangunkan tidur cantiknya aisyah. Aisyah menggeliatkan badannya dan mulai membuka matanya sedikit demi sedikit. Setelah itu ia duduk sebentar untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu.
Setelah istirahat sebentar, aisyah menuju kamar mandi mengambil air wudhu dan biasa ia melaksanakan shalat subuh. Setelah itu aisyah pergi ke dapur untuk membuat sarapan untuk ia berangkat ke kampus pagi ini.
15 menit kemudian, sarapan aisyah pun selesai. Dan kembali ke kamar untuk mandi dan siap siap pergi ke kampus. Setelah itu aisyah berjalan ke arah motor dan menyalankannya.
Brum Brum Brum
Suara deringan motor mulai berpacu dan aisyah mulai meninggalkan area kosan. tidak butuh waktu lama, setelah 10 menit kemudian aisyah sampai di kampusnya. Orang orang yang melihat kedatangan aisyah mulai berbisik bisik dan menatapnya. Sedangkan yang di tatap hanya bisa menghela nafas dan pura pura tidak melihat mereka.
*Lihat Tuh Pakaiannya Sekarang. So Alim Banget, Apa Gak Malu Dia Datang Ke Kampus Kita Sekarang.*
*Dasar Anak Gak Tahu Diri. So Alim Berlaga Kaya Ustadzah, Padahal Mah Yaelah Kita Juga Tau Dia Dulunya Kaya Apa.*
*Dasar Munafik.*
Ucap beberapa siswa yang sedang berkumpul ketika melihat aisyah mulai melewatinya. Sedangkan aisyah merasakan dadanya sesak mendengar perkataan mereka, tapi ntahlah ia hanya bisa diam tanpa berniat membalasnya. Setelah berjalan cukup jauh ia pun sampai di dalam kelas. Sama seperti di perjalanan tadi, di dalam kelas pun mereka tidak berpaling menatap aisyah dan kemudian berbisik bisik kembali.
"Assalamualaikum, hanin fatma"salamnya.
"Hmm, waalaikumumsalam"jawab mereka berdua dengan dingin.
"Bagaimana kabar kalian?"Tanya aisyah.
"Baik"jawab mereka berdua kembali bersamaan.
"Syukurlah"ujar aisyah.
"Hmm"hanya suara deheman saja yang mereka jawab.
Sedangkan aisyah yang melihat sahabatnya menjawab dengan sangat dingin, hanya bisa menghela nafas kasarnya dan mulai menduduki bangku. Yang mana ia duduk di belakang kedua sahabatnya itu, aisyah hanya diam mendengarkan ketika kedua sahabatnya berbincang-bincang tanpa mau mengajak ia untuk ikut bergabung. Aisyah sebenarnya sakit melihat hal itu, tapi ia hanya berdiam diri dan tak lama setelah itu sang dosen pun datang dan memulai belajarnya.
30 menit kemudian, pelajaran pertama pun selesai dan dosen mulai meninggalkan kelas. Mereka semua yang melihat dosen pergi kembali berbincang-bincang seperti tadi, kedua sahabatnya masih sama tidak peduli dengan aisyah, dan aisyah yang melihat semua mahasiswa yang berbincang-bincang dengan teman sebangkunya dan hanya dia seorang diri, hanya bisa menghela nafasnya kembali. Ia kembali merasa sakit ketika melihat kedua sahabatnya tertawa bersama tanpa ia ikut di dalamnya.
"Oke baik dengarkan semua, karena dosen kedua kita ada sedikit urusan. Jadi pelajaran kedua ini kosong dan sebentar lagi jam istirahat, jadi kalian bebas dan waktu kalian hanya sampai 45 menit. Setelah itu kembali ke kelas untuk pelajaran kedua, terima kasih"ujar sang ketua.
Setelah mendengar ucapan sang ketua, mereka mulai berhambur meninggalkan kelas dan pergi ke kantin. Aisyah menghampiri kedua sahabatnya dan mengajaknya untuk ke kantin.
"Kalian mau pergi ke kantin kan? Aku bareng ya"ujar aisyah.
"Ayo fatma kita ke kantin"ajak hanin tanpa memperdulikan ajakan aisyah.
"Ayo"jawab fatma.
Tanpa ba bi bu mereka berdua meninggalkan aisyah begitu saja. Sedangkan aisyah mulai meneteskan air matanya karena temannya kini mulai menjauhinya. Ia segera pergi ke kamar mandi dan membasuh wajahnya agar tidak terlihat seperti menangis, setelah selesai aisyah pun pergi ke kantin.
Ia terus berjalan tanpa menghiraukan tatapan mahasiswa yang melihatnya. Dan banyak yang berbisik-bisik setelah kedatangan aisyah. Tetapi aisyah seakan kembali tuli walaupun di dalam hatinya tengah menahan rasa sakitnya.
"Bu aish pesen seperti biasa ya bu, jangan lupa es teh nya"pesannya.
"Iya"singkat pemilik kantin itu.
Aisyah berjalan dan segera mencari tempat duduk. Tetapi, ketika hendak duduk, tiba tiba ada yang menyenggol dan karena senggolan itu aisyah terkena tumpahan kuah baso. Aisyah menatap pakaian gamisnya yang kotor dan menghela nafas.
"Ups sengaja"ucap seseorang yang tengah berbisik di telinga aisyah.
Aisyah hanya menatap datar ke arah seseorang itu. Aisyah yang melihat sahabatnya tidak peduli dengan keadaan dirinya, kembali merasakan sakit dan segera berlari meninggalkan mereka semua tanpa memperdulikan pesananya. Mereka semua yang menyaksikan itu hanya bisa terdiam dan segera melanjutkan makanan mereka.
"Dasar munafik. Baru segitu aja udah kabur hah!"geram seseorang yang tadi sengaja menyenggol aisyah dan ia pun segera pergi meninggalkan kantin. Ia memang sedari tadi tengah mengintai aisyah dan ntah motifnya apa karena seseorang itu seperti tengah dendam dengan aisyah.
Sedangkan di sisi aisyah sekarang. Aisyah sedang menangis sambil membersihkan gamisnya dengan mengunakan air. Hati aisyah rasanya sakit melihat keadaan sekarang, yang mana karena berita itu sahabat sahabatnya mulai meninggalkannya tanpa mau menanyakan apa kebenarannya.
"Ya Allah, kenapa rasanya begitu sakit. Baru kemarin aku merasakan sakit luar biasa karena keluargaku, sekarang sahabat sahabatku mulai meninggalkanku. Rasanya begitu sakit ya allah. Hiks, hiks, hiks"tangis aisyah.
Setelah menumpahkan tangisan dengan lumayan lama. Aisyah mengusap airmatanya dan membasuh wajah serta menenangkan kembali hatinya. Ia seharusnya tidak boleh menyalahkan Allah karena hal ini, karena ini sudah menjadi keputusannya sedari awal. Dan ia akan terima resikonya walaupun memang terkadang sakit menyelimuti dada dan hatinya. Setelah tenang aisyah, ia kembali ke kelas karena dosen kedua akan segera masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ujian Aisyah[End]
Novela Juvenil📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Ketika hati ingin hijrah, tetapi keluarga malah menentang. Bagaimana rasanya? Perjalanan hijrah yang Aisyah lewati, banyak melalui rintangan dan ujian. Akankah Aisyah mampu untuk melewati ujiannya? Lantas bagaimana kelanjut...