Senja.

112 37 1
                                    

“semuα penulis αkαn mαti,  hαnyα kαryαnyα yαng αbαdi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“semuα penulis αkαn mαti,  hαnyα kαryαnyα yαng αbαdi. mαkα tulislαh sesuαtu yαng dαpαt membαhαgiαkαn dirimu di αkhirαt nαnti.”🌷 ⋆.✧
 
                    - Ali bin Abi Thαlib -

''Senja mengajarkan diriku apa arti dari sebuah ke sabaran yang sesungguh nya"

_Ning Misterius_

***

"Anginnya sepoi sepoi," ucap Nada sambil merentangkan tangan nya  menikmati angin yang menerpa diri nya, padahal ia sedang mengendarai motor dan tumben nya lagi Nada menggunakan motor beat merah bukan motor klx atau pun motor sport birunya.

Setelah sampai tujuan ia langsung menaruh motor nya. Dengan gamis hitam dan khimar hitam tak lupa cadar yang senada dengan gamis nya ia melangkah ke arah Rusa Rusa di komplek kantor Bupati. Memang kalau di sore hari pasti ramai dengan pengunjung baik orang tua mau pun kalangan remaja.

"Mbakkkkk!" teriak seseorang dari seberang sana.

Nada yang sedang memberi makanan untuk Rusa pun langsung mencari sumber suara.mata nya pun tertuju pada Bocil yang berumur 3 tahun. Nada pun bergegas menghampiri nya dan tersenyum.

***

Setelah usai memberi makan untuk Rusa sekarang ia sedang berdiri di atas tribun menikmati Senja entahlah akhir akhir ini Ia  sangat menyukai senja.

Melihat senja dari tempat yang tinggi membuat hati Nada menjadi tenang dan tak hanya itu Nada pun mengeluarkan handphonenya untuk di poto sayang kalau di lewatkan.

Di bawah tribun banyak orang yang berlalu lalang dari silat, jogging, duduk santai bersama teman atau pacar, dan tak lupa ada yang gabut menarik tali gas motor nya untuk kebut kebutan. Nada yang melihat hal tersebut pun hanya bisa menggelengkan kepala.

"Ntar, jatuh nanges, haha." Gumah nya.

Setelah mengucapakan itu Nada pun diam dan merenung sebentar

"Hufff!"

"Kembali ke setelah awal, dingin tapi tidak beku. Sepi tapi tidak kesepian. Sendiri tapi tidak kesedirian."

"Perlahan tapi pasti, tak semua nya harus terwujud dalam waktu singkat," ucap Nada sambil menghapus air mata yang mulai turun dan membasahi cadarnya .

Kaki Nada pun menuruni anak tangga
Bermaksud untuk mengeliling lapangan Gelora November sambil menikmati senja.

Banyak yang menatap dirinya, Nada yang melihat hal tersebut pun hanya bisa acuh dan tak peduli.

Baru beberapa langkah ia berjalan, sebuah bola mengarah ke diri nya. Tanpa basa  basi Nada pun melempar nya kepada Seorang Anak Laki laki yang sedang bermain bola. dari belakang Anak Laki laki tersebut temen nya datang untuk mengambil bola yang di lempar Nada.

NING MISTERIUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang