Jus Kulit Pisang 🧋

46 13 2
                                    

“semuα penulis αkαn mαti,  hαnyα kαryαnyα yαng αbαdi. mαkα tulislαh sesuαtu yαng dαpαt membαhαgiαkαn dirimu di αkhirαt nαnti.”🌷 ⋆.✧
 
                    - Ali bin Abi Thαlib -
                    -

***

Tangan Risky sontak menggaruk pipi kanannya yang 'tak gatal tersebut. "A-anu, tadi macet di jalan, iya macet di jalan."

Zizi menatap Risky 'tak percaya, sejak kapan jalan area disini macet? Jalan ke arah markas Antrax geng jalanan yang sepi paling beberapa anak sekolahan yang lewat sini untuk bolos. Dan, Yah. Termasuk beberapa anggota Antrax geng juga.

"Sejak kapan jalan menuju markas jadi macet?" tanya Nada sambil menatap intens ke arah Risky. "Abis ngegombali cewek kan? Ngaku Lo." sentak Nada.

"Ya salam, Risky. Lo diam-diam udah gini ya, gimana kedepannya?" tanya Faiz yang sambil menyenggol bahu Risky. "Lo tuh masih bocil ngak usah cinta-cintaan, ntar Lo Kit Ati  baru tau rasa."

"Berisik!" pungkas Risky.

Mereka tertawa kecil, "Duhh, ngambek."

Ekhm!

Nada sedikit berpura-pura batuk.

"Batuk Queen? Minum  Baygon   dulu. Siapa tau Mati eh ralat sembuh," ucap Hito, mata Nada langsung menatap tajam ke arah Hito yang asal ceplos tanpa pikir panjang lagi.

Mendengar ucapan Hito seperti itu mereka mendadak hening, 'tak tahu saja jika Nada hari ini sedang tidak mood.

"Yusuf dengan  Risky di meja sebelah kanan, Hito dengan Faiz."

Sesuai dengan perintah Nada mereka berjalan ke arah meja yang di telah tersedia.

Nada memperhatikan sekitarnya. "Faiz mana?"

"Di luar, 'kan Queen suruh dia di situ," jawab Zizi sambil menunjuk ke arah luar, Nada pun menyuruh Zizi untuk memanggil Faiz.

Akhirnya mereka pun telah siap untuk menerima hukuman mereka. Hukuman mereka cukup simpel dan hal lumrah, bahkan anak-anak yang berumur sepuluh tahun pasti bisa melakukannya.

Yusuf menatap kearah meja yang berisi Gula,    Pisang yang sudah matang, Blender, susu kental manis,  Mesis dan beberapa gelas kaca. ini sebenarnya mau ngapain sih pakek ada ini segala.' tanya Yusuf dalam hati.

Yusuf pun menyiku lengan Risky, Risky pun langsung menoleh kearah Yusuf sambil mengangkat salah satu alisnya yang bertanda apa.  "Coba tanya sama tuh cewek kita mau ngapain sih," bisik Yusuf ke Risky. Risky hanya mengacuhkan Yusuf sambil berpura-pura 'tak mendengar.

"Heh, kalian ngak usah ghibah Gue!  mau kalian terima atau ngak nya hukuman ini Gue ngak peduli. Salah siapa coba, yang Nyuruh Gue kesal," ucap Nada sambil memainkan sebuah pisau kecil yang khusus untuk memotong buah.

Nada memperhatikan Hito sejenak, "Hito, Lo tau 'kan kesalahan Lo apa?"

"Nantangin  Queen buat balapan dan jadiin motor butut eh ralat beatnya Queen jadi bahan taruhan,"  jawab Hito dengan suara pelan. "Dan ngak sengaja mau pukul Queen sambil pegang pergelangan tangan," lanjut Hito sambil muka lesu.

Lesuu!

Kini Pandangan mata Nada beralih kearah Yusuf, Yusuf langsung paham maksud Nada.

"Dari Ma’qil bin Yasar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ
مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ

NING MISTERIUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang