Luka

45 13 1
                                    

"semuα penulis αkαn mαti, hαnyα kαryαnyα yαng αbαdi. mαkα tulislαh sesuαtu yαng dαpαt membαhαgiαkαn dirimu di αkhirαt nαnti."🌷 ⋆.✧

- Ali bin Abi Thαlib -
-


"luka tercipta dari orang yang kita anggap istimewa."

Muhammad Yusuf Al Khafi

***

Tiga hari telah berlalu, selama tiga hari Nada jatuh sakit Dan selama tiga hari itu juga Yusuf 'tak masuk untuk mengajar para santri, entah kemana Yusuf pergi bahkan para anak Antrax tidak ada yang tau dimana keberadaan Yusuf.

Pagi ini Nada telah siap untuk berangkat mengajar dengan gamis berwarna biru tua, hijab hitam syar'i, sepatu sneaker dan jangan lupakan sebuah jam yang melingkar di pergelangan tangan Nada yang tertutup oleh handscok.

Setelah siap Nada turun ke bawah untuk sarapan pagi bersama Bunda Aliya dan Ayah Suaef.

Ekhm!

Seketika mata Ayah dan Bunda langsung tertuju pada Nada.

"Pagi, Ayah Bunda," sapa Nada sambil menarik kursi lalu Nada pun duduk manis di kursi tersebut.

Bunda pun langsung tersenyum, "Emang udah baik 'kan? Yakin hari ini mau ngajar. Kalau sakit lagi gimana, Hm?"

Nada mengangguk bertanda ia baik-baik saja, "Bunda ngak usah khawatir, Kakak udah sehat kok." dengan Nada suara yang menyakinkan.

Ayah yang tadi menikmati Nasi goreng buatan Bunda pun langsung beralih menatap wajah Nada. "Kalau masih sakit, mending di rumah dulu tunggu sampai sehat baru masuk ngajar. Ayah ngak mau Kamu sampai kenapa-napa ... Dan berakhir jatuh sakit lagi."

"Kakak udah sehat kok, Yah. Ayah jangan khawatir kalau ada apa-apa pasti Kakak telpon kok."

Setelah sarapan, Nada pun memasang cadar nya dan 'tak lupa ia berpamitan terlebih dahulu dengan Ayah dan Bunda.

Kaki Nada melangkah ke arah motor Beat merah yang sering ia pakai.

Setelah semua siap Nada baru berangkat.

***

12.15 WIB

Suara adzan zuhur berkumandang, jam mengajar Nada telah selesai. Sebelum pulang Nada harus membereskan buku-bukunya, di rasa telah selesai Nada melangkah kaki nya keluar dari ruangan Guru.

Ting

Ting

Ting

Sebuah notifikasi dari aplikasi berwarna hijau berlogo kan telpon. Ntah sudah beberapa banyak pesan yang masuk, 'Ni grup bahas apaaan coba.'

Barusan ingin membalas pesan. Sebuah tangan sudah memegang lengan Nada, "Nad! Di panggil dari tadi malah pokus ke handphone," ucapnya sambil mendengus kesal.

"Hah, Kapan? perasaan Kamu ngak manggil Aku loh."

Ia pun memutar bola mata nya dengan malas, "Heh, efek kelamaan sakit. Jadinya kek gini 'kan."

"Hehe, gak gitu juga kali," ucap Nada sambil menoyor kepala Via. "Mau kamu apa sih, ini udah adzan Viaaa," sambung Nada.

"Nebeng."

Singkat, padat, jelas. Jadi ternyata oh ternyata Via cuma numpang nebeng dengan Nada? Hm.

"Iya, boleh. Tapi kita sholat dulu di masjid depan baru pulang," ujar Nada sambil meninggalkan Via di depan Ruangan Guru. Via pun langsung mengangguk pelan sambil menyusul langkah kaki Nada.

NING MISTERIUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang