-Hatiku boleh saja terluka tapi takkan aku biarkan semua orang melihatnya, hanya ada aku yang terlihat baik-baik saja-
Sheva sudah menghela napas beberapa kali, dirinya tidak menyangka akan ada di situasi seperti ini. Setelah 2 tahun lamanya Sheva merasa dunianya akan membaik ternyata tak semudah itu jalan menuju harapannya.
"Va lo akan tetap dateng kan?"
Sheva menimbang lama jawaban apa yang harus diberikan? Sheva ingin menolak sejujurnya, kalau bisa apakah boleh kalau kali ini dirinya tidak hadir? Sheva belum siap kembali bertemu lagi dengannya.
"Va... Please ya, lo harus tetap dateng. Masa karena Nuar ikut lo jadi ngga ikut? Pasti Gista bakal kecewa berat dihari pernikahan dia lo masa ngga dateng sebagai sahabat terdekatnya"
Sheva merutuki dirinya, dengan sangat terpaksa dirinya mengangguk, entahlah bagaimana nanti dirinya akan bersikap dihadapan Januar-mantan kekasihnya.
"Lo tenang aja Va, kan disana kita ramean"
Kalimat menenangkan dari Aca sedikit menghibur sekaligus membuat lega, semoga saja tak ada momen yang membuat dirinya terlalu dekat dengan Januar.
----------
Malam tiba, Sheva sudah cantik mengenakan gaun berwarna baby pink, juga heels yang tidak terlalu tinggi karena dirinya sudah cukup tinggi. Malam ini akan menjadi malam yang membuat Sheva haru karena salah satu sahabat terdekatnya akan menikah dengan lelaki pilihannya yang Sheva tahu dia adalah lelaki baik.
Va lo tunggu depan langsung ya, gua bentar lagi sampe
Sheva bergegas ke depan rumahnya dan mengeluarkan mobilnya, bersiap karena barusan Aca mengirim pesan yang mengatakan sudah dekat. Tak lama setelah itu, Sheva melihat mobil Aca dan juga Mobil Rissa berjejer datang mendekati rumahnya.
"Va lo cantik banget dah?"
Sheva yang di puji memutar bola matanya, pasalnya yang bicara adalah Aca yang terkenal karena wajahnya yang sangat cantik.
"Bisa aja lo Ca, eh ini jadinya kita konvoi 3 mobil gini?"
Rissa mengangguk, "iya pake mobil kita aja yng muat banyak orang. Soalnya yang cowo kan lo tahu sendiri kebanyakan mobilnya sempit. Mereka kesini sih bentar lagi sampe katanya"
Sheva ber-oh ria saat mendengar ucapan Rissa, memang benar sih kalau mobil ketiganya ini kebetulan lebih luas untuk interiornya jadi nyaman digunakan kalau ramean seperti ini.
"Nah itu mereka..."
Sheva mengikuti pandangan Aca, terlihat disana ada 4 motor yang konvoi. Acara kondangan kali ini benar-benar ramean bukan hanya sekedar wacana.Sheva lantas membuka gerbang rumahnya lebih lebar dan meminta mereka untuk parkir motornya kedalam garasinya.
"Yang ikut mobil gua nanti Arif yang nyetir, terus Chandra, sama Willy ya" Ucap Aca
"Oke berarti yang di mobil gua Pras yang nyetir, sama Puja ya?" Ucap Sheva cepat karena memang dirinya tidak mau kecolongan, baru juga mau jalan tidak mungkin kan Sheva harus mati kutu hanya karena Nuar satu mobil dengannya?
"Yaudah sisanya mobil gua ya, yang nyetir Krist ya?" Ucap Rissa dan di setujui oleh semuanya.
Arah pandang Sheva tak henti menatap jendela, netranya memang melihat setiap pemandangan yang dilewati tapi sejak tadi pikirannya tidak mengikuti. Jujur saja semua ini karena tadi Sheva yang tanpa sengaja menatap mata Januar sepersekian detik, hanya karena itu pikirannya sudah melayang jauh.
Kenangan itu benar-benar masih Sheva ingat dengan baik, dan Sheva bersyukur ternyata Januar juga sepertinya terlihat jauh lebih baik dari 2 tahun lalu, tidak banyak berubah tapi Sheva bisa melihat kalau Januar masih setia dengan sikap cueknya.
"Va... Lo baik-baik aja kan?" Lamunan Sheva buyar saat Pras mengajaknya bicara yang diikuti dengan tatapan Puja seolah memastikan juga.
"Baiklah, emang gua kenapa dah?"
Sheva tertawa ringan, mencoba meyakinkan teman-temannya ini bahwa dirinya baik-baik saja dengan keadaan saat ini.
"Setelah 2 tahun akhirnya lo ketemu Nuar lagi, gua ngga lupa ya sama semua drama lo yang udah kita lewati bareng di masa awal lo putus dulu"
Sheva meringis mendengar ucapan panjang dari Puja, kalimatnya mematikan sekali, karena memang sejak tadi semua ingatannya tentang Nuar kembali berputar bagai kaset rusak.
Bagaimana kisah awal antara Sheva dan Januar dimulai dengan tidak mudah lalu sampai pada akhirnya hubungan itu harus berakhir dengan mudahnya, hanya karena pikiran Sempit Sheva yang akhirnya membuat hubungan antara dirinya dan Nuar berakhir, karena kesalahannya itu masih membuat Sheva menyesal akan keputusan yang telah diambilnya dulu.
"Gua pengen nangis sih jujur aja, kenapa harus ada hari ini sih di hidup gua? Kenapa Nuar muncul lagi sih di pandangan gua? Cuma gua ngga bisa apa-apa, gua ngga bisa menghindar karena ini hari bahagia Gista, jadi gua akan bersikap all good malam ini, lo berdua harus bantu gua!"
"Maksudnya bantu biar balikan atau bantu buat menjauh Va?"
Sheva menatap tajam ke arah Puja, mana mungkin balikan? Hubungannya saja sudah berakhir 2 tahun lalu, tentu saja Sheva minta dibantu agar dirinya tidak terlalu sering berinteraksi dengan Januar.
"Kok lo malah liatin gua gitu Va? Gua kan cum mau mastiin aja"
Sheva berdecak dan tanpa sadar dirinya memukul kuat lengan Puja yang saat ini sedang bertopang dagu "ya buat ngejauh lah Ja, lo jangan iseng deh. Gua tinggal lo kalo sampe ngelakuin sesuatu yang bikin gua kesel"
"Udah berantem mulu deh, lo mau ke toilet ngga Va? Gua mau belok ke rest area ini"
"Mau..."
Sheva segera turun dari mobil dan mengarahkan kakinya menuju toilet umum, dirinya hanya membasuh tangannya lalu keluar dari toilet umum begitu saja. Sheva melihat chat group dan mengetahui kalau mobil Aca dan Rissa juga sudah sampai di rest area ini, Sheva mengurungkan niatnya kembali ke mobil karena dirinya takut akan bertemu dengan Januar, Sheva masih harus menyiapkan mentalnya untuk saat ini.
Disinilah akhirnya Sheva terdiam, duduk menikmati sushi yang baru saja dia pesan, rencananya Sheva akan diam ditempatnya saat ini sampai Puja ataupun Pras mencarinya untuk segera melanjutkan perjalanan, jadi Sheva tidak akan bertemu dengan Januar untuk saat ini.
Selang 15 menit ponsel Sheva berdering, memunculkan nama Pras disana sedang memanggil
Lo dimana Va? Masih di toilet apa gimana?
Kenapa Pras? Udah mau lanjut jalan ya?
Iya nih, ayo buruan ke balik ke mobil, yang lain udh pada jalan tinggal mobil kita aja
Ok pras
Sheva tersenyum saat mendengar Pras mengatakan hanya tinggal mobilnya yang masih belum jalan karena menunggu dirinya, itu artinya Januar sudah tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Januar
Teen FictionSheva Putri Ansafi, seorang wanita berusia 21 tahun, hidupnya selalu terlihat baik-baik saja tapi sebenernya ada sesuatu di masa lalu yang masih membuat Sheva terkadang sedih, dirinya tidak mengira kalau keputusannya dulu bisa membekas dan menimbun...