Sheva duduk gelisah didalam mobil Januar. Gila. Dirinya benar-benar gila! Sheva menerima tawaran Januar untuk pergi bersama, bahkan saat ini Januar sedang ingin membawanya ke restoran untuk makan siang bersama.
Sheva masih diam saja sepanjang jalan, sampai akhirnya Januar memecah keheningan.
"Gua baru tahu kalo lo asistennya Bayu?"
Sheva menoleh ke arah Januar sebentar, wajar saja kalau Januar tidak tahu, karena memang Sheva selama ini tidak mau berhubungan dengan Gilantar Group.
"Gua emang baru pertama ikut kalo untuk kerjasama bareng Gilantar Group, jadi wajar kalo lo ngga tau"
"Kenapa? Biar lo ngga ketemu gua ya Va?"
"Iya..."
Sheva mengucapkan jawabannya dengan ragu, entah kenapa tapi Sheva tidak enak menjawab kata 'iya' barusan.
"Terus kenapa sekarang mau?"
"Terpaksa, karena Arsen berhalangan"
Januar diam, dia tidak lagi bertanya setelah Sheva menjawab pertanyaan terakhirnya.
"Nu... Anter gua ke kantor aja langsung bisa ngga?"
"Makan siang sama gua mau lo tolak juga Va?"
"Gua udah ada janji sama Anna, sorry banget ngga bisa ikut lo, atau kalo lo mau lanjut makan siang, gua turun di depan aja, nanti gua lanjut pesen taksi aja"
Januar diam cukup lama, dia tidak merespon ucapan Sheva dan terus melajukan mobilnya.
"Nu..."
"Gua anter lo ke kantor sekarang"
Sheva diam. Januar marah? Sheva masih ingat betul gelagat Januar kalau sedang marah, apa karena dirinya menolak untuk diajak makan siang?
"Makasih Nu buat tumpangannya. Sorry ngerepotin"
"Next time kalo gua ajak lo ngga boleh nolak!"
Sheva langsung turun dari mobil Januar, Sheva pastikan kalau Januar sedang marah.
Sheva mengarahkan kakinya ke restoran di sebrang kantornya, sejak tadi Anna sudah mengirim pesan menanyakan dirinya sedang dimana dan masih lama atau tidak. Setelah melihat Anna, Sheva langsung duduk dan mengucapkan maaf juga terimakasih karena ternyata Anna sudah memesan makanan untuknya.
"Lama lo!"
"Sorry... Makan dulu apa mau ngobrol dulu?"
"Makan lah, laper gua nunggu lo kelamaan!"
Sheva tertawa, Anna benar-benar kesal saat ini sangat terlihat dari raut wajahnya yang sudah ditekuk, dengan berbagai usaha Sheva mencoba untuk membuat mood Anna kembali agar suasana makan siangnya bisa damai.
"Jadi apa yang pengen lo omongin Na?"
Sheva dan Anna sudah selesai makan, hanya tersisa minum yang tinggal setengah gelas saja dimeja makan mereka saat ini.
"Soal Nuar... Don't hate him please, can you?"
Sheva mengerutkan keningnya, dari sekian topik yang bisa dibicarakan kenapa lagi-lagi harus nama Januar yang Sheva dengar?
"Why?"
"Lo tau kan kalo Nuar sepupu gua Va? Gua ngga bisa jelasin semuanya ke lo, soal kalian yang dulu sebenernya Nuar juga ngga berniat buat pisah sama lo Va... Dia terpaksa juga"
"Dia ngga keliatan kalo terpaksa Na... Bahkan sebelum gua makan sama lo, tadi gua bareng Januar"
"Hah? Tadi Nuar disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Januar
Teen FictionSheva Putri Ansafi, seorang wanita berusia 21 tahun, hidupnya selalu terlihat baik-baik saja tapi sebenernya ada sesuatu di masa lalu yang masih membuat Sheva terkadang sedih, dirinya tidak mengira kalau keputusannya dulu bisa membekas dan menimbun...