6

2.8K 250 2
                                    

Wang Yibo dipanggil ke markas pusat.

Setiap prajurit memberi salam hormat pada Kapten Wang Yibo. Sambil membatin 'siapa bocah yang terus mengekor di belakangnya'.

"Kapten Wang, maaf mengganggu waktu cutimu." Sama Haikun.

Wang Yibo mengangguk. "Ada perkembangan kasus?"

"Kita menemukan barang bukti, hanya saj sedikit rumit. Ada alat pemicu yang terpasang. Dan sepertinya jika kita membuka dengan asal menebak, maka itu akan menghancurka sesuatu yang tersimpan di dalamnya."

Wang Yibo mengerti. "Biar aku lihat dulu."

Haikun membawa Wang Yibo ke sebuah ruangan khusus.

"Jangan menyentuh apapun. Diamlah di tempatmu." Pinta Wang Yibo pada bocah yang masih saja kengekorinya.

Wang Sizhui mengangguk, tapi matanya menatap sekeliling mengamati.

Haikun baru menyadari kehadiran bocah yang sangat mirip dengan Wang Yibo.

"Adikmu? Yibo?"

"Ck.... Bukanlah. Dia anakku."

"Bercandamu tidak lucu Yibo."

Wang Yibo tidak menghiraukan Haikun yang masih tidak percaya.

"Benda ini memang dilengkapi mekanisme penghancur."

"Itu mudah di buka." ucap Sizhui.

Wang Yibo menatap matanya, "Ini bukan mainan."

Sizhui balas menatap tak mau kalah. "Aku bisa membukanya. Pa- Mama selalu memberiku banyak mainan, termasuk mekanisme sederhana seperti itu."

"Kamu yakin?" tanya Haikun.

Sizhui mengangguk.

"Jangan aneh-aneh Gege... dia cuma anak kecil." sangkal Wang Yibo.

"Biarkan dia mencoba."

Sizhui menatap Haikun terima kasih karena mau percaya. Dan menatap Wang Yibo dengan cibiran. Seolah mengatakan 'Daddy payah!'

Sizhui melihat dari segala sudut benda kotak yang menyerupai koper. Ada kombinasi angka dan beberapa kabel tiga warna di setiap sisi. Merah kuning dan hijau.

"Pinjam pisau, om." Sizhui mengulurkan tangan pada Haikun. Padahal Wang Yibo juga sedang pegang pisau.

Wang Yibo meringis dalam hati. Anaknya pendendam.

Sizhui memotong kabel berwana merah. Dan sebuah kilatan muncul di sudut koper. Itu pisau yang tipis dan tajam.

Melihat kombinasi angka, Sizhui mengaturnya menjadi 134.

Klik.

Koper terbuka.

Hanya satu lembar kertas.

"Sepertinya ini sebuah formula yang tidak lengkap." Sizhui mengambil kertas itu dan menyerahkannya pada Haikun.

"Kamu tahu banyak hal?"

Sizhui mengangguk. Tentu saja, dia yang selalu mengikuti Xiao Zhan. Belajar banyak hal. Untuk otaknya secerdas Papa Zhang dan bukan Daddy Wang.

Wang Yibo yang diabaikan mendengus.

"Akan kita apakan bukti ini?"

"Kita perlu tahu apa isinya." Haikun merenung. "Aku akan hubungi lab milik negara. Mungkin mereka mau membantu kita."

"Daddy, bisakah aku mendapatkan nasi untuk makan siang?" Sizhui merangkul kaki Wang Yibo.

"Kamu bisa bawa Sizhui ke kantin."

Wang Yibo mengangguk, "Aku pergi dulu, Gege."

----

Di Rumah.

Xiao Zhan kesepian. Ia memeluk boneka milik Sizhui.

"Zhui... Apa Papa jahat sama kamu nak? Kamu tidak rindu Papa?"

Xiao Zhan takut. Anak nakal itu kadang berhati dingin.

"Apa Zhui bosan sama Papa?"

Baru ditinggal sehari, Xiao Zhan sudah seperti orang depresi. Padahal ia tahu anaknya baik-baik saja.

Tok tok tok

Xiao Zhan melangkah lunglai membuka pintu.

"Yubin gege..."

"Kamu kenapa Zhan? Seperti habis patah hati?"

Xiao Zhan menghela nafas dramatis. "Penghianat kecil, dia kabur dari rumah."

"Sizhui?" tanya Yubin memastikan.

Xiao Zhan mengangguk. "Ada apa Yubin gege kemari?" Xiao Zhan sedikit curiga. Takut disuruh meninjau laporan keuangan.

Yubin pengen banget menjitak kepala boss nya ini.

"Wilayah kita di utara, sepertinya terjadi masalah. Pengawas di sana menghubungiku, dia mengatakan beberapa polisi meminta keterangan darinya."

"Apa ini masalah serius?"

"Hm.... Ada kasus pembunuhan yang terjadi di wilayah kita."

"Aku akan pergi ke utara."

Yubin mengangguk, ini lebih baik. "Bagaimana dengan Sizhui? Kamu akan meningglkannya di kota ini?"

"Dia akan baik-baik saja."

"Baiklah, aku akan persiapkan penerbangan kita ke wilayah utara." Yubin pamit.

Xiao Zhan mengirim pesan untuk Sizhui.

'Papa harus pergi ada pekerjaan di utara. Wang Sizhui.... Tunggu hukuman Papa sayang.'

----

Haikun sampai di lab milik negara. Berhadapan dengan dokter Wen Qing.

"Ini rancangan untuk membuat senjata api." jelas Wen Qing.

"Apa ini hebat? Maksudku senjata ini?" tanya Haikun.

"Seharusnya ini bisa menghancurkan sato kota dalam sekali tembak."

Punggung Haikun meriding.

"Tapi ini hanya rancangan cacat."

"Kamu bisa memperbaikinya?" jika senjata ini bisa digunakan untuk pertahanan negara mereka, betapa hebatnya itu.

Wen Qing menggeleng. "Aku bukan ahli senjata. Aku hanya seorang dokter."

"Sayang sekali."

"Tapi.... Mungkin kamu bisa bertanya padanya." Wen Qing memberi Haikun sebuah kartu nama.

"Dia cukup keras kepala, tapi aku yakin, dia akan luluh jika kapten Wang merayunya."

Haikun mengernyit. Menyuruh Wang Yibo untuk merayu orang, sama saja dengan kegagalan. Yibo tidak bisa diharapkan.

"Saya masih banyak pekerjaan, saya permisi tuan Haikun."

"Silahkan."

Haikun kembali ke markas pusat.

----

Kapten (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang