21

1.9K 178 5
                                    

Wang Yibo tertunduk hilang akal.

"Daddy..."

Wang Yibo bahkan tidak menanggapi panggilan Sizhui. Dunianya seolah pudar. Semua indranya seakan tidak berfungsi.

"Daddy.... Jangan diam seperti ini... masih ada Zhui.... Juga ada A Yun."

Xiao Zhan.

Hatinya meraung. Mulutnya tidak berani berucap. Matanya hanya terus mengeluarkan lelehan air mata.

Tubuh besar Wang Yibo dipeluk Sizhui. Lelaki yang tegar kini benar-benar rapuh menangis di pelukan anaknya.

Zhanzhan.... Kembalilah....

"Mama...." Xie Yun yang masih kecil pun memahami kesedihan di depan matanya.

Mama yang tak pernah memeluknya.

Lan Wangji berdiri terpaku melihat keluarga kecil anaknya. Bagaimana ia akan bicara dengan Wei Ying nya.

Cklek.

Pintu terbuka dan Shiying keluar dengan keringat dan nafas lelah.

"Wangji.... Xiao Zhan sempat henti jantung. Ia pernah mengalami halyang sama beberapa kali. Tapi ini yang pertama kali. Begitu parah." Shiying menjelaskan di depan Lan Wangji, yang terlihat paling bisa diajak bicara dibandingkan Wang Yibo dan Sizhui yang masih menangis.

"Xiao Zhan berhasil bertahan. Dan... Kabar baiknya, dia tidak lagi memerlukan alat bantu pernafasan. Karena semua organnya kembali berfungsi. Mungkin butuh beberapa hari, kita bisa melihat Xiao Zhan sadar."

"Terima kasih Shiying."

"Hm.... Apapun untukmu, Wangji. Oh iya...Aku harus pergi. Permisi."

Lan Wangji mengangguk.

Setelah Shiying pergi. Ia melihat tiga orang yang sama persis sedang menangis saling peluk.

"Diamlah.... Xiao Zhan sudah tidak apa."

"Hiks.... Kakek... Kami menangis bahagia.... Papa Zhan kembali."

Wang Yibo dan Xie Yun mengangguk setuju.

"Hm... Mama pasti kembali."

"Ya...Zhanzhan gak boleh pergi."

Lan Wangji menghela nafas. "Duduklah yang benar. Kalian membuatku malu."

Wang Yibo baru menyadari bahwa sedari tadi ia duduk di lantai dingin. Begitu pula Sizhui dan Xie Yun.

"Kakek.... Kapan kita bisa menemui Papa lagi?" tanya Sizhui.

"Kita tunggi dokter Shiying."

"Baiklah...."

----

Tiga hari kembali berlalu.

Keadaan Xiao Zhan semakin membaik. Hanya dia belum bangun juga dari tidurnya.

"Pagi Zhan...." Wang Yibo datang pagi setiap hari. Ia akan bercerita di samping Xiao Zhan sampai ketiduran. Dia juga akan menyeka tangan dan kaki seta wajah Xiao Zhan.

"Hari ini anak-anak akan pergi bersama Papa Wangji dan mama Wei."

Wang Yibo mengusap pipi Xiao Zhan.

"Kamu tahu Zhan.... aku senang bisa bertemu lagi denganmu. Dan... Xie Yun... anak kita... Terimakasih sudah melahirkannya, meski aku sangat berharap anak kita lebih mirip dengamu."

Meremas tangan Xiao Zhan. Wang Yibo ingat pesan dokter Shiying bahwa ia harus sesekali memijit, agar saraf di tubuh Xiao Zhan tidak mati rasa.

"Kapan kamu akan bangun, Zhan... Aku janji, jika kamu bangun, aku akan membawamu berlibur kemanapun kamu mau."

"Aku mau ke swiss...."

Wang Yibo terdiam menatap wajah Xiao Zhan.

"Kenapa? Kamu bohong? Kita tidak jadi pergi?"

"Zhanzhan...." Wang Yibo memeluk Xiao Zhan. "Kamu bangun..."

Xiao Zhan mengusap kepala Wang Yibo yang masih menangis di ceruk lehernya.

"Yibo...." panggil Xiao Zhan pelan.

Hanya isakan, Wang Yibo tidak mau melepas pelukannya.

"Wang Yibo.... Kaki ku terasa sakit dan pegal."

Wang Yibo melepas pelukannya. Ia replek membuka selimut Xiao Zhan untuk memeriksa kakinya.

"Benarkah? Dokter Shiying bilang itu hal wajar, kamu hanya perlu berlatih nantinya. Pelan-pelan sampai kamu bisa berlari." Wang Yibo memijit perlahan.

"Bagaimana kamu menemukanku?"

Sejenak Wang Yibo diam, dan tatapannya jatuh pada mata Xiao Zhan.

Pipi Xiao Zhan bersemu merah. "Jangan menatapku seperti itu..." cicit Xiao Zhan. Tatapan Wang Yibo itu loh bikin Xiao Zhan salah tingkah.

"Sizhui menemukan A Yun."

"A Yun?" maafkan Xiao Zhan yang ingatannya buruk.

"Anak kita yang ke dua." Wang Yibo ingin sekali mencium Xiao Zhan. Gemas lihat Xiao Zhan yang sedang berpikir.

"Ahh.... Jadi namanya Yun?" Xiao Zhan memilin bajunya dengan jarinya. "Aku belum pernah melihatnya, apa dia sehat? Dia... Dia pasti mirip denganmu. Aku....aku...Papa yang buruk."

"Siang nanti dia akan ke sini bersama Zhui dan Papa Wangji, Mama We juga."

"Mereka di sini?" mata Xiao Zhan berbinar.

"Hm... tentu."

Xiao Zhan tersenyum. Dia sangat bahagia sekarang. Semua keluarganya baik-baik saja. Dan anak keduanya... Xiao Zhan sangat menantikannya.

"Yibo?" Xiao Zhan terkejut melihat wajah Wang Yibo begitu dekat.

"Zhan...." Wang Yibo membelai pipi Xiao Zhan yang masih tirus. Perlahan jarinya juga mengusap bibir yang sedari tadi tersenyum seolah sedang menggodanya.

"Jangan pernah pergi lagi."

Xiao Zhan hanya diam ketika bibir Wang Yibo menyesap bibirnya.

"Yib...bo..oh..." Xiao Zhan harus berpegangan pada lengan Wang Yibo. Bibirnya benar-benar dimakan dengan rakus.

Kapten (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang