19

1.8K 178 4
                                    

"Aku akan masuk lebih dulu." Wei Wuxian yang sudah memakai baju steril memasuki ruangan Xiao Zhan. Pengunjung hanya diperbolehkan satu orang.

Lan Wangji menunggu di luar.

"Wangji..." Shiying duduk tak jauh juga tak begitu dekat. Ia menatap wajah lelaki yang tak pernah bisa dilupakan. "Bagaimana kabar kamu? Apa kamu bahagia?" tatapnya sendu.

"Hm... Aku dan Wei Ying sangat bahagia." jawabnya, tatapan Lan Wangji masih pada pintu yang dimasuki Wei Ying.

Shiying tersenyum miris.

"Beberapa hal memang tidak bisa dipaksa. Kamu yang mencintai Wei Ying. Sama seperti aku yang masih mencintai seorang Lan Wangji."

"Jangan bicara omong kosong, Shiying." Lan Wangji menoleh dan menyipit tidak suka. Takut Wei Wuxian sedih ketika mendengarnya.

Shiying mengedikan bahunya. "Cinta bukan sesuatu yang bisa aku kontrol, Wangji."

Huh...Lan Wangji hanya bisa menghela nafas. Ia tidak akan bisa menang berdebat dengan Shiying.

"Maaf."

"Maaf untuk apa?" Shiying masih tersenyum melihat Lan Wangji.

"Segalanya. Memutuskan pertunangan kita secara sepihak, dan maaf karena tidak bisa membalas perasaanmu."

"Kamu tahu Wangji... Melihatmu bahagia itu sudah cukup untukku."

Lan Wangji menatap Shiying yang tersenyum, benar-benar tulus dengan perkataannya.

"Aku berharap kamu juga bahagia, Shiying."

Shiying mengangguk. 'Mungkin tidak di kehidupan ini'

"Nenek Shiying...."

Suara kecil menggema di lorong rumah sakit. Xie Yun berlari dan menubruk Shiying dengan pelukan lengan kecilnya.

"Aku menunggu di rumah, kenapa Nenek tidak pulang?"

Shiying terkekeh, mencubit pipi gembul Xie Yun. "Maaf ya... Nenek lupa mengabari kamu."

"Tidak apa... Yunyun sudah besar." ucapnya bangga.

Lan Wangji mengernyit melihat interaksi Shiying dengan bocah 4 tahun yang sangat mirip dengan Sizhui.

"Kakek Wangji..." Shizui yang baru sampai setelah ditinggal lari Xie Yun.

"Zhui... bagaimana kamu?"

Shizui tersenyum, duduk di sebelah Lan Wangji. "Apa nenek Wei ada di dalam? Bertemu Papa Zhan?"

Lan Wangji mengangguk. "Bagaimana kamu tahu?"

Shizhui menunjuk Xie Yun yang sudah duduk di pamgkuan Shiying. "Aku bertemu dengan duplikat Daddy Wang."

"Apa dia..." Lan Wangji memperhatikan Xie Yun. Bocah itu benar-benar duplikat Wang Yibo. Hanya saja senyumnya sama dengan senyum Xiao Zhan. Shiying mengatakan bahwa Xiao Zhan melahirkan seorang anak. Mungkinkah bocah ini.... Cucunya?

'Tapi kenapa dari dua cucunya ini tidak satu pun yang mirip dengan Zhanzhan nya yang manis'

"Shiying.... dia...apa dia anak yang Zhanzhan lahirkan?"

Shiying tersenyum, ia mengangguk dan itu sukses membuat hati Lan Wangji berdesir.

"Terimakasih sudah merawat Zhanzhan dan cucuku."

Shiying lagi-lagi tersenyum. Cucunya Lan Wangji juga memanggil dirinya Nenek Shiying. Bukankah hubungan ini cukup dekat.

"A Yun.... sapa kakek Wangji." pinta Shiying.

"Halo Kakek, namaku Xie Yun."

"Setidaknya peluk kakek." Sindir Sizhui.

Xie Yun yang masih nyaman dipangkuan Shiying, memanyunkan bibirnya. "Gege... Yunyun malu."

Shizhui tertawa melihat Xie Yun yang malah bersembunyi di pelukan Shiying.

Lan Wangji tersenyum, tingkah Xie Yun yang malu-malu sama persis dengan Zhanzhannya.

"A Yun.... Kemari nak. Kakek ingin melihatmu dengan benar." pinta Wangji dengan lembut.

Xie Yun mengangkat wajahnya, ia menatap Lan Wangji lalu menatap Shiying.

Shiying mengangguk. Mengusap kepala Xie Yun. "Dia kakekmu."

Xie Yun menghampiri Lan Wangji dengan kaki kecilnya. "Kakek di sini mau bertemu Mama?"

"Iya, tentu..."

"Yunyun senang, banyak yang datang. Mungkin dengan itu... Mama mau bangun." ucap Xie Yun.

Lan Wangji memeluk Xie Yun yang untungnya bocah itu tidak takut dengan orang yang baru kali ini ia temui.

"Hm... Papa Zhan pasti bangun." Sizhui menatap pintu yang masih tertutup. Ia sangat merindukan Papa Zhan.

Cklek.

Wei Wuxian keluar dengan mata sembab.

"Lan Zhan....hiks...."

Lan Wangji menurunkan Xie Yun, ia langsung mendekap Wei Wuxian yang terisak.

"Gege...." Xie Yun mendekati Sizhui. Ia menarik ujung bajunya.

"Dia nenek Wei.... Ibunya Mama Zhan."

"Yunyun punya dua Nenek?"

Sizhui menggeleng. "A Yun punya tiga, satu lagi nenek Bailu."

Xie Yun mengangguk mengerti. Saat di perjalanan ke rumah sakit tadi, Sizhui sudah menceritakan bahwa mereka berdua punya Mama yang sama. Keluarga Sizhui juga keluarganya.

"Lalu... apa Yunyun punya Daddy?"

"Tentu saja...."

"Wei Ying...." seru Lan Wangji, ia mendekap tubuh Wei Wuxian yang melemah karena pingsan.

"Wangji... bawa Wei Wuxian ke ruangan sebelah. Sepertinya dia masih syok dan terlalu banyak menangis."

Lan Wangji mengangguk dan membawa Wei Wuxian.

"Dokter Shiying...." Panggil Sizhui.

Shiying yang memperhatikan punggung Lan Wangji, menoleh.

"Ada apa?"

"Hm... Apa aku masih bisa melihat Papa Zhan?" Sizhui menatapnya penuh harap.

"Tentu... Kamu..."

"Aku Sizhui... Gege nya Xie Yun."

Shiying mengangguk paham. "Ikut aku, kamu perlu berganti pakaian."

Sizhui mengekor di belakang Shiying dengan menggandeng tangan Xie Yun.

Papa Zhan... Shizui rindu.

Kapten (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang