26

1.8K 161 1
                                    

"Om Yubin.... batalkan saja rapat kita nanti. Aku ada janji makan malam di rumah nenek Lulu."

"Baiklah. Akan saya urus. Kalau begitu saya permisi."

Sizhui menyandarkan punggungnya di sandaran kusri. Di usianya yang masih 12 tahun, ia sudah memegang seluruh Wang corp.

Boss termuda ini tidak merasa terbebani. Menghasilkan begitu banyak uang adalah kesenangan tersendiri untuknya.

----

Di salah satu rumah sakit.

Dokter Shiying bersandar di pintu ia memperhatikan bocah 6 tahun sedang membaca rekam medis dengan sangat serius.

"A Yun... kapan kamu berhenti?"

"Sebentar lagi.?" bahkan ia menjawab tanpa menoleh sedikit pun.

"Kamu yakin? Tadi Sizhui menelepon katanya kamu ada janji makan malam?"

"Oh." Xie Yun mengangkat wajahnya linglung, seolah baru ingat. Ia tergesa melihat jam.

"Aku terlambat. Oh tidak.... Mama Zhan pasti akan marah. Oh... Semoga nenek Lulu tidak lupa menyisakan puding coklat kesukaanku." Xie Yun membereskan barang-barangnya dengan mulut sambil ngomel.

Shiying tersenyum menunggu bocah kesayangannya ini.

"Ayo nenek Shiying.... Kita harus cepat."

----

Di kediaman Wang.

Meski terlambat, Xie Yun masih sempat makan malam, tentu saja tak lupa puding coklat buatan nenek Lulu.

Keluarga besar ini cukup ramai malam ini.

Xiao Zhan tidak mendapati Wang Yibo ketika semua sedang asik nonton dan berbincang di ruang tengah.

Di halaman belakang.

"Gege.... sudah aku katakan, aku tidak mau."

Wang Yibo menutup telepon begitu saja.

"Yibo..."

Wang Yibo terlonjak kaget, ia berbalik melihat Xiao Zhan tak jauh darinya. Reflek ia menyembunyikan ponselnya.

Xiao Zhan menatap sendu. "Dari siapa?"

"Haikun gege...." jawab Wang Yibo jujur. Ia tidak pernah bohong dengan Xiao Zhan.

"Ada apa memangnya?"

Wang Yibo mengulukan tangannya, disambut oleh Xiao Zhan. Membawanya dalam pelukan. Ia menghidup aroma Xiao Zhan yang menenangkannya.

"Haikun gege meminta aku kembali ke kesatuan."

Xiao Zhan diam mengusap belakang kepala Wang Yibo yang masih mendusel di ceruk lehernya.

"Aku masih ingin di sini, menemani kamu."

"Hm."

"Aku masih punya mimpi yang belum terwujud."

Xia Zhan terkekeh, "Apa mimpimu itu ingin punya bayi perempuan?"

Wang Yibo mengangkat kepalanya, menatap wajah Xiao Zhan. "Hm... Itu adalah mimpiku yang paling aku nanti."

"Sebegitunya? Bagaimana kalau Zhui dan A Yun mendengar keinginanmu ini?"

"Biarkan saja. Salahnya tidak lahir sebagai perempuan."

Xiao Zhan mencubit pipi Wang Yibo. "Wang Yibo...." gemas Xiao Zhan.

"Sakit Zhan.... Ish... ayo pulang. Kita masih ada projek bikin baby."

"Wang Yibo!"

----

Di markas pusat. Lagi-lagi Haikun hanya menatap ponselnya. Panggilannya pada Wang Yibo sudah lama mati. Tapi ia masoh betah di posisi yang sama.

"Aku harap, lain kali kamu tidak menolak permintaanku."

Kapten (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang