Goodbye to Start

100 7 0
                                    

Selamat membaca 🕊️

Ottawa Canada

William dengan jutaan tekanan dalam hidupnya, atas sebuah kesalahan yang tak bisa dimaafkan. Apalagi oleh dirinya sendiri.

Siapa William yang berani melampaui Tuhan untuk menghakimi dirinya sendiri dengan menjadi rusak dan brengsek? Loysa yang menjadi korban saja, memintanya untuk melupakan itu. Karena Loysa juga ingin begitu.

Pikiran William terlalu banyak, dipusingkan dengan masalah perusahaan akhir-akhir ini, juga Loysa yang mengambil alih seluruh isi pikirannya dengan sikap seperti tidak terjadi apapun diantara mereka.

Kepalanya serasa ingin meledak kapan saja.

Mike memasuki ruangan disusul oleh sekretarisnya yang membawa makan siang pesanan pria itu. Sejak ia tahu Loysa magang disana, William jarang keluar ruangan dan hanya keluar untuk keperluan penting.

"Makan siangmu sudah siap" Mike mendekat ke meja William. William melengos menuju sofa dimana makan siangnya disajikan.

Sekretarisnya juga beranjak keluar, namun pintu tertahan untuk Loysa yang muncul. Sejenak terhenti disana menatap William dengan tenang, sebagai sapaan tak langsung.

William sampai terhenti dengan langkahnya, dengan pertanyaan yang menggandai di kepalanya. Juga kening yang mengernyit mengekspresikan keterkejutan.

"Loysa bergabung makan siang dengan kita" ujar Mike dari belakang William.

Loysa menutup pintu lalu melangkah mendekati sofa.

"Apa tuan William keberatan?"

Mulut William kelu untuk menjawab. Dia keberatan? Tidak terpikirkan kesana, namun tujuan Loysa kesana? Dan maksud dari semua ini, William masih bingung.

William terpaksa duduk menyusul Mike dan Loysa yang sudah duduk lebih dulu.

Mike dan Loysa menyisipkan obrolan ringan sembari menikmati makan siang mereka. Membicarakan kuliah Loysa dan kampus mereka, bagaimana kesibukan Loysa diluar kampus dan magang gadis itu.

Berbeda dengan William yang awalnya tampak tertekan dengan keberadaan gadis itu, kini mulai fokus dengan obrolan keduanya.

William dibuat takjub dengan kerja keras dan prestasi Loysa yang mengantarkannya pada kampus termahal Kanada dengan biaya penuh dari pemerintah.

Lalu bagaimana gadis itu mengisi waktu luangnya mencari tambahan dollar untuk mencukupi tuntutan hidup yang mahal di Ottawa.

Jika saja Loysa menerima pemberian William waktu itu, pasti lebih dari cukup untuk menyokong kebutuhan gadis itu hingga lulus kuliah.

Dan lagi, William harus bersyukur jika Loysa menunjukkan ketidak-beratan untuk bertemu bahkan makan bersamanya.

Mike pergi entah kemana, Loysa merapikan dan membersihkan bekas makan siang mereka. William di toilet untuk membersihkan diri juga untuk menghindar tentunya.

Namun saat puluhan menit berlalu dan William keluar dari toilet, Loysa tengah menikmati pemandangan cerah kota Ottawa lewat dinding kaca.

Les Terrasses de la Chaudière dan 900 Albert - Tower 1 dapat Loysa lihat dari lantai 64 Heathcliff, salah satu gedung tertinggi di kota Ottawa.

William menghela nafas, baru Loysa menyadari jika pria itu sudah siap dengan urusannya dikamar mandi.

"Kau belum kembali Loysa?" Ujar William mengambil langkah menuju kursinya.

"Jam istirahat masih panjang. Haruskah saya pergi?" Ujar Loysa menyusul pria itu, lalu berhenti disamping meja William.

"Loy...apa maksud semua ini?" William dengan putus asa dengan sikap Loysa yang memberinya harapan bahwa sekarang mereka baik-baik saja.

SHY BOSS BABY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang