Chapter One

9.3K 550 87
                                    

Perlahan, Kedua mata kucing itu terbuka, gadis berusia delapan belas tahun itu mengerjap-ngerjapkan kedua matanya beberapa kali. Bibirnya melengkung ke atas melihat sang kekasih yang berada di hadapannya sedang sibuk memperhatikan wajahnya. "Mmh, kau sudah bangun sejak tadi?" Gumam Jennie dengan suara yang serak.

Lalisa menggelengkan kepalanya lalu mengelus satu pipi mandu Jennie dan menyelipkan rambut Jennie ke belakang telinganya membuat seluruh wajah Jennie terlihat jelas di depan matanya. "Baru dua puluh lima menit yang lalu, honey."

"Dan kau hanya diam memperhatikan wajahku saja?"

Lalisa terkekeh mendapat pertanyaan itu, dia memeluk erat tubuh Jennie dan mengecup dahinya dengan lembut. "Wajar saja aku melakukannya, kekasihku cantik sekali." Ucapnya yang membuat Jennie tersipu malu, wajahnya memerah begitu saja.

Jangan terheran apa yang terjadi dengan Lalisa dan juga Jennie, sebelumnya.. mereka memang sempat bertengkar karena Jennie tak kunjung memberi kabar pada Lalisa, namun, semua itu hanya sementara karena nyatanya, sekarang mereka bahkan seperti tidak terjadi apa-apa.

"Bagaimana kuliah hari pertamamu, hm?" Tanya Lalisa lembut.

"Everything's good, baby.."

"Ada yang mengajakmu kenalan?"

Jennie terkekeh. "Tenang saja, aku masih mengingat pesan darimu bahwa aku tidak boleh dekat dengan siapapun disana." Mendengar jawaban itu Lalisa mengecup bibir Jennie sekilas lalu menggesekan ujung hidungnya dengan ujung hidung Jennie.

"Good girl." Pujinya dan mereka kembali berpelukan.

Keduanya masih tidak menggunakan pakaian apapun di tubuh mereka masing-masing, karena mereka baru saja melewati permainan panas mereka.

"I love you, Nini."

"Hmm, i love you too, Lili."

Untuk beberapa menit lamanya mereka tidak mengatakan apapun lagi, keduanya hanya sibuk saling berpelukan sementara Lalisa sesekali bibirnya mengecup pucuk kepala Jennie dengan lembut. "Cantik sekali kekasihku." Puji Lalisa lagi yang membuat Jennie mengulum senyumannya.

"Tidak bosan mengatakan itu di setiap hari selama lima tahun, huh?" Sarkas Jennie yang membuat Lalisa menggelengkan kepalanya.

"Anniyo, aku bahkan akan memberimu pujian di setiap detik, menit jika kau mau." Jawabnya yang membuat Jennie berdecih lalu memutar kedua bola matanya.

Yap, hubungan keduanya sudah berjalan lima tahun lamanya, saat itu.. keduanya di pertemukan di sekolah yang sama, meski mereka selalu bertengkar hampir di setiap harinya, tetapi.. keduanya tidak ada yang pernah ingin berpisah, hal itulah yang membuat keduanya bisa sampai di titik ini.

Jennie melirik jam dinding di kamar Lalisa. "Omo... ternyata sudah jam sebelas malam, hon." Ucapnya sedikit terkejut dan hendak bangun, namun Lalisa menahan tangannya.

"Terus kenapa kalau sudah jam sebelas?"

Jennie menatap Lalisa. "Honey... ini hari pertamaku kuliah, lagipula.. sudah satu minggu aku menginap di unit mu, 'kan? Aku harus pulang, sayang. Aku tidak ingin mommy memarahiku jika aku sering menginap di tempatmu."

Lalisa segera melepaskan tangan Jennie sambil berdecak sebal. "Seharusnya, kau menuruti apa mauku, Nini. Kau tinggal disini bersamaku." Balasnya kesal dan Jennie menarik napasnya dalam-dalam dan memegang lembut tangan Lalisa.

"Honey, kita sudah sering membicarakan ini, aku belum bisa tinggal bersamamu..,"

"Karena ibuku memerlukanku, kalau bukan aku, siapa lagi yang menjaganya?" Potong Lalisa dengan sebal, dia sudah tahu betul apa jawaban Jennie di setiap membicarakan hal ini.

YOU (GxG) JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang