Chapter Twelve

3.9K 453 48
                                    

"Nini, taukah kamu hal yang paling indah yang pernah ku lihat?"

"Hmm, anni, apa itu?"

Lalisa yang sedang berbaring di atas kedua paha Jennie sebagai bantalannya pun segera duduk dan mengelus pipi mandu Jennie dan menatapnya dengan penuh kasih sayang. "You." Balasnya dengan deep voice.

Keduanya sedang berada di taman sekolah, mendengar ucapan Lalisa, membuat Jennie tersipu malu.

"Happy anniversary ke satu tahun, Nini. Kau harus tahu bahwa aku sangat mencintaimu." Sambung Lalisa sambil mengeluarkan sebuah kalung berbentuk hati itu. "Ada ukiran namaku disini, jadi.. kau harus selalu ingat padaku." Lanjutnya dan memasangkan kalung itu di leher Jennie dengan hati-hati, ia membantu Jennie mengangkat rambut panjangnya.

Jennie menganggukan kepalanya, wajahnya nampak berseri-seri memandang wajah kekasihnya itu. "Thank u, babe."

"Aku juga punya sesuatu untukmu." Jennie mengeluarkan sebuah case ponsel dengan print an gambar dirinya dan kekasihnya itu, dia memasangkannya di ponsel milik Lalisa. "Ada foto kita di sini, agar kau selalu ingat dengan ku."

Lalisa terkekeh, dia tersenyum sangat lembut lalu menarik tengkuk leher Jennie, melumat bibir Jennie dan membawanya ke dalam pelukan.

"I love you, Nini."

"I love you too, Lalisa."

Flashback off

Lalisa menitihkan air matanya, dia mengingat bagaimana anniversary pertamanya dengan Jennie, isakan tangisnya semakin mendalam, ia menangis sambil menggigit bibir bawahnya sendiri.

Flashback on

"Guess what, Who I am?" Gumam Lalisa sambil menutup kedua mata Jennie menggunakan kedua telapak tangannya dari belakang.

Jennie sedang membaca buku di taman sekolahnya.

Jennie terkekeh, dia mengulum senyumannya sendiri, lalu meraba jari panjang milik kekasihnya itu. "My future love." Jawabnya dan Lalisa terkikik. Dia membuka kedua mata Jennie lalu mengecup pipi Jennie kanan dan kiri secara bergantian.

"Happy anniversary yang ke dua tahun, sayang!" Ucap Lalisa sambil memberikan satu tangkai bunga mawar merah.

"Ugh, manis sekali, terimakasih, sayang." Jennie mengecup pipi Lalisa dan menerima bunga itu.

Pemandangan itu sudah terbiasa mereka lihat di sekolah, tentang Lalisa dan Jennie sepasang kekasih yang selalu menempel di setiap saat meski keduanya masih menginjak umur empat belas tahun dan berada di junior high school.

"Aku juga ada sesuatu untukmu." Jennie mengeluarkan sesuatu dari dalam saku rok seragamnya.

"Sisir?" Lalisa mengerutkan dahinya ketika menerima hadiah dari Jennie, sebuah sisir kecil berwarna kuning.

Jennie tertawa. "Iya, kau kan suka menyisir poni anti badaimu itu kapanpun dimanapun, jadi.. ini untukmu." Lalisa tertawa terbahak, dia mencoba menyisir poninya dengan sisir barunya.

"Gomawo, aku sangat menyukai sisirnya." Keduanya pun tertawa setelahnya.

Flashback off

Lalisa tersenyum memutar sisir pemberian dari Jennie itu, tentu saja ia masih menyimpannya air matanya terus mengalir di pipinya. "Nini, I miss you." Gumamnya sendiri.

Flashback on

Lalisa menengok ke kanan dan ke kiri, ini jadwal mereka break, biasanya mereka akan bertemu di sebuah taman sekolah karena mereka tidak dalam kelas yang sama. "Dimana, Nini?" Gumamnya sendiri mencari Jennie namun tidak ada.

YOU (GxG) JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang