Chapter Nine

3.1K 351 39
                                    

Lalisa POV

Sesekali aku tertawa mendengar wanita yang sedang duduk di sebrangku ini berbicara, dia adalah Diana Flippo, temanku dari Thailand.

Kami tengah berada di salah satu cafe yang cukup terkenal karena dia memintaku untuk mengajaknya kesini, tetapi.. satu hal yang aku lupakan, bahwa cafe ini dekat dengan universitas kekasihku.

Itulah yang membuatku sesekali juga menoleh ke arah jendela, untuk memastikan bahwa situasi aman, ntah itu dari Jennie maupun dari Jisoo eonnie yang kapan saja bisa mengadu jika bertemu aku dengan wanita lain, ya meski aku tahu, Jennie tidak mungkin ke cafe jika tidak bersama-

Pikiran ku terhenti kala melihat mobil yang baru saja terparkir dan seorang gadis keluar dari mobil itu.

T-tunggu...

Aku menyipitkan kedua mataku, memastikan bahwa aku tidak salah lihat.

"Nini?"

"Huh?" Aku mengerjap kala mendengar Diana yang menyahutiku.

"Eoh?" Tanyaku heran.

"Kau mengatakan apa tadi?" Tanyanya menggunakan bahasa Thailand, aku segera membulatkan kedua mataku, aku mengingat lagi bahwa aku memang melihat kekasihku, dengan cepat aku menoleh ke luar, aku melihat Jennie yang berjalan tergesa ke arah cafe.

"Gawat!" Gerutuku pelan, aku segera mencoba
bersembunyi di bawah kolong meja.

Dan.. Dugh!

Itu bunyi kepalaku yang tak sengaja terbentur bawah meja ketika aku mencoba untuk bersembunyi. "Ahk!" Reflekku meringis.

"Lalisa, what's wrong?" Tanya Diana dengan kebingungan.

"W-wait, Phi! Aku mencari uangku.. sepertinya aku menjatuhkannya...." Ucapku gugup mencoba mencari alasan, aku meringis melihat kedua kaki Jennie yang baru saja memasuki cafe, dia berjalan menuju kasir, Ck. Sebenarnya, apa yang dia lakukan? Kenapa mampir ke cafe tanpa sepengatahuanku?

"Hey, belum ketemu? Itu ponselmu berdering." Ucap Diana lagi yang membuat aku hanya meraba ponselku dari bawah kolong meja dan mengambilnya, kedua mataku membulat sekali lagi karena Jennie yang menghubungiku.

My honey's calling.....

Aku berdeham, lalu mencoba menjawab teleponku. "Y-ya?" Jawabku ketika telepon tersambung, aku menjawab dengan suara yang sedikit berbisik.

"Hon, aku sedang di cafe, kau mau di bawakan apa?" Tanya yang kulihat sekarang dia masih berdiri di depan meja kasir.

Aku menggigit bibirku gelisah. "U-uh, itu.. tidak perlu, bisakah kau kembali dengan cepat? A-aku merindukanmu." Ucapku mencoba agar dia cepat pergi dari cafe ini.

Dia terkekeh di balik teleponnya. "Uhmm, i miss you too, baiklah. Tetapi, aku tetap akan membawakanmu sesuatu karena aku sudah terlanjur di cafe...,"

"Sudah belum, Lalisa?" Ucapan Jennie terhenti begitu saja karena mendengar suara Diana dengan jelas menyebut namaku, jantungku berdebar dengan cepat, berharap bahwa Jennie tidak menyadari bahwa kami sedang berada di tempat yang sama.

"H-hon...." panggilku di telepon.

"Baik, Ms. Ingin pesan apa?" Aku mendengar seorang kasir mungkin sedang berbicara dengan Jennie, tidak ada jawaban dari mulut Jennie, aku melihat kedua kakinya justru berbalik ke arah dimana mejaku berada.

S-shit! Sepertinya dia melihatku?

"N-nini, aku bisa menjelaskan...." ucapku di telepon.

YOU (GxG) JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang