EPILOG

6K 466 46
                                    

Jennie'sHouse.

Jennie dan Lalisa sudah duduk di hadapan Mrs. Kim, atau lebih tepatnya ibu kandung dari Kim Jennie.

Setelah berhasil melamar Jennie dengan sebuah cincin yang sudah ia beli sejak dahulu itu, akhirnya Lalisa memutuskan untuk pergi ke rumah Jennie dan bertekad meminta restu kepada ibu Jennie.

"Jane, apa-apaan ini? Dimana Taehyung, dan mengapa kau justru pergi bersamanya?" Raut wajah ibu Jennie memerah, bahkan dia terlihat sangat tidak suka.

Jennie hendak membuka mulutnya, namun, Lalisa menyentuh tangan Jennie, mengenggamnya erat. "Ini tanggung jawabku, okay?" Gumam Lalisa yang membuat Jennie akhirnya menganggukan kepalanya.

Lalisa berdeham, dia menarik napasnya panjang. "Sebelumnya, aku minta maaf jika aku mengganggu...,"

"Kau memang sangat mengganggu." Potong ibu Jennie cepat.

"Mom!" Jennie sedikit meninggikan suaranya mengingatkan akan sikap ibunya itu, dan Lalisa yang berada di sebelahnya mengelus punggung tangan Jennie.

"Kau masuk kamar dahulu, biarkan aku bicara dengan mommy mu, hm?" Ucap Lalisa dengan lembut.

"T-tapi, hon..."

"Percayakan semuanya padaku, honey. Aku mencintaimu, aku akan melakukan apa saja untukmu, untuk hubungan kita." Ucap Lalisa sambil mengelus satu pipi mandu Jennie, di hadapan sang ibu, Lalisa memperlihatkan bahwa ia memang benar-benar tulis mencintai putri semata wayangnya itu, namun, ibu Jennie seperti tidak ingin terprovokasi, ia memilih untuk memalingkan wajahnya dan memasang wajah kesalnya.

Jennie melengkungkan bibirnya kebawah, dia mengangguk-anggukan kepalanya. "Hm, aku percaya padamu."

"And, mom.. jangan sakiti Lalisa, atau aku tidak akan keluar kamar selamanya." Sambungnya mengancam sang ibu.

"Pssh, baby." Bisik Lalisa, sementara sang ibu hanya diam dan tidak menanggapi ancaman putrinya itu.

Jenniepun memasuki kamarnya, membiarkan Lalisa dan ibunya berbicara berdua.

Ceklek.

Pintu kamar Jennie terdengar terbuka lalu kembali tertutup, menandakan bahwa Jennie sudah memasuki kamarnya, setelah itu, hanya keheningan yang menyelimuti keduanya yang berada di ruang tamu.

"Eomeoni..,"

"Sudahku bilang jangan memanggilku dengan sebutan itu." Potong ibu Jennie sambil mendengus sebal.

Lalisa menarik napasnya. "Okay, sorry.. tetapi, apapun panggilanku padamu, itu tidak akan merubah tekadku untuk menikahi putrimu."

"Kau..."

Lalisa menatap ibu Jennie dengan lekat, kedua matanya bahkan ia beranikan untuk menatap kedua matanya. "Aku tidak menyalahkanmu yang tidak setuju memberikan putrinya kepada orang sepertiku."

"Tetapi... izinkan aku membuktikannya sekali lagi, eomeoni."

"Aku mencintai putrimu, cintaku bahkan tidak pernah main-main, dari awal aku bertemu dengannya, hingga detik ini, cintaku masih di milikki olehnya."

"Cih, kau bahkan sudah menyakitinya, Lalisa! Orang sepertimu, memang bisa berubah?" Sahut ibunya dengan tajam.

Lalisa hanya tersenyum tipis. "Maaf jika aku lancang, tetapi, apa, eomeoni bisa menjamin Jennie akan hidup bahagia jika bersama seseorang pilihanmu?"

Raut wajah ibunya semakin memerah. "Apa maksudmu? Jelas aku ibunya, aku lebih tahu kebahagiaan untuk putriku sendiri."

"Jadi, apa yang membuat Jennie bahagia?"

YOU (GxG) JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang