G!P
*
*
*
*
*Freen menyeret kopernya masuk ke dalam rumah, dia menghela nafas. Melepaskan topi pilotnya dan di letakkan di atas meja lalu dia duduk di sofa. Freen menyandarkan tubuhnya di sofa, memejamkan matanya lelah. Selama hampir satu bulan ini dia tidak pulang karna pekerjaannya. Sebagai seorang pilot, Freen memang sering menghabiskan waktunya di luar di bandingkan di rumah. Sebulan sekali Dia pulang ke rumah untuk menemui Mamanya dan selebihnya, Freen sibuk berkeliling dunia untuk bekerja. Papanya sudah meninggal karna kecelakaan saat Dia berumur 10 tahun.
Seorang perempuan paruh baya turun dari lantai dua, Dia tersenyum melihat putri kesayangannya sudah pulang. Wanita itu melangkahkan kakinya mendekati sang putri, Dia tersenyum melihat Freen yang memejamkan matanya dan bersandar di sofa. Dia menatap sendu dan juga rindu putrinya, wajah lelah putrinya sangat ketara.
"Freen."
Freen tersenyum dalam pejaman matanya saat mendengar suara lembut dari Mama nya, Freen membuka matanya dan melihat sang Mama yang sudah dudu di sebelahnya. Freen menegakkan tubuhnya dan langsung memeluk wanita yang sangat dia sayangi itu.
"Freen rindu sama Mama." Gumam Freen.
"Mama juga rindu." Dara tersenyum membalas pelukan Freen tak kalah erat. Dia juga sangat merindukan putri kesayangannya ini.
Freen melonggarkan pelukannya tapi tidak melepaskannya, tangannya masih melingkar di pinggang sang Mama. Dia tersenyum menatap Mamanya yang juga tersenyum menatapnya. Wajah yang sudah sedikit keriput namun tidak mengurangi kecantikannya, Bibir yang selalu tersenyum saat berbicara dengannya dan selalu menciumnya saat dia akan tidur.
"Kenapa menatap Mama seperti itu?"
"Nggak papa."
Dara tersenyum lalu mencubit gemas hidung Freen. "Sekarang kamu mandi, Mama mau bikinin makan siang buat kamu." Dara mengusap lembut rambut Freen. Putri kecilnya sudah dewasa. "Em.. Bau asem." Ucap Dara mengendus-endus badan Freen.
"Iihh.. Nggak ya. Orang wangi gini, Mama ngada-ngada." Freen melepaskan pelukannya dan mencium badannya sendiri.
Dara terkekeh, tangannya terulur merapikan baju Pilot yang Freen pakai sekarang. Baju yang di idam-idamkan semua orang. Dara sangat bangga dengan pencapaian putrinya sekarang.
"Nanti malam, kita makan malam sama temen Mama." Dara merapikan kerah baju Freen.
"Ngapain? Kenapa harus sama aku?"
Lagi Dara mencubit hidung Freen kali ini sedikit keras membuat Freen meringis mengusap hidungnya karna sedikit terasa sakit.
"Kamu lupa apa yang Mama bilang di telpon kemarin?"
Freen berpikir mencoba mengingat apa yang di katakan Mama nya di telpon kemarin. Freen menepuk jidatnya pelan saat berhasil mengingatnya.
"Tapi harus ya, Ma? Freen gak mau, ah."
"Freen. Umur kamu itu udah berapa? Udah 25 tahun dan Mama juga udah semakin tua. Mama juga pengen gendong cucu, Teman-teman Mama semua udah punya cucu semua, tinggal Mama aja yang belum."
"Kan baru 25 , Mah."
"Ya makannya itu, kamu itu harus cepat cari pendamping hidup sebelum semakin tua. Mau ya?" Dara menatap Freen dengan tatapan memohon.
"Tapikan... " Freen menghela nafas pasrah. "Ok, aku mau." Freen tidak bisa menoleh permintaan Mama nya kali ini. Apalagi melihat wajah memohon Mama nya, Freen jadi tidak tega. Dia juga sering meninggalkan Mamanya sendirian di rumah, mungkin dengan dia menikah, istrinya nanti bisa menemani Mama nya jika dia sedang bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot/ShortStory| FreenBecky(HIATUS)
RandomBaca Aja.. 🐇🌷 Futa.. Gender Bender... GxG...