CEO

2.3K 202 15
                                    

*

*

*

*

Freen berjalan santai menyusuri lorong rumah sakit, di gendongannya ada Becca yang memeluknya seperti koala. Dia sama sekali tidak malu dengan tatapan orang-orang yang menatapnya. Becca tidak perduli, dia hanya ingin bermanja dengan suaminya. Entah kenapa Becca ingin sekali bermanja dengan Freen tadi, dia juga tidak mengerti, mungkin juga karna bawaan bayi.

Setelah Freen bertanya kepada Dokter, Becca di perbolehkan untuk pulang. Lagi pula, Becca hanya pingsan saja jadi di perbolehkan untuk langsung pulang.

Freen mendudukkan Becca di kursi penumpang setelah sampai di mobil, melepas topi serta masker yang Becca kenakan.

"Langsung pulang atau kemana?" Tanya Freen menyelipkan anak rambut Becca ke belakang telinga.

"Langsung pulang, aku mau istirahat."

Freen mengangguk, memasangkan sabuk pengaman di tubuh Becca sebelum menutup pintunya. Becca menyenderkan kebelakang menatap ke luar jendela, tangannya bergerak mengusap perutnya yang masih datar. Becca tersenyum mengingat ada kehidupan di dalam perutnya sekarang, penantian mereka selama untuk mempunyai ini terkabulkan. Becca menoleh saat merasakan  ada tangan yang mengusap tangannya yang berada di perut, dia tersenyum melihat Freen yang juga tersenyum menatapnya.

"Sehat-sehat, sayang di dalam sana. Papi sama Mami pasti akan selalu jagain kamu." Ucap Freen lalu mendekat mencium perut Becca.

Becca tersenyum mengusap kepala Freen lembut, namun gerakan tangannya terhenti saat mendengar ucapan Freen. "Papi, Mami?"

Freen mengangkat kepalanya sejajar dengan wajah Becca. Dia tersenyum menatap wajah istrinya. "Iya, itu panggilan buat kita nanti setelah anak kita lahir. Dia akan panggil kita Papi dan Mami. Kamu gak suka, ya?"

Becca menggeleng kuat, dia sangat suka dengan panggilan itu. Tapi, menurut Becca, panggilan itu masih asing di telinganya. "Aku suka, tapi masih asing aja di telinga aku. Nanti juga pasti terbiasa."

"Terima kasih.. " Freen mengecup bibir Becca cukup lama. Becca menatap bingung suaminya setelah Freen melepas ciumannya.

"Kenapa berterima kasih?" Tanya Becca.

"Gak papa, mau aja." Jawab Freen.

Becca mendengus kesal atas jawaban suaminya, Freen tersenyum lalu menegakkan tubuhnya, memasang sabuk pengaman setelah itu mereka pergi dari rumah sakit.

Sesampainya di rumah, Freen harus kembali menggendong Becca ala koala seperti di rumah sakit tadi. Entah kenapa Becca jadi suka saat Freen menggendongnya seperti ini. Sangat terasa nyaman menurut Becca.

Sesampainya di kamar mereka, Freen menurunkan Becca dengan pelan di atas tempat tidur, seakan takut menyakiti Becca dan bayi yang berada di dalam perut Becca. Freen duduk di samping Becca yang sedang bersandar di kepala ranjang, Freen menunduk mencium perut Becca lalu naik ke atas mencium seluruh wajah Becca. Freen sangat bahagia sekarang, apalagi mendengar jika Becca sedang mengandung anaknya, kebahagiaan Freen bertambah berkali-kali lipat.

"Mulai sekarang, kamu jangan melakukan kegiatan yang terlalu berlebihan, jaga kesehatan kamu dan juga janin yang ada di dalam sini." Ucap Freen mengusap perut Becca.

Oneshoot/ShortStory| FreenBecky(HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang