-08

105 10 13
                                    

Matahari hampir tenggelam saat mereka menyelesaikan makan malam. Bunga Sakura melayang di udara sementara angin lembut berhembus menyapu wajah Shinji dari pintu geser yang terbuka lebar. Sayup-sayup terdengar dentingan lonceh angin. Ia duduk di bantalan seiza di sebuah bangunan tradisional di dalam kompleks istana yang terpisah dari bangunan utama. Beberapa pelayan yang lewat sambil membawa baki makanan memakai seragam biru gelap dengan simbol krisan di punggungnya. Tak luput dari perhatian Shinji bahwa pelayan-pelayan yang berada disini memakai seragam berbeda dengan mereka yang berada di bangunan utama dengan seragam yang jauh lebih modern. Shinji melemparkan tatapan penasaran pada pangeran Hiro.

Pria itu duduk disisinya sambil menyesap teh, pandangannya tertuju pada pohon Sakura. "Disini adalah satu-satunya tempat dimana kita masih bisa merayakan festival musim semi," katanya memecahkan keheningan. "Karena tinggal itu pohon Sakura terakhir di negara ini. Sama seperti di tempat ini adalah monarki lama terakhir di negara ini." Pria itu menoleh menatap Shinji sambil tersenyum. "Aku membiarkan kakak perempuanku berkuasa. Meninggalkan tradisi lama kekaisaran. Meski begitu, bukan berarti kepercayaan tentang kepemimpinan dibawah laki-laki hilang. Di wilayah ini, dimana kuil kuno tersegel dan pintu kayu itu tertutup, gelarku adalah Tenno Heika—baginda kaisar."

"Bagaimana bisa begitu."

"Hm... mungkin kau tidak akan percaya ini. Lagi pula, dunia sudah berubah menjadi sangat modern... kita dikelilingi pagar-pagar besi dan peluru-peluru yang bisa menembus daging dengan mudah. Tapi, ditempat ini—tanah Yamato... ada kekuasaan gaib yang tidak boleh dilanggar. Karena tidak boleh dilanggar maka dibuatlah menjadi sebuah hukum kuno. Bahwa yang berkuasa dan yang mewarisi Kekaisaran ini adalah laki-laki dari keturunan keluarga utama Kaisar. Keberadaanku adalah menjaga perjanjian kuno itu, untuk tetap mempertahankan segel-segel disetiap kuil kuno yang ada diseluruh negeri. Segel-segel gaib yang bahkan aku sendiri tidak menyadari keberadaannya."

Shinji menelengkan kepala. Mengamati ekspresi dan senyum simpul di wajah pria itu. "Hm... jika Angel ada, mengapa tidak Yurei, Yokai atau Oni...?" Shinji menyimpulkan.

Pria itu membelalakkan mata, dan menoleh cepat ke arah Shinji. Membuat Shinji merona saat melihat ekspresi herannya.

Hiro melayangkan tangannya dan mengusap lembut pipi Shinji, menghapus butir nasi yang tertinggal di ujung bibirnya. "Ya. Tentu saja hal superanatural tidak mengejutkan lagi bagi pilot Evangelion."

Shinji mengerjapkan mata dan mundur ke belakang menghindari sentuhan pria itu dengan wajah merona.

Hiro menurunkan tangannya kembali, dan tersenyum, "Tentu saja gelar itu hanya untuk di kediaman pribadiku. Di luar sana, aku masih dipanggil dengan cara biasanya."

"Pangeran Hiro?"

"Hm... ma... tidak juga," katanya sambil mengedipkan satu mata. "Ayo. Aku akan mengantarmu ke tempat bodyguard mu menunggu," pria itu berdiri dengan elegan dan berjalan tanpa menunggu Shinji, membuatnya berlari kecil mengikuti langkah kaki panjangnya.

..............

Tawaran pertunangan itu secara resmi dikirimkan ke Gendo Ikari sehari setelah pertemuan Shinji dengan keluarga Kerajaan. Pihak NERV yang pada awalnya tidak menduga manuver itu, tetap bereaksi dengan cepat. Shinji dipanggil oleh Section-2 dan menjalani interogasi selama 3 hari; mereka berusaha mengorek maksud tersembunyi dari pertemuan itu, sesuatu yang mereka kira tidak disadari Shinji. Tentu saja, Shinji dengan keras kepala menjawab setiap pertanyaan dengan inti yang sama, "Istana menawarkan kerjasama untuk meningkatkan citra Kerajaan dan menunjukkan kerjasama yang erat dengan NERV. Pertunangan adalah salah satu yang ditawarkan, selain adopsi, tentunya. Tapi, posisiku di militer membuat opsi adopsi hampir mustahil. Maka, mereka menawarkan kontrak pertunangan."

RESETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang