-03

218 26 1
                                    

"Kita akan melakukan simulasi melawan Angel dan membuatmu terbiasa dengan Pallet Rifle atau yang juga disebut Pallet gun," kata dr. Akagi. "Anggap saja ini juga untuk latihan menembak. Semakin sempurna jangkauan, semakin besar presentase kemenangan." Mata wanita itu bergerak mengawasi Shinji, membuatnya tahu ada yang tak beres pada dirinya. Shinji berdiri dan menjaga ekspresinya senormal mungkin. Setelah beberapa saat, wanita itu berkata, "Sepertinya kali ini kita juga tidak bisa menggunakan plug suit. Kau bertambah tinggi secara progresif, aku perlu mengembangkan suit baru yang bisa beradaptasi dengan pertumbuhanmu," ia menggumamkan kalimat terakhirnya sambil berpikir keras. Lalu wanita itu memberi tanda agar Shinji melepaskan pakaiannya. Shinji yang kebingungan hanya menatap.

"Ah, aku juga perlu menganalisa sinkronasi-mu. Karena kau tidak bisa memakai plug suit, maka kau perlu melakukannya tanpa pakaian. Tidak bisa membiarkan ada material yang mengganggu proses analisis."

"T-tapi, dr. Akagi!" seru Shinji frustasi. Wanita itu menatapnya seolah ia tidak punya pilihan lain. "Paling tidak biarkan aku tetap memakai celana!"

"Celana dalam saja."

"Dokter!"

"Hush. Kau tidak perlu malu. Hanya aku dan para teknisi yang bergelar dokter, semuanya sudah terbiasa melihat tubuh telanjang manusia. Sudah menjadi bagian dari studi biotecnology. Sudah, jangan menghabiskan banyak waktu," katanya sambil mengibaskan tangan. Paling tidak wanita itu memberinya jubah mandi untuk berjalan menuju Eva. Sambil menghela napas menyerah, Shinji yang wajahnya merah padam ditengah tatapan rasa bersalah dan geli kru disana, naik ke dalam Eva.

"Uh, aku harap kau segera menyelesaikan plug suit-ku, dokter!" gerutunya.

Shinji bergidik oleh rasa dingin dari cairan LCL yang mulai memenuhi tabung. Perlahan cairan itu menyesuaikan diri dengan suhu tubuhnya dan bau darah melingkupi Shinji seperti ia berada di dalam rahim. Melayang di antara air ketuban. Suara Maya memandunya untuk mengosongkan pikiran. Berusaha menjadi satu dengan Eva-nya. Ia bisa mendengar senandung di kejauhan, seperti nina bobo."Rasio sinkronisasi melewati 75%," Suara Maya terdengar di latar belakang, tampak samar dan jauh.

"Detak jantung normal, gelombang otak normal. Tunggu dulu—"

"Melewati 80%! 82%!" tiba-tiba saja terdengar nada panik dari kru.

"Shinji-kun!" dr. Akagi terdengar panik. Shinji tidak mengerti apa yang membuatnya panik. Ia merasa baik-baik saja. Lebih baik dari biasanya, malah. "Shinji-kun kau bisa mendengarku!?"

"Video transmisi mati. Kita tidak bisa melihat apa yang terjadi dalam plug—"

"Detak jantung tidak stabil. Gelombang otak setara dengan orang koma."

"Transmisi suara? Gunakan gelombang kejut. Bawa Shinji kembali!"

"Transmisi suara masih aktf. Gelombang kejut diaktifkan!"

"Sinkronisasi terus naik. Plug bergerak semakin dalam!"

"Putuskan koneksi! Tarik paksa Plug!" perintah dr. Akagi.

"SHINJI-KUN! SHINJI-KUN!" dr. Akagi? Kenapa kau berteriak-teriak?

"Evangelion menolak perintah!" suara kepanikan itu terdengar makin samar.

Shinji berdiri di ruangan yang terang benderang. Begitu terang sampai ia tidak bisa melihat detailnya. Di sudut ruangan seorang wanita tampak berdiri, seolah menunggu. Shinji bergerak mengikutinya, tapi wanita itu terus berlari menjauh. Ia tidak bisa mendengar suara langkah kakinya sekalipun ia berlari sangat kencang.

Lalu tiba-tiba suara maskulin, suara yang terdengar familier berseru, "Berhenti, Shinji-kun!" Bersamaan dengan tangan-tangan kuat menahan lengannya. "Jika kau terus maju. Kau tidak bisa kembali." Suara itu tepat berada ditelinganya, tapi Shinji tidak melihat siapapun.

RESETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang