Chapter 7: Oh, Jadi Kau Orangnya?

321 30 4
                                    

Sudah hampir tujuh hari atau bisa dibilang seminggu ia berada di dimensi ini. Tepat Seperti kata Ei, besok hari jumat ia akan mulai masuk sekolah. 'yare yare.. Kenapa tidak biarkan aku masuk sekolah di hari senin minggu depan saja?', batin Scara. Kalau hari jum'at dia masuk, kan minggu ini dia cuma sekolah sehari doang, soalnya sabtu minggu libur. Tapi emak angkat nya ngotot dia harus pergi sekolah besok, Scaramouche menghelakan nafas. Ia menyandarkan punggungnya di sofa.

Jujur, ia sudah mulai terbiasa dengan kemewahan rumah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jujur, ia sudah mulai terbiasa dengan kemewahan rumah ini. Rasanya juga ketika pertama kali ia dibawa Wanderer ke rumah ini, ia merasa rumah ini lebih mencolok dari rumah lainnya di perumahan ini. Meski tidak sebesar Tenshukaku maupun istana Tsaritsa, tapi rumah ini saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa Raiden Ei, sekalipun menjadi manusia biasa, ia tetap memiliki value yang tinggi dibanding manusia biasa lainnya.

Tiba-tiba dirinya merasa mengantuk, ia pun berbaring dan menggunakan bantal sofa sebagai bantal kepala. Ei sudah pergi kerja dari pagi, Awan juga masih disekolah, sementara Makoto bersih-bersih di lantai dua. Tinggal Scaramouche di ruang tamu lantai satu. Setelah membereskan surat-surat nya bersama Ei dan Awan di hari minggu, ia tidak ada kerjaan semenjak hari senin

Bukannya dia tidak mencari jalan untuk kembali ke Teyvat, dia sudah melakukannya selama tiga hari. Izinnya kepada Makoto, katanya mau menelusuri daerah perumahan ini serta menelusuri daerah terdekat biar lebih bisa beradaptasi. Memang tidak salah, tapi niat nya yang sebenarnya adalah mencari tempat-tempat yang sekiranya akan muncul retakan dimensi menuju Teyvat. Namun sudah tiga hari ia berjalan-jalan, tidak ada petunjuk sedikit pun. Ia bahkan sempat dikira sebagai Wanderer yang bolos sekolah oleh para tetangga, sampai-sampai ia mendapat teguran dari Ei untuk berhati-hati.

Akhirnya ia memutuskan untuk istirahat dulu hari ini di rumah sembari menunggu adik kembar angkatnya pulang.

Beberapa menit kemudian, ia pun tertidur.

15.15 PM

Scara terbangun mendengar suara pintu dibuka, "Tantee, aku pulaanngg", ujar suara yang ia kenal. Scara bangun dari tidur nya di sofa dan menguap, "hoammhh, Okaeri (selamat datang kembali)...", ujar nya. "loh? Mana tante Makoto kak?", tanya Awan. "tidak tahu, seperti nya pergi berbelanja ketika aku ketiduran tadi", ujar Scara. "oh begitu-"

"Awan, aku sudah boleh masuk sekarang?", - ???.

Mendengar suara asing diluar pintu rumah membuat kewaspadaan Scara meningkat. "s-sebentar!", ujar Awan pada suara di luar. ".. Yang barusan itu siapa?", tanya Scara dengan deathglare. "Hm? Oh, dia teman sekelas ku, Kazuha", ujar Awan. Scaramouche langsung tegang, wajahnya menggelap, ".. Kazuha... Kaedehara Kazuha..?", tanya Scara dengan nada berat. Wanderer seketika merasa takut melihat wajah Scaramouche. "k-kenapa kak..?", tanya Awan. Melihat sang adik yang sepertinya ketakutan, Ia pun menghelakan nafas, "tidak apa-apa, aku akan keatas kalau begi-"

"Awan?", - Kazuha.

"?! T-tunggu! Kazuha, Jangan ma-", - Awan.

Belum selesai percakapan Wanderer dan Scaramouche, pintu rumah sudah terbuka, menampakkan seorang pemuda dengan rambut putih dan beberapa helai kemerahan disisi rambutnya. Merah bertemu purple neon, Scaramouche tidak percaya matanya, si Kazuha ini.. Sangat mirip dengan Niwa, hanya warna rambut yang berbeda. 'takdir memang kejam..', batinnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can I Call You Brother? Or... Darling?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang