Jangan lupa berikan vote sebelum baca dan tinggalkan jejak di kolom komentar, ya
HAPPY READING
🌙🌙🌙
Shakira menghentikan motornya setelah sampai dihalaman rumahnya. Bangunan sederhana berlantai satu dengan cat yang sudah memudar itu adalah tempatnya berteduh dari teriknya matahari dan mengistirahatkan tubuhnya di malam hari.
Setelah memarkirkan motor dihalaman, ia masuk ke rumahnya. Langkah kakinya membawa Shakira ke tempat tidurnya. Diletakkannya thinwall plastik berukuran sedang di meja kayu. Tatapan matanya melihat risol yang masih tersisa banyak.
"Kakak udah pulang?" Suara kecil itu mengalihkan esensi Shakira. Segera ditutupnya thinwall, kemudian tersenyum lembut menyambut adik perempuannya.
"Iya, baru saja Kakak sampai rumah. Adek mana?"
Shakira merupakan anak perempuan pertama dikeluarganya. Ia memiliki dua adik kesayangan. Jihan, adik pertama yang sekarang duduk dibangku kelas 8 SMP dan Reo, adik bungsunya yang masih kecil dimata Shakira. Padahal sudah kelas 5 SD.
Bagi Shakira, mereka berdua adalah tujuan hidupnya. Ia tidak boleh menyerah atau mengeluh atas hidupnya. Sebab, ada dua malaikat yang harus ia jaga dan rubah masa depannya.
"Reo ada di kamar." Mata Jihan menangkap sebuah benda berisikan makanan. "Jualan Kakak hari ini nggak habis, ya? Jihan bantu jualin, ya?"
Gelengan kepala Shakira menjawab pertanyaan dari adik perempuannya. Jihan menang selalu ingin membantunya. Namun, Shakira akan terus melarang. Lagi pula, mencari nafkah keluarga adalah tanggung jawab dari anak pertama. Mengingat sang ayah pergi entah ke mana meninggalkan sejumlah utang dan ibu tercinta yang terbaring sakit lumpuh karena kecelakaan.
"Kamu temanin Reo aja seperti biasanya. Risol ini sebagian akan kakak bawa ke tempat kerja. Nanti sisanya bisa kalian makan buat camilan." Dielusnya puncak rambut Jihan dengan lembut.
"Siap, Kak Kira," balas Jihan dan bergegas keluar dari kamar kakaknya menuju ke kamar samping. Di mana Reo, si bungsu sedang menggambar sesuatu.
Setelah selesai berganti pakaian, Shakira langsung berjalan ke arah kamar sang ibu. Ia harus mengganti pampers dan mengurus ibunya sebelum berangkat bekerja. Tak pernah sekalipun Shakira merasa jijik ketika membersihkan kotoran ibunya. Menurutnya, saat inilah Shakira harus melakukan baktinya kepada wanita hebat yng sudah mempertaruhkan nyawa untuk membawa Shakira ke dunia fana ini.
"Shakira bawa makanan kesukaan Ibu, kita makan dulu, ya, Bu." Diletakannya sebuah nampan berisi makanan juga minuman di nakas. Dengan hati-hati, Shakira membantu ibunya agak berbaring sedikit tinggi agar merasa nyaman saat makan.
Sering kali ia ingin menangis melihat kondisi ibunya yang semakin hari semakin kurus saja. Seakan sekarang ibunya adalah dua orang yang berbeda. Kulit wajahnya kian menkirut, badannya semakin kering hingga tulangnya terlihat jelas.
Ke mana perginya wanita cantik itu? Semenjak mengalami kelumpuhan, wanita itu jarang berbicara pada anak-anaknya. Kalimat yang sering diucapkannya adalah sebuah permintaan maaf pada ke tiga anaknya, terutama si anak pertama perempuan karena sudah menanggung beban begitu berat.
"Ibu pasti lapar banget, ya? Makannya sampai lahap gini," katanya sambil tertawa kecil. Berharap melihat senyum manis dari ibunya.
Sayangnya, kali ini pun ia gagal melihat kembali senyum manis juga hangat dari sang ibu tercinta. Tatapan ibunya hanya memancarkan kekosongan. Seakan sudah tidak ada minat untuk hidup di dunia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shakira Anak Pertama [END]
Teen FictionTerlahir sebagai anak pertama itu berat, ya? Itulah pertanyaan yang selalu muncul dalam benak Shakira Adiba. Siswi pintar dari SMA Rajawali itu harus menjadi tulang punggung keluarganya setelah Sang ayah pergi meninggalkan sejumlah utang, sementara...