14 - Zavira Aurelia

245 57 58
                                    

"Aku ingin kau menerima seluruh hatiku,"

"Aku ingin kau mengerti dijiwaku ada kamu,"

Lirik demi lirik dinyanyikan oleh Arsenio, Jean, juga Aldino. Sedangkan Kenzo memainkan sebuah gitar dipangkuannya. Ke empat cowok itu sedang berada di lantai dua gudang sekolahnya yang sudah disulap menjadi basecamp untuk membolos. Meskipun hanya memiliki satu lampu sebagai pencahayaan, gudang ini tidak terlihat gelap dan suram menakutkan seperti film horor.

Gudang sekolahnya bisa dibilang cukup rapi tertata. Jangan ditanya bagaimana mereka memiliki kunci gudang. Berawal dari Aldino dan Arsenio yang di suruh membersihkan gudang saat dihukum, lalu mereka menemukan sebuah ruangan dilantai kedua dalam gudang. Tentu saja dimanfaatkan oleh Aldino. Setelah selesai menjalankan hukuman, Aldino kembali mengunci pintu gudang. Lantas saat Bu Melisa meminta kunci gudang itu, Aldino mengatakan bahwa kuncinya hilang karena dilempar oleh Arsenio.

Dari sanalah Aldino kini memegang kunci utama gudang. Beruntunglah, gudang di sekolah jarang dibuka. Jadi, selama ini belum ada seorang guru yang mengetahui bahwa Aldino dan teman-temannya memiliki basecamp di dalam gudang.

Lagu Yovie & Nuno itu selesai dinyanyikan. Kenzo meletakkan gitar di sebelahnya. Aldino merebahkan tubuh di atas meja panjang. Tangan kanannya digunakan sebagai bantalan kepala. Sedangkan lengan tangan kiri untuk menutupi kedua mata. Pikirannya menerawang tentang semalam. Perasaan bersalah kembali hadir kala mengingat bagaimana beratnya hidup Shakira.

Tidak pernah terpikirkan bahwa sosok cewek manis yang sudah memikat hatinya sejak lama itu ternyata memiliki garis takdir yang berat. Senyum manis yang selalu terukir dibibirnya, ternyata hanya sebuah topeng untuk menutupi masalah hidup.

"Gimana progres kamu buat dekatin Shakira? Aku lihat masih gitu-gitu aja." Aldino menyingkirkan tangan kiri. Kepalanya memiring menoleh ke arah Kenzo yang tiba-tiba bertanya.

"Emang masih gitu-gitu aja. Shakira susah banget didekatin. Apa langsung ku pelet aja, ya?" Aldino menjawab tanpa berpikir.

Arsenio yang berada tepat di samping Aldino, memukul kepala cowok itu menggunakan sebuah buku yang digulung. "Cocotmu itu main bicara soal pelet. Nggak takut kamu." Setelah selesai memarahi Aldino, Arsenio kembali memukul kepalanya lagi.

Jean tertawa melihat Aldino menderita. Cowok di sebelah Kenzo itu memang suka tertawa kalau temannya menderita. "Diam, kamu!" Kesal Aldino membuat tawa Jean berhenti. Digantikan cengiran sambil menunjukkan kedua jemarinya.

"Kamu dekatin Shakira dengan cara apa? Kok bisa sampai sekarang masih gitu-gitu," tanya Kenzo kembali. Aldino melemparkan tatapan mencurigakan pada Kenzo. Di mata Aldino, kini Kenzo sangat aneh. Tidak biasanya cowok itu kepo dengan kisah percintaannya.

Aldino merubah posisi menjadi duduk bersandar pada tembok. Kaki kirinya melipat ke depan dan kaki kanan ditekuk. Lalu, menaruh tangan kanan di atasnya. "Tumben kamu kepo. Biasanya bodo amat sama urusan ginian. Mencurigakan sekali." Aldino memincingkan kedua mata.

Kedua bola mata Kenzo memutar. Dari sebelumnya, ia memang tidak tertarik mengetahui kisah percintaan dari Aldino. Apalagi sudah mengetahui alur kisahnya yang hanya bertahan sampai satu bulan. Itupun hanya Zavira saja. Namun, semenjak Aldino mengungkapkan ketertarikannya pada Shakira, ia merasa penasaran bagaimana hasil akhirnya.

Sebab itulah dirinya sangat ingin tahu sampai mana kemajuan Aldino dalam mengambil hati Shakira.

"Aku cuman kepo aja. Emang aneh kalau aku nggak boleh tahu?" Kenzo membela dirinya. Dari ekspresi wajah Aldino, ia tahu bahwa si narsis itu mencurigai dirinya kalau memiliki perasaan yang sama terhadap Shakira. Padahal, tipe cewek Kenzo bukan Shakira. Namun, ada disekitar gebetan Aldino.

Shakira Anak Pertama [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang