𝑩𝑨𝑩 17 [𝑻𝒂𝒆𝒉𝒚𝒖𝒏𝒈]

136 18 3
                                    

*
*
*

"Aku baru sampai di bandara," ujar Namjoon memberitahu saat menerima panggilan dari seseorang. Baru saja hendak keluar dari mobil tiba-tiba seseorang sudah berdiri di depannya dengan senyuman lebar.

"Hai," sapa orang itu dengan satu tangan melambai tanda menyapa.

Mata Namjoon terbelalak kaget, baru saja ia ingin mendatangi orang itu tapi orang yang di maksud sudah berada di depannya.

"K..kau?! Astaga!" pekik Namjoon memegang dadanya karena terkejut dan lega di waktu bersamaan.

Lega karena orang yang ia tunggu-tunggu selama ini sudah ada di depannya.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Namjoon sembari memeluk sahabatnya itu.

Pemuda bernama Taehyung itu tanpa ragu membalas pelukan hangat Namjoon ia bahkan mengeratkan pelukannya dengan anggukan kecil. "Aku baik, sangat baik setelah melihat mu secara langsung," ungkapnya tidak kalah bahagia.

Namjoon melepaskan pelukannya dan mengambil koper Taehyung tapi pemuda itu menggeleng cepat tanda menolak. "Jangan! biar aku saja. Perjalanan kesini melelahkan bukan?" Taehyung mengambil sendiri kopernya lalu memasukkan ke dalam bagasi mobil.

Setelah itu saat ingin masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi ia berdehem. "Aku yang menyetir," sambungnya sembari menggeleng pelan karena Namjoon sudah masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi.

Akhirnya Namjoon mengalah dan pindah ke kursi penumpang sebelah Taehyung.

Mobil yang di kendarai mereka berdua akhirnya keluar dari parkiran bandara dan menuju jalan raya besar. Mobil yang di kendarai oleh Taehyung melaju dengan santai. Sepinya jalan raya yang mereka lewati membuat Taehyung dengan mudah melajukan atau melambatkan mobil sesuka hatinya.

Tapi Taehyung tetap meningkatkan kewaspadaan jalan di depan atau di samping mobilnya karena tidak menutup kemungkinan semua pengendara mobil akan berfikiran sama seperti dirinya dan bisa saja kecelakaan terjadi.

Jalan raya yang mereka lewati adalah jalanan luas dengan pemandangan rumput ilalang di sebelah kiri dan kanan yang masih minim pemukiman di daerah dekat bandara.

Walikota yang menjabat saat ini memang sengaja membangun bandara jauh dari pusat kota. Alasannya agar mengurangi sedikit kemacetan jika bandara di bangun jauh dari pusat kota.

Itu yang Namjoon tau.

Bandara memang jauh dari pemukiman penduduk kota, Namjoon harus menempuh sekitar 1 jam 12 menit untuk ke bandara, maka dari itu Taehyung tidak mau sahabatnya itu kelelahan.

"Kau lelah kan?" tanya Taehyung di tengah heningnya mereka.

Namjoon tidak menjawab. Sejak mobil melaju pemuda itu hanya menyamankan posisi dengan bersender dan menatap pemandangan rumput ilalang yang mereka lewati. Namjoon juga memberikan isyarat jari jempolnya pada Taehyung sebagai jawaban.

Ia sedikit malas untuk berbicara sekarang. Karena angin yang menerpa wajahnya membuat kantuk menyerang seketika.

Sudah lama juga ia tidak mengendarai mobil sejauh ini. Biasanya yang akan berada di kursi kemudi adalah ayahnya, supirnya, Jungkook, atau Yoongi.

Biasanya seperti itu.

Di lain sisi pemuda yang beda 2 bulan lebih muda dari Namjoon itu terkekeh geli. Ia mengeluarkan sesuatu dari Sling bagnya lalu memberikan beberapa permen karet.

"Nanti setelah ini kita singgah di mart terdekat. Aku tau tempatnya," lanjut Taehyung memberi tahu.

Namjoon yang baru saja mengambil permen karet dari tangan Taehyung mengerutkan keningnya. "Tau?" tanya Namjoon heran.

𝐄𝐠𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang