𝑩𝑨𝑩 14 [𝑺𝒆𝒔𝒊 𝑨𝒘𝒂𝒍]

108 11 1
                                    

*
*
*

"Sudah siap?" tanya Azura pada Jimin yang sedang merapikan beberapa berkas di meja Azura.

"Sudah kak, aku bisa melakukan apa hari ini?" tanya Jimin kembali.

Azura mengambil satu kertas yang penuh dengan tulisan tangannya dan menyerahkan kertas itu pada Jimin."terapi kali ini, aku yang memulai duluan. Sebenarnya hanya sesi awal saja. Aku hanya memastikan apa yang terjadi sebenarnya lalu tindakan selanjutnya akan kita diskusikan."

Jimin membaca tulisan tangan Azura dengan fokus lalu mengangguk paham. "Aku mengerti kak."

Tak selang beberapa lama suara ketukan pintu membuat Azura dan Jimin melihat ke belakang, keduanya menunduk hormat karena yang datang adalah Joon.

"Selamat datang tuan besar," sapa Azura pada Joon.

Bukan hanya Joon yang datang Yoongi juga ada setelah Joon masuk ke dalam ruangan Azura.

Azura sedikit terkejut karena Joon datang bersama Yoongi. Biasanya yang akan mengantarkan Yoongi untuk terapi adalah Sarah atau adiknya tapi kali ini tidak biasanya Joon datang. Wanita itu berfikir sejenak lalu mengangguk kecil ia tau sepertinya ada hal penting yang membuat Joon Amartya repot-repot datang ke sini.

Azura merapikan jasnya lalu tersenyum ramah memperkenalkan Jimin. "Ini Jimin, asisten pribadi saya."

Pria itu balas tersenyum ramah dan menatap Jimin"Oh ya! Salam kenal, aku Joon Amartya ayah Yoongi."

Jimin tersenyum lebar lalu membalas jabatan tangan Joon setelah itu berganti dengan Yoongi yang juga menjabat tangannya.

Sebelum masuk ke sesi terapi Joon tersenyum penuh arti ke arah Azura, wanita itu mengangguk paham dan memanggil satu suster untuk membawa Yoongi ke ruangan terapi.

Yoongi tidak ambil pusing, ia tetap mengikuti perintah psikiater nya dan mengikuti langkah suster yang keluar dari ruangan. Sekarang hanya tersisa Joon, Jimin, dan Azura.

"Silahkan duduk tuan," ucap Azura mempersilahkan Joon agar duduk di sofa.

Setelah ketiganya duduk nyaman di posisi masing-masing Joon mengeluarkan amplop dari sakunya lalu memperlihatkan raut wajah dingin. Raut wajah yang semula Jimin lihat sangat ramah kini berubah menjadi sedikit menakutkan.

Pemuda itu tetap diam dan melihat interaksi antara Azura dan Joon di depannya.

"Kerja bagus Azura," ucap Joon sembari meletakkan amplop yang di pegangnya ke atas meja.

"Surat perjanjian dan semuanya sudah ada di sana," lanjut Joon. Pria itu menaikkan kedua tangannya ke atas sofa lalu menatap Jimin yang sedari tadi duduk tegap menghadapinya.

"Kau.. bisa jaga rahasia kan?" tanya Joon beralih pada Jimin yang sedari tadi memperhatikannya.

Pemuda itu terkejut bahkan ia tersenyum canggung lalu mengangguk kecil. "Bisa tuan, bisa!"

"Bagus. Setelah ini kau adalah orang ku," jawab Joon.

Pria itu berdiri lalu merapikan jasnya. "Sisanya aku serahkan padamu Azura," perintah Joon kemudian pergi melangkah meninggalkan kedua orang yang masih menatapnya.

𝐄𝐠𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang