𝑩𝑨𝑩 2 [𝑲𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏]

241 19 2
                                    

*
*
*

Acara makan malam yang disusun dengan sangat matang itu selesai dengan baik. Baik keluarga Amartya maupun keluarga Almero sama-sama berdiri setelah mengucapkan kata pamit.

Sebelum keluarga Almero pergi Sarah menerima bingkisan besar yang hampir menutupi tubuh kecilnya itu.

"Kami tidak pernah membawa dengan tangan kosong," ujar Delia kemudian. Ia menyerahkan bingkisan itu ke Sarah sambil terus tersenyum. Senyum yang tidak pernah luntur.

Keluarga Almero sudah lama tidak menginjakkan kaki di kota ini. Hanya beberapa kali pulang pergi namun lebih sering menetap di luar negeri.

Beberapa tahun lalu memang Joon dan Juan sama-sama menjadi rekan bisnis di bidang kesehatan. Joon yang menjadi pemasok bahan obat herbal dengan sangat senang Juan mau membelinya. Karena Juan memiliki rumah sakit di kota nya dan hal itu juga menguntungkan bagi Juan.

Setelah sekian lama tidak bertemu kembali, meskipun pernah bekerjasama baik Joon dan Juan belum sempat bertemu lagi.

Namun setelah mendengar kabar Juan dan Delia kembali ke kota ini Joon berniat mengundang rekan bisnis yang sudah bisa di bilang menjadi teman akrabnya itu.

Sementara Yoongi tidak tau sama sekali mengenai rekan bisnis ayah ibunya yang ini, ia tadi mengira jika yang datang adalah yang biasanya ia temui di acara-acara penting tapi yang ini lain. Makanya ia sangat terkejut pula dengan kehadiran putra satu-satunya mereka. Namjoon Almero.

Putra semata wayang dari keturunan Juan Almero dan Delia.

Setelah keluarga Almero pulang berserta para pengawal yang menemani, kediaman Amartya kembali sepi. Hanya beberapa pelayan yang mulai sibuk membersihkan sisa-sisa acara.

Kediaman utama ini tidak jauh dari kediaman kedua milik keluarga Amartya. Hanya saja memang kediaman utama lebih sering di jadikan tempat acara penting meski ada banyak kamar disini, tak jarang Joon dan istirnya akan tidur di kediaman utama.

Sementara Yoongi lebih menyukai kediaman kedua yang memang benar-benar rumah tak pernah di isi acara seperti kediaman utama. Itu sebabnya sejak acara mulai dan mulai membosankan Yoongi ingin pulang dan tidur di kediaman kedua. Selain tempat paling nyaman tempat itu tidak ribut sama sekali.

Namun Yoongi belum mau beranjak karena ia merasa ada hal yang perlu di bahas dengan ayahnya. Hal yang sama juga di lakukan ayah dari 2 anak itu.

"Kau penasaran?"

Begitu mendengar suara dari Joon. Lelaki berumur itu pun duduk di salah satu sofa.Yoongi mengikuti ayahnya dan duduk di seberang lelaki yang lebih tua darinya.

"Dia begitu mirip, ia kan?" tanya Joon lagi raut wajahnya berubah serius.

"Ayah sengaja?" Bukannya menjawab Yoongi malah bertanya dengan nada menuduh.

Meski begitu sudah lama sekali Yoongi tidak melihat orang yang sama seperti tadi. Dari tadi ia diam dan memasang raut wajah tidak bisa di tebak kini berubah drastis. Wajahnya terlihat kemerahan, dan bulir bening jatuh dari matanya.

Elle duduk di sebelah kakaknya dan menggenggam tangan sang kakak dengan erat. Gadis yang memiliki rambut keriting itu sudah tau bagaimana perasaan kakaknya, ia bahkan sangat menahan air mata saat bertemu Namjoon yang sangat mirip dengan kakak keduanya dulu.

"Ayah tidak tahu harus menjelaskan apa, biar semuanya berjalan dengan natural, apa adanya." Joon merebahkan dirinya di sofa empuk. Ia bingung harus bagaimana namun semua sudah terjadi.

"Ibu juga tau?" tanya Yoongi kemudian, kini suaranya bergetar hebat.

"Kau Elle?" berganti, kini Yoongi bertanya lagi pada adiknya.

𝐄𝐠𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang