𝘉𝘈𝘉 19 [𝘗𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯]

165 18 2
                                    

*
*
*

"Kau yakin tentang isi suratnya?" tanya seorang pemuda yang sedang berdiri sambil memegang kaleng soda di tangan kanannya. Matanya tampak menyipit sedikit karena merasa heran dengan isi surat tersebut.

Pemuda satunya yang sedang membaca isi surat dimaksud sedikit ragu dan menatap lawan bicaranya ."Ini aneh," ujarnya.

"Harus sampai pada Junov, kita simpan saja." Pemuda yang tadinya membaca isi surat aneh itu kembali memasukkan surat tadi ke dalam kaleng usang.

Pagi buta kediaman Amartya sedikit dihebohkan dengan adanya surat di dalam kaleng yang ada di depan pagar luar. Ada 3 kaleng yang berisi surat di dapatkan oleh penjaga dan langsung mendapatkan perhatian oleh para penjaga.

Sebelumnya tidak pernah terjadi hal seperti ini. Kedua penjaga itu hanya berhasil membuka satu surat yang isinya kombinasi angka rumit dan panjang.

---

"Mereka sudah menerima surat itu?"

seorang wanita paruh baya kembali menoleh pada yang lebih tua di belakangnya dengan wajah penuh raut tanya.

"sudah di terima?" tanyanya lagi dengan raut wajah berubah kesal dan intonasi nadanya berubah naik karena kesal yang diajak berbicara terus diam.

Pria yang dimaksud hanya mengangguk sambil menyesap kopinya lalu tersenyum kecil sebelum menjawab. "kita lihat saja nanti," jawabnya sebagai penutup.

---

Junov pengawal kepercayaan keluarga Amartya baru saja masuk ke dalam ruangan Yoongi sudah mendapatkan panggilan. Panggilan itu ia abaikan dan lebih memilih menemui tuannya terlebih dahulu karena pasti akan ada perintah yang lebih penting.

Namun saat Junov sampai tepat di depan meja Yoongi, lelaki itu merasakan ponselnya terus bergetar tanpa dering. Merasa sedikit terganggu ekspresi Junov pun menjadi perhatian Yoongi.

"Kenapa?" tanya Yoongi.

Junov menggeleng lalu tersenyum tipis sebagai jawaban. "Ada yang bisa saya bantu tuan?"

Kembali, ponsel Junov bergetar lagi dan lagi membuat yoongi yang awalnya tidak tau menjadi tau. Bahkan getaran ponsel Junov terdengar di telinganya.

"Angkat dulu mungkin penting. Keluar lah jika sudah selesai kau bisa masuk kembali," ucap Yoongi kemudian kembali fokus pada laptopnya.

Setelah mendapatkan perintah barulah Junov menganggukkan kepalanya dan keluar dari ruangan Yoongi.

sekitar 2 menit lebih Junov belum juga kembali membuat Yoongi berfikir kemungkinan ada sesuatu terjadi di luar sana.

Tepat di menit 2.55 detik ledakan terdengar dari arah belakang ruang kerja Yoongi, tepatnya di taman belakang rumah. Pemuda itu langsung berdiri dan menutup laptopnya langkah kakinya tergesa-gesa keluar dari ruangan.

Sementara di luar para pengawal dan penjaga yang berada di pagar keluarga Amartya langsung berhamburan ke arah TKP dan langsung menyebar di sekitar sana.

Junov yang juga mendengar hal itu langsung terkejut dan hendak membuka pintu dibelakangnya namun Yoongi sudah keluar dengan raut wajah dingin dan serius.

𝐄𝐠𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang