𝑩𝑨𝑩 11 [𝑷𝒆𝒎𝒊𝒄𝒖]

153 13 6
                                    

*
*
*


"Sudah?"

Elle yang baru saja menutup pintu kamar kakaknya mengangguk lalu memberikan nampan berisi gelas yang sudah tidak ada isinya pada pelayan di depan kamar Yoongi.

"Sudah, kakak sedang membaca buku."

Jawaban Elle membuat rasa lega di hati Jungkook langsung memenuhi dirinya. Ia bersyukur jika sahabatnya itu tidak kembali tidur dan malah melakukan aktifitas lain.

"kakak masih tidak mau menerima tamu."

Mendengar penjelasan adik dari sahabatnya Jungkook mengangguk paham. Mereka berdua berjalan menjauhi kamar Yoongi dan memilih untuk pergi ke taman kediaman Amartya.

Sepanjang perjalanan ke arah taman baik Jungkook atau Elle tidak ada yang berbicara semuanya larut dalam pikiran masing-masing sampai ketika ponsel Elle berdering membuat keduanya terhenti. "Sebentar kakak aku mendapatkan panggilan dari dokter Azura."

Sementara Elle menerima panggilan penting Jungkook memilih duduk di kursi taman sembari mengeluarkan kotak rokok.

"Baik dokter. Terimakasih banyak."

Saat Elle telah selesai ia mencari keberadaan Jungkook dan ikut duduk di samping pemuda itu.

"Apa katanya?" tanya Jungkook sambil menyalakan pemantik apinya untuk membakar rokok yang sudah ada di sela jari.

Sebelum menjawab gadis cantik rambut keriting itu menggeleng pelan lalu bersandar pada pundak Jungkook. "Jangan merokok kakak, kalau stress bukan ini obatnya."

Belum sempat api sampai pada ujung rokok, Elle lebih dulu menjauhkan benda yang bisa membuatnya kesal itu. Bukan hanya Jungkook kakaknya pun suka dengan benda hasil olahan tembakau yang terbungkus rapi itu.

Di garis bawahi ketika mereka merasa stress.

Ketika stress biasanya bisa habis 5-6 batang.

Tapi Elle membatasinya. Ia tidak mau Yoongi kecanduan rokok. Dulu memang, sangat, bahkan pada saat masa perawatan juga tapi Elle selalu berusaha untuk mengurangi jatah kakaknya.

Sama juga dengan Jungkook, meskipun jarang bertemu sebisa mungkin ia ingin Jungkook jangan merokok di depannya.

Rokok membuat kesehatan semakin menurun, tidak mungkin ia mau kedua pemuda itu cepat jatuh sakit hanya karena menghisap rokok setiap hari.

"Dari kemarin kakak sudah kepikiran hal ini, jangan protes aku tidak mau kalian kecanduan tembakau bakar itu," desak Elle lagi kini dengan alis menekuk ia menatap Jungkook.

Mendapat teguran keras, tanpa protes Jungkook membuangnya bahkan menginjak rokok itu dengan sepatu pantofelnya.

"Maaf.. aku lupa kau tidak suka asapnya," kekeh Jungkook

"Aku tidak suka asap dan aromanya," protes Elle membenarkan ucapan Jungkook. "Menganggu kesehatan, menganggu pemandangan."

Dua manusia yang terpaut jauh usia itu memang sering bertengkar adu mulut bahkan fisik. Biasanya Elle akan memukul yang lebih tua jika terlalu kesal tapi tak jarang juga mereka akan menjadi akur di waktu-waktu tertentu. Seperti saat ini.

Setelah pertengkaran kecil itu keduanya sama-sama terdiam. Sejak tadi, saat Elle bersandar di pundak Jungkook pemuda pemilik piercing di bibirnya sudah membenarkan posisi agar Elle merasa nyaman.

"Aku sudah menduganya," ucap Elle dengan suara pelan.

"Dia.. Namjoon membawa pengaruh besar bagi kakak.." lanjutnya dengan intonasi suara semakin pelan seperti tidak ingin ucapannya terdengar orang lain.

𝐄𝐠𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang