Baby 1

19.1K 923 20
                                    

"Sialan!! Bagaimana bisa orang tua dari bayi itu tidak memberikan biaya untuk anak itu, aku tidak mau membiayai anak itu dengan uang ku," Seorang biarawati tampak frustasi karena panti nya lagi lagi kedatangan seorang balita yang dibuang oleh orang tua nya sendiri.

"Lalu kita harus bagaimana! Apa mungkin kita suruh saja dia mengamen di jalan setelah satu minggu anak itu mengamen kita buang saja dia," Ucap seorang pria yang tak lain adalah teman biarawati tadi.

Sang biarawati tampak terdiam dengan mata melirik tajam kearah Aelky Fael. Seorang balita berumur 5 tahun itu sudah dari bayi merah sudah berada di panti asuhan milik nya. Dan selama itu pula orang tua dari anak itu tidak membiayai semua kebutuhan bayi itu. Bahkan mereka juga tak pernah menemui anak mereka. Mereka hanya meninggalkan surat atas nama anak itu dan akta kelahiran nya saja tak ada yang lain.

Bayi itu terlihat menatap bingung sang ibu biarawati. Bocah itu tidak tau apa apa. Karena selama berada di sini diri nya selalu di bentak dan di caci maki.

"Kau benar, bayi menyusahkan itu harus mencari uang bagaimana pun caranya." Lani sang ibu biarawati itu langsung menarik lengan anak itu kuat dan mendorong nya keluar rumah.

"Kau bayi menyusahkan, jika tetap ingin tinggal di sini maka kau harus mengamen. Kau mengerti!! " Ael mengerjap polos karena air liur wanita itu menciprat ke wajahnya.

"Tapi. Amen itu apa ibu?" Tanya Ael memiringkan kepala nya tak mengerti akan ucapan Lani.

"Mengamen bodoh bukan amen, dasar bayi tolol," Lani mendorong dahi Ael dengan jari telunjuknya. Hingga kepala anak itu terdorong kebelakang hingga terjatuh ke tanah.

Lani melemparkan sebuah kaleng roti kearah Ael. Dan juga sebuah kayu panjang. "Ini alat alat untuk mu mengamen, dan sekarang pergi lah ke jalan raya dan minta uang pada pengendara mobil atau pun motor," Lani kembali berujar. Wanita muda itu masuk ke dalam rumah tak lupa menutup pintu kencang.

Ael bocah itu memegangi dadanya yang terasa berdetak kencang karena terus menerus terkejut karena ulah Lani.

Bocah itu menggaruk pipi gembul nya yang terasa gatal. Mata bulat berair itu menelisik sekitar. Sampai akhirnya menghela nafas sambil mengerucutkan bibir Mungil nya kebawah.

"Mau kemana. Ael juga gak tau jalan laya di mana," Ujar bocah 5 tahun itu. Ael memang jadel.

Kaki mungil itu mulai melangkah tanpa arah sampai akhirnya mata bulat berair itu berbinar melihat jalanan raya yang di padati oleh kendaraan.

Bocah itu mendekati sebuah mobil yang terparkir di jalan karena saat ini jalanan tengah macet. Tangan mungil itu mengetuk body mobil hitam itu hingga sang pengemudi membuka kaca mobil nya. Tapi pria tua pemilik mobil itu tampak bingung karena tidak melihat presensi seorang pun.

"Apa tadi aku mengigau hingga ku kira ada orang yang mengetuk mobil ku," Tanya pria tua itu pada dirinya sendiri. Baru akan menutup kaca mobil nya kembali tapi sebuah suara kecil nan imut itu terdengar.

"Aman~ kata ibu Lani minta uang~" Suara lembut dan kecil itu terdengar membuat pria tua itu kaget melihat kearah Ael. Bocah bertubuh mungil itu tampak menatapnya penuh binar dengan pipi gembul yang seperti tumpah itu.

"Nak mengapa kau bisa di jalan raya seperti ini. Dimana orang tua mu?" Pria itu menyamakan badan nya dengan Ael.

Ael Menggelengkan kepala nya. "Tak tau tuh? Ael tidak pernah liat meleka," Ujar anak itu cemberut. Kedua tangan mungil nya mengarahkan kaleng roti bekas kearah pria tua itu.

Pria tua itu terkekeh pelan melihat kaleng yang sangat besar saat Ael yang memegang nya. Bahkan kini wajah anak itu tak terlihat karena tertutupi oleh kaleng.

Baby Ael Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang