chptr 7

83 2 0
                                    

"Hei 25, jangan keras kepala deh."
Kata kloningan yang bernama 15.

"Seharusnya kalian mengerti kenapa aku seperti ini!"

91 merangkul bahu 25 sembari mengacak-acak rambut 25.
"Tak ada gunanya kalian bertengkar.
Lebih baik kita bergiliran menjaga dia."

Semua kloningan makhluk bersayap itu mengangguk setuju dan kemudian tidak ada lagi perselisihan di antara mereka.

Sang pemuda membuka matanya.

Tidak ada ekspresi apa pun di wajahnya.

Itu menyebabkan semua kloningan Kang Ilhun sedikit gugup.

"Jangan menyiksa diri dengan tidak memiliki rekan sejak aku mati."

Semua kloningan Kang Ilhun langsung terdiam.

"Kau bisa memilih siapa saja yang cocok menjadi rekanmu setelah dua bulan kemudian."

Angin berembus.

Semua kloningan Kang Ilhun berubah menjadi bola kecil sebelum di detik berikutnya menghilang tanpa jejak seolah tidak pernah ada sebelumnya.

"Dua bulan apanya?
Mencari penggantimu, begitu? "
Senyum sinis muncul di bibirnya Kang Ilhun.

Sang pemuda tidak bereaksi apa pun karena sudah sangat mengenalnya.

"Kau ini ya benar-benar! "
Kang Ilhun mengubah ukuran tubuhnya menjadi sebesar manusia.
Tapi tetap masih lebih besar dan lebih tinggi dia daripada sang pemuda.

"Ada banyak cara untuk mancari rekan yang cocok denganmu.
Salah satunya kau bisa berkonsultasi dengan pemimpin."

"Dia pasti akan menggangguku dengan segala pertanyaan yang mengesalkan."

Sang pemuda melihat bagaimana Kang Ilhun berjalan mendekat ke arahnya dengan tatapan yang tersirat akan kerinduan yang bercampur dengan berbagai perasaan yang kompleks.

"Kau mau ngapain?"

Kang Ilhun berdiri di hadapan sang pemuda.

Bertatapan dengan sang pemuda selama beberapa saat sebelum kemudian memeluk sang pemuda dengan amat erat.

"Hah....
Kalau kau mau membunuhku,
kau bisa membunuhku dengan kekuatanmu atau menyuruh kloninganmu untuk melenyapkanku."

Kang Ilhun sedikit melonggarkan pelukannya.
"Aku hanya mengingat kau yang masih sebangsa denganku.
Tapi meskipun ingatanmu sudah lengkap,
kekuatan ataupun kemampuanmu tidak sama seperti dulu.
Bahkan kau benar-benar sama seperti manusia. "

Sang pemuda tertawa pelan sambil menepuk-nepuk lembut dengan lambat punggung Kang Ilhun.
"Aku memang manusia.
Jadi wajar saja kalau aku bisa mati atau terluka saat kau tidak mengendalikan kekuatanmu."

Kang Ilhun berhenti memeluk sang pemuda,
lalu menatap sang pemuda dengan alis yang sedikit berkerut.
"Itu tidak bagus.
Aku pikir kau harus mendapatkan kekuatan dan kemampuan mu kembali."

Sang pemuda tersenyum miring.
"Hah. Kau tidak perlu memikirkan itu.
Aku akan mengurusnya sendiri."

Kang Ilhun memegang bahu sang pemuda.
"Bagaimana bisa kau mengurusnya sendiri?
Sekarang kau manusia.
Kau tidak punya kekuasaan seperti di kehidupan pertama mu."

Sang pemuda menggenggam tangan Kang Ilhun sesudah Kang Ilhun berhenti memegang bahunya.
"Jangan khawatir.
Sungguh.
Aku bisa melakukannya sendiri."

"Selain itu.
Apa keputusanmu setelah ingatanmu lengkap?
Kau mau menjadi rekanku lagi atau tidak?"

"Jangan mengajukan pertanyaan seperti itu.
Kau sendiri juga tau apa jawabanku meskipun aku tidak mengatakannya."

Kang Ilhun mengembuskan napas dengan senyum pasrah di wajahnya.
"Kau tidak mau melanggar peraturan karena kau tidak suka membuat masalah."

Sang pemuda mengusap-usap dagunya sendiri.
"Itu setengah benar.
Tapi itu bukan masalah."

Kang Ilhun mengusap sudut matanya tanpa disadari oleh siapapun,
kecuali sang pemuda.

"Kau pasti akan bahagia apapun ceritanya."
Kata sang pemuda dengan senyum tipis yang tersungging di bibirnya.

"Kau semakin dingin saja.
Betapa kejamnya! "

Sang pemuda menghela napas sebelum duduk di samping tempat tidur,
dan Kang Ilhun sendiri duduk di sebuah kursi yang terletak di dekat tempat tidur.

"Apakah kau tidak mau menjadi rekanku juga karena kau menyukai Yoo Joonghyuk? "

Sang pemuda mulai merasa jengkel dengan makhluk di hadapannya.
"Tidak.
Hah.... Sungguh!
Aku akan menjadi makcomblang kalau itu demi kau ataupun Yoo Joonghyuk."

"Aku saja yang sudah sangat mengenalmu masih merasa sedih begini.
Apalagi Yoo Joonghyuk yang belum begitu mengenalmu.
Dia pasti akan sangat merasa sedih setelah mendengar hal ini."

Sang pemuda berhenti merespons pada Kang Ilhun.

"Sesuai perjanjian.
Kau akan kembali ke bumi dan hidup bersama Yoo Joonghyuk."

Sang pemuda mengangguk sekali.
Puas dengan Kang Ilhun yang menepati janjinya.

Setidaknya Yoo Joonghyuk beruntung bisa hidup berdampingan dengan Kim Dokja.
Daripada aku yang sama sekali mustahil hidup berdampingan dengan Kim Dokja karena aku berasal dari bangsa yang berbeda.
Kang Ilhun menyembunyikan dengan baik suasana hatinya yang tidak keruan.

"Kau bisa mengunjungiku di masa yang akan datang walaupun tidak begitu sering.
Sebulan sekali mungkin tidak apa-apa."

"Aku akan menyamar saat menemuimu. "

Sang pemuda tersenyum tipis.
"Itu terserahmu."

"Aku tau. "

Sang pemuda tidak berhenti memandangi Kang Ilhun dengan tatapan intensnya sehingga membuat Kang Ilhun mempertanyakan maksud kelakuan sang pemuda.

"Kau bisa memegang ucapanmu untuk mengunjungi satu kali saja dalam satu bulan dan tidak lebih?"

Kang Ilhun melihat ke bawah,
ragu untuk menjawab.

Sang pemuda yang jelas sekali memahami seperti apa pemikiran Kang Ilhun tentu tidak marah ataupun terganggu jika Kang Ilhun nantinya benar-benar akan menemuinya lebih dari sekali dalam satu bulan.

Tapi percis seperti di kehidupan pertamanya.

Dia tidak akan bilang apakah dirinya itu keberatan atau tidak.

Itu untuk kejutan di masa yang akan datang.
Sang pemuda selalu seperti itu semenjak dahulu.

Kang Ilhun teringat dengan sifat sang pemuda yang terkadang penuh dengan rahasia setelah tidak lama terdiam dengan banyak pikiran yang bermunculan di dalam kepalanya.
"Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa mengenai keinginanku untuk mengunjungimu? "

"Kau akan tau jawabannya di masa depan."

Kang Ilhun menggumam sebentar sebelum membuat sang pemuda berteleportasi ke bumi.

Sampai jumpa, Kim Dokja.

Bos mafia terlampau terkejut begitu sang pemuda muncul di depan matanya tanpa pertanda apapun.

"Sudah lama kau menunggu disini?"

Bos mafia memeluk sang pemuda,
kemudian mencium bibir sang pemuda.

Aku tidak tau mengapa manusia suka berciuman dan berjimak.
Apa mungkin Kang Ilhun pernah berkeinginan untuk melakukan hal seperti itu denganku?

.

.

Bersambung

No LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang