chptr 10

88 5 0
                                    

"Ada apa ya?
Kalau misalnya akan memakan waktu yang lama,
sebaiknya kita duduk di atas batu saja."

Kang Ilhun menyunggingkan senyum usil yang membuat sang pemuda merasa sedikit tidak nyaman.
"Kau adalah bagian dari kami.
Seharusnya kau tidak di dunia bangsa duyung, Kim Dokja."

Sang pemuda mengerutkan alisnya.
"Apa maksudmu?
Aku ataupun kalian sama-sama seekor duyung.
Bagaimana mungkin-"

Kang Ilhun mengembalikan wujudnya dan wujud bos mafia selama beberapa detik sebelum kembali lagi dalam wujud duyung.

Sang pemuda terperangah hingga tidak bisa mengatakan apa-apa selama beberapa saat.
"Kalian ini makhluk apa?!"

Bos mafia tidak peduli apakah sang pemuda bersikeras untuk tinggal di dunia duyung atau tidak.
Prioritasnya yaitu membawa sang pemuda ke dunia bangsa manusia bersama dengan Kang Ilhun.
"Yang jelas kami ataupun kau bukanlah seekor duyung.
Sekarang kau harus kembali ke dunia asalmu, Kim Dokja."

"Aku mempunyai anak-anak yang harus dipertanggungjawabkan."

Bos mafia maupun Kang Ilhun tersenyum miring sebelum menyarankan sang pemuda untuk memanggil anak-anaknya.

"Ibunya juga harus dipanggil kalau begitu."

Bos mafia tidak mengubah ekspresi wajahnya.
"Ya ya. Panggil saja biar dia paham."

Sang pemuda langsung pergi ke tempat dimana istri dan anak-anaknya menunggu.

Bos mafia melirik Kang Ilhun yang tidak mengalihkan pandangannya dari punggung sang pemuda.
"Kau akan melubangi badannya Kim Dokja kalau kau tidak mengendalikan kekuatanmu."

"Kekekeke. Tidak akan.
Aku bukan seorang amatir."

"....."
Bos mafia beranggapan bahwa perkataannya kali ini tidak perlu ditanggapi.
Sungguh menyebalkan.

Sang pemuda bersama istri dan anak-anaknya tampak sedang berenang menuju ke tempat dimana bos mafia dan Kang Ilhun berada.

"Istrimu benar-benar cantik."

Sang pemuda tidak memiliki ekspresi di wajahnya,
tapi tetap menjawab.
"Terima kasih."

Bos mafia diam-diam mengamati istri dan anak-anak sang pemuda.
Pelaku yang menyebabkan Kim Dokja terpisah denganku dan memasukkan Kim Dokja ke dunia duyung benar-benar harus segera dilenyapkan.
Terutama yang membuat Kim Dokja memberikan benihnya pada orang lain sampai menghasilkan bayi!
Aku akan membunuhnya!

Sang pemuda memanggil nama bos mafia dengan agak cemas.
"Yoo Joonghyuk? Yoo Joonghyuk?
Apa kau baik-baik saja?"

Bos mafia tersentak dari lamunannya.
"Hm."

Kang Ilhun tertawa singkat.
"Yap yap.
Mari kita berangkat sekarang,
Kim Dokja."

Yoo Sangah memegang pergelangan tangan kiri sang pemuda,
mencegahnya untuk pergi mengikuti kedua laki-laki tersebut.

"Kenapa?"
Tanya sang pemuda.

"Anak-anak tidak mau berpisah denganmu."

"Jadi?"

Yoo Sangah membuat sang pemuda memegang kedua anaknya sementara dirinya sendiri berpura-pura baik-baik saja bahkan terlihat tidak peduli.
"Jaga dan rawat anak-anak."

Sang pemuda menatap kedua anaknya dan kemudian menatap Yoo Sangah secara bergantian.
"Aku tidak bisa menjamin kau akan bisa bertemu dengan anak-anak lagi."

"Tidak masalah."

Sang pemuda memasukkan salah satu anak mereka ke dalam dekapan Yoo Sangah.
"Aku merawat satu dan kau merawat satu sehingga kita tidak akan melupakan satu sama lain."

Yoo Sangah menganggukkan kepalanya.
Setuju dengan sang pemuda.

"Aku mengharapkan kebahagiaan akan selalu bersamamu,
Yoo Sangah."

"Begitu juga denganku.
Semoga kebahagiaan akan selalu bersamamu."

.

.

.

.

Bos mafia merutuk terus di dalam hatinya setelah mengetahui bahwa sang pemuda benar-benar sudah mempunyai anak dengan orang lain dan ingatannya yang ternyata tidak lengkap.

Kang Ilhun teringat dengan wujud sang pemuda di kehidupan pertamanya yang persis seperti sekarang ini.
Tapi bedanya terletak pada tubuh bagian bawahnya dan sayap yang ada di punggungnya.

"Anakmu kan ada dua?
Kenapa kau cuma bawa satu?"
Tanya bos mafia begitu sang pemuda sampai di depannya dengan seorang anak di dalam dekapannya.

"Untuk menemani istriku."

Mendadak,
bos mafia merasakan keharusan untuk kembali menemui perempuan yang berstatus sebagai istrinya sang pemuda,
lalu menghapus keberadaannya dari alam semesta.

"Kau baik-baik saja?"

Bos mafia kontan tersentak dari lamunannya.
"Tentu saja."

Kang Ilhun terpikirkan sesuatu setelah melihat interaksi antara bos mafia dan sang pemuda.
"Supaya kalian berdua tidak terpisah seperti sebelumnya saat aku teleportasikan,
kalian mesti mengambil posisi yang cukup vulgar."

Bos mafia menatap Kang Ilhun dengan tatapan yang tajam dan terbilang mengerikan.

"Aku akan membuat anaknya tidak akan bangun dari tidurnya sampai kondisinya aman."

Wajah bos mafia kembali santai dan seperti biasanya,
tanpa ekspresi.

Sang pemuda merasa sedikit gugup sesudah menangkap arti dari apa yang dikatakan oleh Kang Ilhun.

"Sekarang pun kalian bisa melakukannya."

Sang pemuda melihat Kang Ilhun.
"Aku tidak bisa melakukannya kalau sambil menggendong anak begini."

"Hei Yoo Joonghyuk.
Kau gendong anak dia."

"Tidak bisa.
Anak kecil hanya akan menjadi penghalang untuk melakukan apa yang kau katakan."

Kang Ilhun lekas menggendong anaknya sang pemuda.
"Berkonsentrasilah kalian berdua. "

"Terima kasih atas bantuannya."
Ujar sang pemuda dengan tubuh yang agak membungkuk.

"......"
Bos mafia diam saja.

Lalu Kang Ilhun membelakangi mereka berdua.

Bos mafia menatap sang pemuda sebelum menunjuk tubuh bagian bawah sang pemuda.
"Apa kau punya alat reproduksi yang tersembunyi di dalam ekormu seperti kebanyakan makhluk air pada umumnya?"

"Mungkin."
Jawab sang pemuda dengan nada yang tidak yakin.

Bos mafia mengangkat sebelah alisnya.
"Kau ini betulan tidak tau atau bagaimana sih?
Kenapa kurang yakin begitu?"

Sang pemuda terdiam selama beberapa detik sebelum memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Aku tidak memiliki ingatan dari masa aku kecil sampai saat ini."

Bos mafia sangat ingin memeluk sang pemuda untuk menenangkannya,
namun keadaan tidak memungkinkan dirinya untuk bersikap seperti itu.
Setelah ingatannya lengkap,
barulah aku bisa memperlakukannya seperti dulu.

"Jangan lama-lama.
Akan buruk akibatnya jika sampai ada yang tau tentang kekuatanku ini."

Suara Kang Ilhun mengingatkan mereka berdua mengenai pentingnya hal yang harus mereka lakukan.

Sang pemuda mendekati bos mafia,
kemudian berpegangan tangan dengan bos mafia seiring dengan mata mereka yang bertemu pandang.

.

.

Bersambung

No LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang