chptr 13

52 4 0
                                    

"Apa kau ini seperti bintang laut?"
Tanya Han Sooyoung.

Kang Ilhun memetik jarinya sekali.

Lalu semua kloningannya yang tadinya sedang sibuk dengan urusannya masing-masing,
kini berbaris menghadap Kang Ilhun.

"Tidak.
Ini semua terjadi karena kekuatanku."

Sang pemuda memegang pelipisnya sendiri dengan mata yang menutup sebelah.

Dua kloningannya Kang Ilhun bergerak membantu sang pemuda berbaring di atas tempat yang diduga adalah tempat untuk memancing ingatan sang pemuda.

Dua hari kemudian....

Han Sooyoung menahan diri untuk tidak bertindak diluar keinginannya sesudah dua hari penuh menanti sang pemuda bangun dari tidurnya.

Perempuan yang asal-usulnya tidak diketahui ini,
kemungkinan besar pernah mengalami hal yang serupa.
Dan mungkin lebih parah.
Misalnya menunggu Kim Dokja bangun selama bertahun-tahun.
Aku beruntung karena tidak mengalami hal buruk seperti itu.
Bos mafia merasa lega dalam hati,
tapi suasana di sekitarnya menjadi santai dan menenangkan sehingga orang-orang di sekitar yang peka pun dapat menyadarinya.

Anaknya sang pemuda selalu duduk di samping sang pemuda tanpa mengeluh.
Apabila ia mengantuk,
ia akan tidur di dekat sang pemuda,
karena ia tidak mau meninggalkan sang pemuda.

Enam puluh menit terlewati dengan suasana yang komplikasi,
namun orang yang ditunggu-tunggu akhirnya bangun juga dari tidurnya.

"Kim Dokja?
Bagaimana perasaanmu? "

Sang pemuda bangkit dari berbaringnya yang dibantu oleh dua kloningannya Kang Ilhun.

"Terima kasih atas bantuanmu,
Kang Ilhun."

"Ya.
Jadi, bagaimana perasaanmu? "

"Aku akan mengungkapkan perasaanku yang sudah lama terpendam kepada orang yang diam-diam aku sukai."

Bos mafia merutuk dalam hati.
Cobaan apa lagi ini, hah?!
Siapa pula orang yang diam-diam dia suka?!

Han Sooyoung tersenyum setengah sembari menggerakkan jari telunjuk tangan kanannya ke kanan dan ke kiri.
"Kim Dokja.
Jangan itu pula yang kau prioritaskan.
Kesehatan dan kestabilan tubuhmu yang harus kau prioritaskan,
barulah kau lakukan hal itu."

Sang pemuda bergeming dengan wajah dan tatapan datar.

Kembali lagi dengan sifat dinginnya.
Hah...
Bagaimana dia akan mengekspresikan perasaannya terhadap orang yang dia sukai jika dia saja seperti ini.
Dan siapa lah orang yang dia sukai?
Mengapa aku tidak tau?
Oh! Benar!
Dia ini adalah orang yang tertutup.
Tidak banyak bicara.
Dan juga jarang tersenyum.
Kang Ilhun memikirkan banyak hal dalam benaknya,
namun tak lama kemudian,
ia membuka mulutnya.
"Jadi sekarang apa yang akan kau lakukan? Kim Dokja? "

"Menjumpai orang yang aku suka."
Lalu sang pemuda berjalan mendekati anaknya yang ternyata sedang tidur di kursi panjang yang letaknya tidak jauh dari tempat ia terbangun dari tidurnya.

"Kau membawa anakmu?"
Heran Han Sooyoung dengan tatapan rumit.

"Tentu saja.
Tidak mungkin aku meninggalkan anakku."

Bos mafia yang dari tadi diam.
Kini mengutarakan pikirannya.
"Apakah kau akan meninggalkan aku?"

Sang pemuda bungkam.

Selanjutnya sang pemuda berjalan mendekat ke bos mafia.

"Apa?"

Sang pemuda memegang lengan berotot bos mafia sebelum mendekatkan mulutnya ke telinga bos mafia.
"Jadilah pasangan sah denganku."
Bisik sang pemuda yang cuman bisa didengar oleh bos mafia dan dirinya sendiri.

"Apa maksudmu?
Bukankah kau tadi bilang kalau kau akan...."
Bos mafia tidak melanjutkan omongannya setelah sang pemuda sedikit meremas lengan berototnya.

"Orang itu sudah berkeluarga dan sudah beribu tahun yang lalu bersatu dengan bumi.
Lagipula kau pun sudah bilang sendiri bahwa kau bersedia hidup bersamaku untuk selama-lamanya."
Lalu sang pemuda mengambil jarak satu meter dari bos mafia dengan senyum khasnya yang membuatnya tampak menggemaskan (?).

Bos mafia tersenyum misterius sebelum menyetujui permintaan snag pemuda dengan anggukan kepala.

Sang pemuda mengirim larangan dengan suara terendahnya ke dalam benaknya bos mafia.

Berhenti tersenyum.
Kau akan membuat siapa saja terpikat.

Bos mafia kontan menghilangkan senyum dari wajahnya dan kembali ke wajah datar tanpa ekspresi,
persis seperti sang pemuda.
Tapi bedanya,
aura bos mafia lebih dingin dan lebih suram.

Han Sooyoung dan Kang Ilhun yang dari tadi memperhatikan mereka berdua,
memikirkan satu hal yang sama.

Mereka sangat cocok

/

Mereka sangat cocok

"Han Sooyoung"
Panggil sang pemuda.

"...y-ya? Kenapa?"
Sahut Han Sooyoung dengan agak terbata dan sedikit gelagapan.

"Kau mau membuntuti aku atau tetap disini bersama Kang Ilhun?"

Han Sooyoung melihat Kang Ilhun selama beberapa saat.
"Kenapa aku bersama dia?
Aku bahkan tidak begitu mengenalnya.
Lebih bagus aku ikut denganmu."
Ujarnya sebelum berjalan ke samping sang pemuda,
dan memeluk pinggangnya.

"Tsk.
Singkirkan tanganmu,
Han Sooyoung."
Bos mafia melayangkan tatapan mautnya pada Han Sooyoung.

"Apa?
Kau iri?"

Sang pemuda menyelipkan tangannya pada pinggang bos mafia dan Han Sooyoung.
"Berpeganganlah padaku supaya kita tidak terpisah dengan paksa karena berteleportasi."

Bos mafia melingkarkan lengannya di sekitar pundak sang pemuda,
sementara Han Sooyoung semakin erat memeluk pinggang sang pemuda.

"Panggil aku kalau kau butuh bantuanku. "

Sang pemuda mengangguk dengan kalem.
"Aku pergi.
Sampai jumpa di lain waktu."

"Mn. Sampai jumpa. "

Setelah mereka pergi,
Kang Ilhun langsung memerintahkan seluruh kloningnya untuk beres-beres.

Kekuatannya mulai kembali.
Tapi walaupun begitu,
aku harap dia akan meminta bantuanku.
Kang Ilhun menatap kosong ke sebuah tempat bening seukuran telapak tangan manusia dewasa yang berisi sebuah bulu putih dan sebuah pecahan kristal gradien biru muda, biru tua, dan merah hati.
Yang baru saja ia keluarkan dari udara kosong melalui kekuatannya.

.

.

.

.

"Ayahanda?"
Anak sang pemuda bangun dari tidurnya,
menatap sang pemuda dengan kebingungan yang kentara di wajahnya yang imut dan menggemaskan itu.

Sang pemuda tersenyum hangat dan penuh akan kasih sayang.
"Masih mengantuk?"

Anaknya menggeleng-gelengkan kepalanya sebelum menempelkan wajahnya di ceruk leher sang pemuda.
"Kita akan kemana, ayahanda?"

Sang pemuda mengusap naik turun punggung anaknya berulang-ulang.
Tidak lupa dengan belakang kepalanya yang juga ikut diusap.
"Menuntaskan misi menyelamatkan bumi."

"Kim Dokja.
Apa yang harus kita lakukan agar misinya tuntas?"
Tanya Han Sooyoung.

.

.

Bersambung

No LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang